kembang api

712 114 13
                                    

currently I think I lose my skill to write a story... Or it just because im to lazy?















.

.

.

.

.

.

Bali, November 2019

Esang sama Novan keluar dari mobil sewaan Jame. Mereka membawa kantung plastik berisi kembang api dan pematik. Niatnya mau main di pantai dulu, sebelum balik ke hotel. Ini juga pinta Novan karena dia kurang konten untuk videonya hari ini. Tambahan dari Novan, buat ngehibur Esang yang udah cerita hal yang tidak mengenakan hari ini.

Dulu waktu stres dengan tugas kuliah di Belanda. Novan sering ngelakuin hal ini. Malem-malem main kembang api di pantai, sambil nikmatin pemandangan langit malam yang di pantulkan dari laut lepas.

Cuma karena ini masih agak sore. Novan menyuruh Esang menaruh kantung plastik itu di dekat kameranya dulu. Lelaki dengan senyum khasnya menarik Esang dan mengajaknya bermain air laut.

Esang menerima serangan Novan. Ia juga mulai mencipratkan air laut ke arah Novan yang berusaha berlindung di balik tangannya. Sampai Esang berhenti karena menemukan sesuatu di kakinya.

"What is this?" Esang mengambil sesuatu yang berbentuk aneh itu dan mengangkatnya. Dia melihatkan pada Novan.

Novan menghentikan gerakannya saat Esang seperti mengangkat sesuatu. Wajah Novan berubah menjadi tak menyenangkan. Jujur diantara semua pengikut dan subscribernya mereka pasti tau, bahwa Novan sangat jijik dengan hewan berbentuk seperti cacing.

Dan yang Esang arahkan padanya itu sekilas berbentuk cacing, walau berukuran lebih besar dan pendek dan lebih terlihat seperti batu berbentuk oval. Tetap saja ketika Esang mendekat padanya, sontak Novan menjauh.

"No, I don't know, and don't touch that, what if that shit is toxic?"

Novan mundur selangkah ketika Esang mendekat selangkah padanya. Melihat reaksi Novan seperti itu, Esang mengerutkan alisnya bingung dan malah semakin mendekat ke arah Novan.

"But this alive, I feel this breath, wanna touch it?"

"No, don't come closer,"

Melihat wajah Novan yang terlihat mulai ketakutan atau jijik. Esang malah tersenyum jahil dan semakin mendekatkan hewan itu ke arah Novan. Dan terjadilah acara kejar-kejaran antara Esang yang senang melihat wajah tersiksa Novan dan Novan yang benar benar merasa jijik dengan hewan yang di bawa oleh Esang.

"Hah... Okay, stop this! I'm tired, let's cut it!" Tangan Novan terangkat menghentikan Esang yang juga terengah-engah mengejarnya berlarian di sekujur bibir pantai.

"Okay,"  ucapan itu membuat Novan terkejut. Jika semudah itu menghentikan Esang, kenapa tidak dari tadi lelaki itu berhenti?

"What?"

☆☆☆

Esang menepuk tangannya yang kotor setelah meletakan hewan itu di bibir pantai. Melenggang pergi dari hadapan Novan dan duduk di samping plastik dan kamera Novan. Sebenarnya ia memang berniat berhenti bahkan sebelum Novan bicara seperti itu. Dia mau menikmati sunset.

Novan mendekat ke arah Esang, sambil sesekali melirik ke arah kakinya melangkah. Takut-takut hewan seperti tadi muncul. Dia mendudukan dirinya di samping Esang setelah menggeser kameranya cukup jauh untuk merekam kegiatan mereka melihat sunset.

PerasaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang