Aery yang merasa kesal memilih pergi untuk mencari udara segar di rumah sakit. Kepalanya pusing. Terlalu banyak yang terjadi di keluarganya dalam beberapa hari. Setelah mengetahui perselingkuhan Papanya, sekarang ia mendapati Mamanya sekarat karena melindungi selingkuhan Papanya. Benar-benar memuakkan.
Aery memutuskan kembali ke dalam, ketika Jun Hyuk mengatakan sudah boleh masuk ke ruangan Hyunji. Jadi Aery ingin beristirahat di dekat Mamanya. Namun, perhatiannya terhenti ketika melihat Jungkook keluar dari sebuah ruangan yang Aery ketahui itu adalah kamar rawat.
Aery menduga itu adalah Kamar Heejin, jadi setelah ia melihat Jungkook keluar dari rumah sakit, ia memutuskan untuk mengeceknya sendiri. Ya, mungkin Aery bisa memberikan menyapa wanita itu sambil menyadarkan posisinya. Namun, ketika ia mengintip di Jendela. Anak itu melihat Taehyung dengan memeluk Heejin.
Aery tertegun, ia segera menyandarkan tubuhnya di tembok dekat pintu. Sungguh, ia tidak menyangka Papanya benar-benar bajingan. Disituasi seperti ini, Papanya malah menemani Heejin dibanding Mamanya yang hampir mati karena melindungi si sialan Heejin itu. Mata Aery memanas, anak itu langsung membuka pintu kamar Heejin dengan keras.
Membuat Heejin dan Taehyung terkejut bukan main. Terutama Taehyung.
Aery tertawa, "Wah... Haha.. Wah..." Aery bertepuk tangan pada dua manusia tidak tahu malu ini.
"Lihatlah. Mama sedang berjuang untuk hidup, sementara suaminya berpelukan dengan wanita lain di belakangnya. Wah... Hebat sekali hebat." Aery menggeleng tak percaya sambil menyuraikan rambutnya. Ia mendongak menahan air mata yang sudah jatuh sejak tadi.
"Aery, Papa bisa jelaskan." Taehyung ingin merengkuh Aery, namun anak itu mendorongnya.
"Jangan sentuh aku!"
"Kau pikir kau siapa berani menyentuhku, Hah?!" Aery berteriak kepada Taehyung. Wajahnya memerah menangis dan meredam amarah.
"A-aery..."
Aery menatap Heejin yang tengah memerhatikan mereka. "Hei, kau. Song Heejin." Aery menghampiri wanita itu.
"Mamaku sudah menyelamatkan dirimu yang hampir di bunuh oleh pria sialan itu. Dan ini balasanmu?"
"Dimana hati nuranimu, ha? Dimana otakmu!"
"Aery!" Taehyung membentak Aery. "Dia ini lebih tua darimu, tidak bisakah kau bicara lebih sopan padanya?"
Aery menatap papanya. "Untuk apa? Untuk apa aku memperlakukan orang yang merebut Papaku dengan baik? UNTUK APA?!"
Aery tertawa hambar, "Ah kau mau aku memperlakukan dia seperti ibuku, iya? Karena ia cepat atau lambat akan menjadi Ibu tiriku?"
"Cih, jangan harap. Jangan harap aku akan menganggap kalian orang tuaku!"
Nafas Aery terengah, Anak itu merasakan sesak di dadanya. Ia menunduk meremat dadanya yang terasa sakit. Aery berani sumpah, ini sakit sekali. Menyaksikan Papa kandungnya memeluk wanita lain disaat Mamanya tengah berjuang untuk hidup.
"Dasar bajingan."
Taehyung membulatkan matanya ketika mendengar perkataan Aery. Ia terkejut karena Aery berani memanggilnya seperti itu.
Aery masih menunduk, mengigit bibirnya kuat. "Mulai hari ini.......
Aery mengangkat kepalanya, menatap Taehyung penuh kebencian. ".....Kau bukan Papaku. Aku akan menganggap Papaku sudah mati. Kau dengar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
Fanfiction[COMPLETE] [⚠ warning, Don't read if you don't want to cry] "Pada akhirnya. Aku akan kehilangan segala yang ku miliki untuk selamanya akibat keserakahanku. Maafkan aku Heo Hyunji, aku menyesal." -Kim Taehyung "Semua sudah terlambat, Tae. Terimakasih...