Bagian 9

7.3K 618 25
                                    

Setelah acara makan siang kemarin dengan Yoongi, Jimin kembali ke apartement baru Jin dekat caffe itu. Jimin tak menceritakan makan siangnya bersama Yoongi pada sahabatnya. Ia hanya bercerita kalau ia makan siang di luar karena sedang ingin sendiri.

Pagi ini Jimin, Jin dan Jungkook pergi ke sekolah dengan berjalan kaki karena sekolah mereka dekat dengan apartement mereka, hanya 10 menit berjalan kaki sudah samai. Jimin berjalan santai sambil memperhatikan sekitar, banyak toko yg ia lewati, dari toko kue, es krim, pakaian, boneka bahkan toko sepatu. Ia sedikit tertarik dengan toko es krim disana, sepulang sekolah nanti ia berencana akan pergi ke toko es krim itu.

Saat tiba di depan gerbang sekolah, Jimin bertemu dengan Minjae dan langsung berlari kecil untuk menyapa sang kekasih.

"Pagi hyungie~" sapa Jimin ramah dan manja sambil memeluk lengan kanan Minjae.

Minjae pun menoleh dan tersenyum ketika Jimin menyapanya. "Pagi juga Jiminie. Ayo ku antar ke kelas mu." ucap Minjae.

Jimin pun mengangguk semangat dan melangkah bersama Minjae menuju tuang kelasnya. Banyak murid yg memperhatikan mereka, tatapan mereka beragam, bagi para seme mereka iri pada Minjae namun terpesona pada senyum bulan sabit Jimin. Dan para yeoja dan uke, mereka memandang iri pada Jimin, bahkan terang-terangan mereka menatap nyalang Jimin.

Sepanjang koridor Jimin tetap memeluk lengan Minjae posesif, ia tak mau berbagi Minjae pada yg lain. Maka dari itu Jimin membalas tatapan nyalang para yeoja yg menatap lapar pada kekasihnya.

Bahkan Jimin tak segan-segan memperlihatkan kepalan tangannya saat ada beberapa yeoja yg menantangnya. Namun saat Minjae meliriknya, seketika ia menjadi uke yg manis, polos dan tanpa dosa.

Mereka terus berjalan sampai tiba di depan kelas Jimin. Minjae tersenyum dan mengelus pipi bulat Jimin.

"Sudah sampai. Masuklah, aku akan ke kelas juga. Nanti kita bertemu lagi di kantin" ucap Minjae sambil menggusak rambut Jimin gemas.

"Hyungie kesini kan nanti mencari Jimin? Jimin tidak mau mencari hyung, tatapan orang-orang disana seperti zombie." ucap Jimin sambil mempoutkan bibirnya.

Minjae terkekeh mendengar itu dan mengangguk. "Pasti. Ya sudah aku pergi dulu, belajar yg rajin Jiminie." pamit Minjae.

"Hyungie juga" ucap semangat Jimin sambil melambai pada Minjae.






Jam istirahat, Jimin dan teman-temannya berkumpul di taman belakang sekolah. Mereka membicarakan banyak hal sambil tertawa bersenda gurau. Tak lupa pembicaraan mereka ditemani dengan minuman dan cemilan ringan.

"Jin hyung, besok aku dan daddy akan ke Jeju untuk perayaan ulang tahun perusahaan temannya. Hyung ikut?" tanya Bambam pada Jin sambil memakan cemilannya.

"Kau juga kesana Bamie? Kookie juga kesana dengan Taetae, hyung juga kan?" tanya Jungkook memastikan pada Jin. Jin pun mengangguk.

"Woahhh berarti kita semua kesana kan? Para daddy kita kan bersahabat semua." ungkap Hyungwon.

"Kita semua kecuali Jimin." ucap Jin sambil melirik ke arah Jimin.

Jimin yg dilirik pun melirik balik. Yg lain pun melirik Jimin dan memasang wajah bertanya 'kenapa'.

"Aku kan tak punya daddy seperti kalian, jadi aku tak bisa ikut." jawab Jimin sambil meminum susu stroberinya.

"Tapi kan Minjae Minjae mu itu masih satu keluarga dengan daddy nya Jin hyung Jim, dan lagi pula keluarga Kim dan Min bersahabat baik, tak mungkin Minjae Minjae mu itu tak datang." timpal Baekhyun.

Yg lain mengangguk setuju dan menatap ke arah Jimin. Jimin juga sempat berfikir, apa ia harus bertanya pada Minjae untuk bisa ikut kesana. Jujur ia tak terbiasa tinggal di apartment sendirian, apalagi selama dua hari dua malam. Ia harus segera bertanya pada Minjae.

