usai

197 16 0
                                    

AUTHOR POV

Akhirnya dengan segala ke ikhlasan keira, ia kembali melepas kekasihnya untuk bertugas, lelaki dengan ransel dipundaknya sudah tak terlihat keira hendak masuk kedalam tapi topi loreng ada di atas mejanya, ini topi samudra.

"bagaimana kalau nanti di ksatria samudra dihukum masuk empang yang bau karena tidak rapih dan ceroboh" batin keira.

cepat cepat keira berlari untuk mengembalikan topi kekasihnya hanya dengan sendal capitnya keira berlari, sampai di belokan komplek keira tidak menemukan samudra.

"cepat sekali kamu" guramnya lalu kembali berlari lagi, ketika didepan pos keira melihat lelakinya.

terlihat lelakinya yang menggunakan seragam dorengnya sedang menunggu ketika keira akan mengahampiri tiba tiba ada sebuah mobil berwarna merah berhenti, saat keira berlari lebih kencang seseorang turun dalam mobil itu lalu memeluk samudra yang berdiri disana, reflek keira terhenti dari larinya, topi yang ia bawa pun terjatuh bersamaan dengan air matanya ketika melihat wanita ini mencium samudra, keira seperti terhempas ke dimensi lain ingatan ingatan tentang kebahagiaannya bersama samudra, seketika keira merasa dadanya sesak seperti terhantam benda tajam air matanya terus mengalir.

keira mengingat wajah wanita itu, wanita yang datang juga ketika pelantikan samudra, wanita sebrang yang mengangumi samudra.

tittttttt...

"mbak kepinggir loh mbaa mau tertabrak" ujar si pengendara mobil yang menyalakan klakson.

keira yang tersadar bersamaan dengan samudra yang berbalik badan menatapnya, keira menatap samudra lirih sebelum keira memutuskan untuk berlari kembali.

"KEIRAAAA"teriak samudra mendorong tubuh wanita didepannya, lalu segera berlari mengejar keira.

tentu sajaa lari adalah hal yang mudah untuk seorang prajurit tak lama samudra sudah meraih dan segera mendekap tubuh keira.

keira meronta ingin dilepaskan tapi samudra lebih kuat tentunya "kei tidak seperti yang kmu pikirkan" ujar samudra.

"lepas sam lepas" keira masih menangis sesegukan.

"kei tolong" lirih samudra.

"lepas sam, aku tidak mauu melihat kamu, ini benar benar sakit sam, lepas aku mohon" keira tidak dapat menahan sesaknya.

"keira dengarkan aku" samudra berkaca kaca melihat kehancuran kekasihnya.

"kamu bukan kekasihku lagi, jangan datang lagi padaku, aku benci kamuu sam aku benci!" seru keira bersamaan dengan samudra melepaskan pelukannya.

keira berbalik badan dan segera melayangkan tangannya kepipi yang wanita tadi cium "BRENGSEK LELAKI JAHAT AKU BENCI PADAMU " teriak keira dan segera berlari lagi, samudra tidak mengejarnya samudra terdiam hatinya seperti tertusuk belati berkali kali, samudra menjatuhkan air matanya melihat wanitanya pergi meninggalkannya.

#

"keiraa sayang anak mami keluar ya" ketukan mustika didepan pintu keira, semenjak pagi hingga malam keira tidak keluar kamarnya tidak makan dan tidak minum hanya isakan tangis yang terdengar dari dalam membuat mustika sang ibu khawatir dengan putrinya.

"tidak dibuka juga mih?" tanya gio.

"sebenarnya kakamu kenapa gi, kok bisa begini?"tanya mustika.

"entahlah mih, pagi tadi kak kei tiba tiba pulang dengan keadaan berantakan dan keringat bercucuran" jawab gio, ya ketika sampai rumah keira berpapasan dengan gio didepan tangga.

"tidak dibuka juga mih?" kali ini wira yang bertanya.

"gi ambilkan kunci cadangan di garasi" lanjutnya dan gio segera pergi kegarasi.

tak lama gio memberikan kunci cadangan kamar keira.

"pih biar mamih dulu papi dan gio makan lah duluan" ujar mustika dan disetujui wira.

mustika masuk dan langsung disuguhkan kamar yang seperti kapal pecah foto foto yang ada didinding kamar keira berserakan keira masih terisak dan membenamkan wajahnya di dalam bantal.

"keira sayangg anak mami" mustika iba melihat putrinya seperti ini, mustika duduk samping tubuh keira mengucap rambut anak gadisnya.

"keira makan dulu nak, kamu bisa sakit" mustika membujuk keira.

"mihh keira kehilangan mih" keira membalikan badannya dan langsung jatuh ke pangkuan mustika, wajah keira terlihat pucat.

"keira sayang" mustika menepuk pipi keira.

"masss, gio" teriak mustika dengan air mata yang sudah diujung.

#

keira mengerjapkan matanya mencoba membukanya rasanya berat sekali matanya, saat sudah membuka matanya pengelihatannya sedikit terganggu namun lama lama kembali jelas, jarinua memcoba bergerak, kaku sekali rasanya badan ini.

"kei" panggil arga.

"tante om heii, keira bangun" teriak arga.

"aku dimana?" tanya keira yang merasa sedikit pusing di kepalanya.

"keira" mustika segera meraih tangan keira.

"sayanggg" lirihnya.

dokter datang dan memeriksa keira, entah lah di ruangan ini banyak sekali orang orang. ada arga, dwira, khanza, andin, faldo, dan tentunya mami, papi, dan gio.

"kei makan dulu" ujar khanza memegang mangkuk buburnya.

keira hanya diam tatapannya kosong sesekali ini meluncurkan air matanya.

"kei loe kenapa?" tanya dwira yang berada disamping keira yang terus saja menggenggam tangan keira.

"Im broken heart"lirih keira yang langsung dipeluk dwira.

ingatan ingatan tentang samudra yang memeluk wanita itu dan wanita itu mengecup samudra terus terngiang ngiang didalam pikirannya, ingin sekali keira memukuli kepalanya, tapi tenaganya tidak cukup kuat hanya untuk sekedar mengangkat tangannya.

#

3 hari berlalu keira telah pulang dari rumah sakit, keira tetep diam tak banyak bicara membuat mustika yang melihatnya masih saja heran ada apa sebenarnya dengan anak gadisnya ini.

"masih diam mih?" tanya wira dan diangguki mustika.

"kei papi mau bicara" ujar wira duduk disamping keira.

tidak ada yang tahu tentang masalah keira dan samudra, keira enggan bercerita, keira terlalu takut mengingat kejadian itu, keira hanya bisa mengigit bibirnya ketika keira sadar bahwa lelaki yang selalu menemaninya udah benar bener pergi meninggalkannya, samudra hilang dan benar benar berpaling tanpa menatap kearahnya lagi.

"kei apapun masalah mu, kamu tidak boleh seperti ini kei, kamu terlihat begitu menyedihkan, bangkit selesaikan masalahmu" lanjut wira merangkul anak pertamanya.

keira menoleh kearah wira, menatap papinya sendu "kei terlihat menyedihkan pih?" tanya keira.

wira hanya mengangguk dan memeluk putrinya ini.

"jangan khawatir pih, kei akan segera pulih" lirih keira kembali meloloskan air matanya.

●●●

Yang baca tolong vote dong berikan juga masukannya, aku udah hampir 6 tahun di WP tapi ga pernah produktif nulisnya;(,

Samudra Biru (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang