1 Bulan sebelum perceraian.
Namaku, Heo Hyunji. Ah, Kim Hyunji maksudku. Hidupku begitu terasa sempurna. Memiliki pekerjaan impian, menjadi seorang psikiater handal, menyembuhkan banyak orang yang memiliki mental illness. Dan mengurangi banyak kasus suicide di Korea.
Dan hal yang membuatku semakin sempurna adalah Bangun di pagi hari, mendapati suami yang ku cintai tengah tertidur sambil memeluk pinggangku.
Aku tersenyum menatap pria yang sudah berumur hampir setengah abad ini. Ia masih terlihat tampan, sama seperti 20 tahun yang lalu, hari dimana aku bertemu dirinya pertama kali.
Aku masih tidak menyangka ternyata ia akan menjadi suamiku sekarang. Aku mengangkat tanganku, dan membelai wajah tampannya. Kerut-kerutan di wajahnya membuat aku tersadar bahwa kami memang sudah tidak muda lagi. Walau di mataku, kami berdua adalah pasangan muda, pasangan yang terlihat seperti pengantin baru. Apalagi jika melihat pemandangan di pagi ini.
Dimana, aku dan suamiku tidak menggunakan apapun setelah permainan panas kami semalam. Walau sudah berumur, gairah kami masih tetap sama seperti dua puluh tahun yang lalu. Dan aku harap akan selalu begitu sampai kami berdua sudah tidak sanggup melakukannya lagi.
“Sudah puas meraba wajah tampanku, Sayang?”
Aku tersenyum saat Taehyung membuka matanya sedikit, lalu mengecup bibirku dengan begitu manis.
“Ayo, Bangun. Kita harus bersiap untuk bekerja.” Ujarku namun aku sendiri masih belum beranjak dari ranjang. Masih setia memainkan jariku untuk memetakan wajah tampan suamiku.
“5 Menit lagi. Aku merindukan istriku, hm.” Ia memelukku dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leherku. Aku lagi-lagi tersenyum. Sifat manjanya adalah sifat yang paling ku sukai.
“Anak - Anak pasti sudah menunggu sarapannya. Sudah, kita lanjutkan acara manja-manja mu nanti malam.” Ujarku sambil melepaskan diri dengan pelan. Tidak ada penolakan dari suamiku, namun dia berdecak sebal dan ikut bangun dan menyusulku ke kamar mandi.
“Kau mau kemana?” Tanyaku saat dia sudah berada di belakangku.
“Mandi. Ayo kita mandi bersama, sudahlah lama aku tidak menyabuni tubuh istriku.”
Belum aku menjawab, Taehyung sudah menggendongku dan membawaku kedalam kamar mandi.
Dan ya, seperti yang kalian tahu, jika kami mandi bersama, itu bukan hanya sekedar mandi.
☪☪☪
Aku menuruni anak tangga rumahku. Setelah mandi bersama Taehyung dan di lanjutkan dengan ritual suami istri, aku turun ke dapur dengan terlambat. Dan mendapati anak-anakku sudah menunggu aku memberikan mereka sarapan.
“Selamat pagi. Anak-Anak mama sudah bangun ternyata.”
Aku menyapa kedua anakku sambil mencium puncak kepala mereka. Kim Aery dan Kim Jun hyuk. Mereka hanya berselisih 2tahun saja.
Aku mendapatkan Kim Aeri ketika aku dan Taehyung masih berpacaran. Ya, seperti yang kalian tahu, sebuah kecelakaan karena Taehyung lupa menggunakan pengaman saat itu. Namun, aku sama sekali tidak menyesali itu. Karena berkat Aeri, aku dan Taehyung menikah.
20 tahun yang lalu, aku bertemu dengan Taehyung. Pria aneh nan ceria tiba-tiba saja datang ke kehidupanku, merubah segalanya. Membuat hidupku yang hanya hitam putih menjadi berwarna. Ia hanyalah pria biasa, pria penjaga kasir mini market tempat dimana aku selalu menghibur diri dengan memakan ramyun saat aku merasa tertekan berada di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
Fanfiction[COMPLETE] [⚠ warning, Don't read if you don't want to cry] "Pada akhirnya. Aku akan kehilangan segala yang ku miliki untuk selamanya akibat keserakahanku. Maafkan aku Heo Hyunji, aku menyesal." -Kim Taehyung "Semua sudah terlambat, Tae. Terimakasih...