"Aku akan tanyakan ini oada Minjae hyung saja." ucap Jimin dan dibalas dengan acungan ibu jari oleh semua sahabatnya.









Setelah percakapan itu Jimin pun langsung mencari Minjae ke kelasnya. Namun di kelasnya Minjae tak ada, dan teman sekelas Minjae mengatakan kalau Minjae di jam istirahat kalau tidak di ruang OSIS ya di perpustakaan.

Jimin pun segera ke ruang OSIS mencari Minjae. Ia menyusuri lorong sekolahnya dengan santai tanpa perduli tatapan yg lain padanya. Ia tetap tersenyun manis pada orang yg menatapnya.

Tiba di ruang OSIS Jimin tak langsung membuka pintu di depannya secara langsung. Ia lebih memilih membuka dengan perlahan agar Minjae tak terganggu.

Namun saat ia sedikit mengintip lewat pintu yg dibuka perlahan itu ia melihat dengan jelas Minjae sedang memangku seorang gadis cantik nan sexy. Dan yg lebih mengejutkannya, mereka sempat berciuman dan mengobrol tentang Jimin.

"Oppa, sampai kapan oppa berpacaran dengan anak itu? Jihyo tak suka oppa dekat-dekat dengannya." ucap gadis itu yg bernama Jihyo.

"Tenang saja sayang, sebentar lagi juga selesai. Oppa hanya bermain-main dengannya, dan lagi pula oppa tak ada perasaan dengannya. Oppa sudah banyak membohonginya, dan oppa ingin segera mengakhiri permainan ini, oppa lelah dengan anak itu yg sangat manja." ucap Minjae sambil mengelus pipi gadis di pangkuannya.

Gadis itu tersenyum manis mengecup pipi Minjae dan dibalas kekehan oleh Minjae.

Jimin yg mendengar itu seketika menegang, ia tak bisa untuk tak menangis. Pria yg ia cintai sudah menghianatinya dari belakang. Bahkan pria itu saat ini dengan gamblang bermesraan di lingkungan sekolah.

Air mata Jimin mengalir dengan deras, ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan isakkannya agar tak terdengar. Namun sayang, isakkannya  terdengar ke telinga kedua orang yg berada di ruangan itu.

Kedua orang itu menoleh ke arah Jimin yg sudah meluruhkan kakinya di lantai itu. Hatinya remuk, ia tak bisa berkata seakan bisu. Nafasnya memberat dan bahkan terisak pun ia tak sanggup saking beratnya.

"Jimin?" kaget Minjae saat melihat Jimin disana.

Jimin berdiri dengan sekuat tenaganya dan tersenyum miris ke arah Minjae dan Jihyo yg menatapnya. Ia bahkan memegang dadanya yg sesak dan pergi meninggalkan tempat itu saat mengucapkan kata 'maaf'.

Minjae? Ia tak perduli dan tetap memeluk perut Jihyo yg ada di pangkuannya. Jihyo membalas pelukan itu dan tersenyum miring pada pintu ruangan itu yg baru saja ditinggalkan Jimin.









Jimin terus berlari dan berlari tanpa menghiraukan tatapan orang sekitar. Ia menuju kelasnya dan menyambar tasnya, pamit pada sang ketua kelas dengan alasan ia tak enak badan.

Ia pun berlari keluar wilayah sekolahnya dan pergi menaiki bis. Ia tak tau harus pergi kemana saat ini, yg ia tau ia harus menenangkan hatinya yg sudah hancur. Ia tak bisa berhenti menangis karena akan ingatan kejadian tadi yg terus berputar seperti kaset rusak di ingatannya.

Bahkan saat ini bis sudah melewati tiga halte dan Jimin tak kunjung turun. Samai halte ke empat ia turun di dekat sungai Han. Ia berjalan ke arah pinggiran sungai dengan menatap nanar sungai itu.

Ia duduk termenung di tepi sungai dan meraung menangisi kisah cinta sepihaknya. Ia menangis akan penghianatan itu, bahkan Minjae sama sekali tak mengejarnya. Ia meratapi kisah cintanya yg kandas.

Ia terus menangis sampai ia lelah dan memutuskan untuk pulang ke apartementnya dan beristirahat.










Di apartmentnya ia memasuki kamarnya tanpa menghiraukan sapaan Jin dan Jungkoon yg menanyakan ia dari mana. Ia hanya tersenyum dan menutup pintu kamarnya. Setelah pintu kamar itu tertutup, ia mulurhkan tubuhnya bersandar di pintu kamar. Ia kembali menangis, menangis tanpa suara.






TBC

Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang