Bagian 21

6.7K 547 35
                                    

Yoongi pulang tengah malam dari club malam miliknya. Ia kesana untuk mengontrol keuangan dan sedikit bertemu dengan para koleganya yg ada di bawah tanah.

Saat ia memasuki kamarnya bersama Jimin, ia melirik ke arah sofa dekat balkon. Disitu ia melihat Jimin tertidur dengan pakaian santai dan memeluk beberapa boneka.

Rasa lelah yg Yoongi rasakan seketika menguap entah kemana saat melihat wajah tidur Jimin. Ia berjalan mendekat ke arah Jimin, berjongkok di depan Jimin yg tertidur telungkup. Tangannya terulur untuk mengelus rambut hitam Jimin, mencium kening Jimin lalu mengucapkan kata cinta.

Jimin yg merasa terusik dengan kecupan di keningnya pun membuka mata. Melihat wajah Yoongi di depannya ia langsung tersenyum meski dengan wajah mengantuk.

"Hei Baby, tidur lagi jika kau masih mengantuk hm." Yoongi berujar selembut mungkin dengan tangan yg masih setia mengelus rambut Jimin.

Jimin menggeleng lemah dengan senyum bulan sabitnya. "Jiminie menunggu hyung, ingin cuddling dengan hyung."

Yoongi tersenyum hangat. "Tunggu sebentar, hyung ganti baju sebentar lalu kita pindah ke tempat tidur untuk cuddling." Yoongi melangkah ke arah walk in closet.

Jimin bangun dari sofa lalu mendudukkan dirinya meski ia sedikit limbung karena mengantuk. Ini hampir jam satu dini hari, tentu saja ia mengantuk, ia seharian berpesta dengan para sahabatnya.

Yoong sudah mengganti pakaiannya dengan piyama, ia melangkah ke arah Jimin lalu menggendong Jimin ala koala. Ia membaringkan Jimin di tempat tidur, lalu ikut berbaring di samping Jimin.

Baru saja Jimin ingin menutup mata, ia teringat akan obrolannya dengan para sahabatnya di restoran tadi. Ia segera berbalik mengahadap Yoongi yg tengah memeluknya dari belakang.

Yoongi menaikkan alisnya karena Jimin menatapnya seakan meminta sesuatu. "Wae?"

Jimin terlihat ragu, dan itu mengundang decakan dari Yoongi. "Em hyung, Jiminie boleh minta sesuatu?"

Yoongi hanya mengangguk lalu mengelus wajah Jimin dan mengecup bibir plum Jimin yg menjadi candunya.

"Tell me"

"Em Jiminie ingin ke salon. Jiminie ingin merubah penampilan Jiminie agar lebih pantas bersama hyung. Boleh Jiminie minta uang?" jika kau ingin tau bagaimana wajah Jimin. Wajahnya sudah memerah padam, jantungnya bahkan seakan melompat dari tempatnya.

"Berapa?" Yoongi langsung bertanya tanpa ingin tahu lebih lanjut.

"Tidak tau, yg penting cukup untuk Jiminie ke salon dan membeli pakaian baru." Jimin terlihat memainkan kancing piyama Yoongi untuk menghilangkan rasa gugupnya.

"Satu Black Card cukup?" tanya Yoongi.

Jimin membuka mulutnya dengan tidak elit. Bahkan tangan yg tadinya sibuk di piyama Yoongi kini melemah.

"Sayang?" Yoongi menaikkan satu alisnya bingung.

"H-hyung, Black Card lebih dari cukup." Jimin terbata-bata.

"Kapan ke salon?" Yoongi mulai memeluk Jimin dan memainkan rambut Jimin.

"Besok dengan Jin hyung dan yg lainnya." Jimin kembali memainkan kancing piyama Yoongi.

"Baiklah, sekarang ayo tidur." Yoongi mengambil selimut lalu menyelimuti Jimin dan dirinya.

Jimin terlihat bingung. "H-hyung tidak minta s-seuatu?" wajahnya memerah.

Yoongi dibuat bingung. "Sesuatu? Baby ingin hyung minta sesuatu apa?"

"Y-ya biasanya kalau Jiminie minta sesuatu daddy juga minta sesuatu. M-misalnya-" wajah Jimin makin memerah padam, bahkan tangan mungilnya menutup wajahnya yg memerah sampai ke telinga.

Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang