Bagian 17

7.5K 597 32
                                    

Yoongi tiba di sekolah Jimin dan para sahabatnya. Yoongi keluar dari taxi lalu memilih menunggu Jimin pulang.

Tak berselang lama bel sekolah berbunyi tanda pelajaran hari ini telah usai. Seluruh siswa siswi berhamburan keluar, tak terkecuali Jimin sang namja manis dan menggemaskan itu.

Ia keluar diikuti oleh para sahabatnya sambil bercerita tak jelas. Sampai di depan gerbang sekolah Jin melihat seseorang yg tidak asing di matanya.

"Min Yoongi?" gumam Jin yg masih di dengar yg lainnya.

Jimin yg mendengar nama kekasih sekaligus Sugar daddynya pun menoleh ke arah tatapan Jin. Ia melihat namja pucat tercintanya sedang tersenyum ke arahnya, dan namja itu sedang memegang.....koper?

Jimin berlari ke arah Yoongi lalu memeluk Yoongi sekilas. Ia berfikir kalau Yoongi membawa koper itu artinya Yoongi pergi ke luar negeri seperti beberapa minggu belakangan ini.

"Kali ini kemana lagi hyung?" tanya Jimin. Sahabatnya sudah pergi meninggalkan mereka berdua karena tak mau mengganggu.

"Baby, mari tinggal bersama." ucap Yoongi membuat Jimin membulatkan matanya.

"Wae?" tanya Jimin tak yakin, mungkin salah dengar.

Yoongi pun menceritakan semua yg terjadi pada Jimin. Dan itu membuat Jimin mengangakan mulutnya itu dengan tidak elitnya. Bahkan itu bisa membuat Jin melemar Jimin saat ini kejalanan, untung saja Jin tak ada, ia pulang lebih dulu.

"Lalu hyung tinggal dimana kalau hyung saja pergi dari rumah hyung? Jiminie hanya tinggal dengan Jin hyung" tanya Jimin lirih. Jujur ia sedikit kecewa, ia memang masih sedikit matrealistis. Tapi ia juga mencintai Yoongi, ia tak mau kehilangan Yoongi, tapi juga tak ingin hidup sederhana lagi. Ia dilema.

"Aku masih punya beberapa uang untuk kita hidup Jiminie, aku butuh dirimu di samping ku agar aku bisa bangkit lagi, kau mau kan? Aku janji akan membahagiakan mu." pinta Yoongi menggenggam tangan Jimin.

Jimin mengangguk dengan ragu dan itu bisa ditangkap oleh Yoongi. Namun cinta di antara mereka membuat mereka tak bisa melepaskan satu sama lain.

Jimin mengajak Yoongi pulang ke apartementnya, untuk mengambil barang-barang Jimin dan menuruti Yoongi untuk tinggal bersama. Jimin tak tau ia akan tinggal dimana, mungkin rumah kecil, atau apartement yg kecil dan sempit seperti ia dulu sebelum Jin membeli apartement baru.

Entahlah, yg jelas saat ini hatinya ingin ia tetap bersama Yoongi. Hati dan logikanya bertolak belakang membuat langkah ragu Jimin penuh dengan perdebatan di otaknya.

Yoongi yg menyadari langkah Jimin pun berhenti lalu menatap mata Jimin dalam. Mengelus wajah Jimin lalu mengecup kening Jimin dengan sayang.

"Apa kau meragukan ku sayang?" tanya Yoongi saat Jimin balik menatapnya. "Kalau kau ragu aku bisa pergi sendiri. Jaga dirimu baik-baik sayang, saranghae Jiminie." ucap Yoongi lalu mengecup bibir Jimin sekilas. Ia tersenyum hangat pada Jimin lalu melepaskan genggaman tangan dan melangkah pergi ke arah berlawanan dengan arah mereka tadi.

Jimin hanya bisa diam menatap punggung Yoongi yg kian menjauh dengan tangan yg menyeret koper. Jujur ia tak ingin melepaskan pria itu, tapi logikanya mengatakan untuk apa ia hidup dengan pria yg bahkan meninggalkan keluarga demi dia.

Hati Jimin sakit seakan teriris saat melihat Yoongi memberhentikan taxi dan melangkah masuk ke dalam taxi.

Kali ini ia harus menekan egonya, logikanya yg ia pegang teguh saat ini harus ia singkirkan demi cintanya. Prinsip selama hidupnya saat ini harus ia tinggalkan. Tak apa jika ia memulai semuanya dari nol.asalkan dengan orang tercintanya.

Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang