Minal aidin wal faidin.
Niatnya aku gak up dulu, tapi yaa...
Seminggu sudah Novan menginap di hotel. Jenar dan Surya sudah kembali ke Jakarta untuk kembali bekerja, Celine dipaksa ikut. Sedang Irene dan Seftian memilih melanjutkan bulan madu mereka ke Lombok dan mendadak berfikiran untuk traveling ke daerah Indonesia bagian timur.
Rekan kerja Jenar ikut kembali ke Jakarta lebih awal, karena bukan mereka yang menikah. Dan bos mereka tidak ingin karyawannya bersantai saja.
Mark juga sudah pulang sehari setelah diajak Yangyang membuat social experience, dirinya tidak mau lagi dijadikan aktor dadakan oleh Yangyang. Si youtuber itu sendiri ikut menyusul, karena dia buntu ide.
Tristan dan Bembi tinggal lebih lama, tapi mereka lebih memilih untuk menyewa satu rumah di daerah yang jarang penduduk.
Jame niatanya juga tinggal lebih lama, tapi ia ingat dengan kuliahnya. Begitupun Fawnia. Terpaksa keduanya kembali ke Jakarta dua hari setelah Jenar dan Surya pulang. Mereka berduakan memang terobsesi dengan pendidikan.
Tersisa Novan dan Esang, yang sekarang lebih sering menghabiskan waktu mereka di restoran Sande. Seperti saat ini, keduanya menikmati sunset yang tertangkap epic di tempat yang mereka duduki.
"Kalian bakal terus nginep di hotel?"
Sande bertanya sambil meletakan es kelapa muda dengan batoknya. Keduanya yang ditanya malah diam.
"Aku mau nawarin nginep dirumahku, mau? Aku bego waktu mikir beli rumah agak gede, padahal cuma aku sendiri yang nempatin,"
Sande menyandarkan tubuhnya di kursi, ikut menikmati sunset. Ketiganya gak berniat lanjutin perkataan mereka. Rasanya detik-detik kayak gini rugi kalo dilewatin. Suasana khas ketika matahari terbenam selalu sukses buat mereka larut dengan keadaan dan pemikiran panjang bagai pujangga. Mungkin ini kenapa kata senja selalu menjadi hal indah untuk sebagian orang.
Hanya saja pikiran mereka saja yang sedang kalut. Dan malah merasa senja kali ini menyedihkan.
Yang paling muda tengah bimbang antara menghadapi atau tetap lari dari masalahnya, yang satu berusaha menghilangkan pemikiran ia jatuh cinta dan bertemu dengan ibunya di hotel yang sama, yang paling tua teringat bahwa ia tidak pernah terlahir dengan mengetahui siapa orang tuanya.
☆☆☆
Novan dan Esang kembali ke hotel sekitar pukul delapan. Mereka setuju ketika Sande manawarkan untuk tinggal sementara di rumahnya. Lagipula Novan sudah menyiapkan ide untuk mengeksploitasi keindahan Bali di vlognya.
Keduanya berjalan beriringan dalam diam. Esamg canggung, ia merasa Novan menjauh tanpa kata. Dan itu membuatnya sedikit merasa bersalah.
Entah karena apa, intinya ia merasa Novan sedang mendiaminya. Sedari dimobil ia berusaha mengajak ngobrol Novan, tapi tidak berani. Auranya terasa gelap.
Sampai akhirnya di lobby hotel ia berani mendekatkan diri ke Novan. Dan berniat membuka percakapan. Baru saja membuka mulut, tiba-tiba tangannya di tarik dan sebuah tangan yang membekap mulutnya.
Wajah Novan dekat dengan Esang. Jari telunjuknya ia taruh didepan mulut keriting milik Novan. Menyuruh diam, padahal ia sudah di bekap.
Tidak jelas sebenarnya tindakan Novan. Esang melirik ke arah tatapan Novan. Dan bisa dilihat dari sini, seorang wanita berumur, tapi terlihat masih muda dam cantik, dengan gaun untuk dinner mungkin. Wanita itu menggandeng lembut lelaki yang mungkin seumuran dengan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaan
Fanfictionbertemu setelah sekian lama. tidak terjadi hal spesifik dalam hubungan mereka dulu, sekarangpun seharusnya.... atau tidak? -nnanosavy