without you 2

190 9 0
                                    

Keira pov

Setelah pertemuan ku dengan kaka kelasku ketika junior high school kak azka lebih inten menghubungiku, malam itu aku benar benar melupakan samudra, entahlah keira bingung, keira takut perasaannya tergoyahkan oleh kehadiran orang baru ini.

"Kei, masih dengar aku kan?" Tanya seseorang disebrang sana.

"Eh emm iya kak" jawabku gugup.

"Bagaimana apakah bisa minggu ini kita bertemu kei?" Tanyanya lagi.

Maaf samudraku hanya sekedar berteman lirihku dalam hati " bisa kak" kataku di telponku.

"Ah syukurlah, kei percaya atau tidak, selama aku kehilangan nomor ponselmu aku selalu mencarimu kemana pun" kak azka berbicara dengan nada yang serius.

"Emm benarkah?" Aku hanya memastikan.

"Tentu kei" jawabnya mantap.

"Kei sepertinya mamaku memanggilku aku tutup dulu iya,kalau tidak segera didengar galakknya melebihi pengasuhku kei" kak azka sedikit berbisik.

"Becanda terus nih kak azka masa sudah bebas masih di asuh" kataku yang memang benar benar tidak tau apa apa soal dunia hijau itu.

"Hahaha nanti aku jelaskan ya keira senja" katanyaa sedikit terkikik.

"Baiklah, selamat beristirahat"kataku.

"Selamat beristirahat juga kei" balasnya dan aku segera mematikan ponselku.

"Hayo telpon dari siapa!" Gio tiba tiba membuka pintu kamarku.

"Astagfirullah GIO!" Kagetku.

"Bilangin bang sam nih nanti"  ancamnya.

"Apasih gi" kesalku.

"Siapa tadi namanya aspal eh azkal eh siapa kak?" Lanjutnya menyebalkan.

"Azka gi, hanya teman ketika SMP sajaa" jelasku.

"Wahh namanya keren pasti orangnya keren juga ya kan ka?" Tanyanya memancingku.

"Iyalah seorang Taruna" kataku.

"Hah Taruna?" Gio mendekat.

"Iya" jawbku.

"Tingkat berapa kak?" Tanyanya sepertinya gio antusias.

"Tidak tau lah" jawabku menjauhi gio.

"Loh masa tidak tau kak setiap malam aku dengar telponan kaya gtu" katanya lagi.

"Menguping ya kamu" tatapanku menajam.

"Kaka tuh suaranya keras kadang tawanya terdengar kekamarku" katanya memang sih sudah beberapa malam ka azka sering sekali menghubungiku.

#

Pagi pagi sekali aku sudah bangun setelah melaksanakan shalat shubuhku aku turun kedapur untuk membantu mami membuat sarapan, sudah lama sekali tidak membantu.

"Pagi mami" sapaku pertama.

"Hai pagi sayang" balas mamiku.

"Kei bantu ya" aku meraih pisau.

"Sudah lama sekali tidak dibantu kamu kei" mami memberiku beberapa sayuran untuk di potong potong.

"Maaf mih" kataku merasa bersalah.

Beberapa lama berkutat di dapur makanan yang aku dan mami buat sudah selesai hanya nasi goreng, nugget, dan bakwan buatan kami.

"Wahhh enak nih" kata papih.

Samudra Biru (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang