Aku memandangi foto keluarga yang terpajang apik di tembok rumahku. Mengabaikan suara Jeno Hyung yang memanggil-manggil namaku. Aku tidak peduli aku hanya ingin sendirian di rumahku.
Menyedihkan sekali. Aku memandangi foto itu sambil berlutut di lantai. Mengingat memori kenangan tiga tahun yang lalu, dimana kami melakukan sesi foto bersama. Aku tahu saat itu aku masih sepuluh tahun, namun aku merasakan cinta yang ada pada kedua orang tuaku.
Orang-orang selalu memuji keluarga kami. Keluarga yang begitu bahagia. Karena Papa selalu memperlakukan kami sangat istimewa, seakan-akan kami hanyalah satu-satunya keluarga bahagia di dunia ini. Selama ini, aku selalu mendewa kan sosok Papa, karena ia benar-benar pria yang luar biasa.
Melindungi keluarganya, menghabiskan banyak waktu untuk mencari uang agar hidup kami tidak kekurangan. Memberikan kami cinta sehingga kami selalu merasakan kehangatan seorang ayah. Namun, fakta yang ku temukan hari ini benar-benar menghancurkan ekspetasiku soal kesempurnaan Papa.
Sungguh, aku benci sekali. Benci sekali ada di posisi ini. Menjadi anak seorang Papa yang berselingkuh, memiliki wanita lain yang bahkan adalah sahabat Mamaku. Cepat atau lambat, bukankah semua ini akan berakhir? Maksudku, hubungan Mama dan Papa. Perselingkuhan ini benar-benar memuakkan!
Aku sering melihat teman-temanku menangis karena orang tuanya bercerai. Aku tidak pernah membayangkan begitu, karena aku yakin orang tuaku akan bersama selamanya. Menyaksikan aku lulus SMP, SMA, lalu lulus di Universitas yang ku impikan, menemui cintaku, menikah, dan membuatkan cucu-cucu yang lucu untuk mereka.
Namun, agaknya ekspetasiku begitu tinggi. Aku selalu lupa, bahwa takdir selalu pandai menghancurkan ekspetasi seseorang. Aku menertawakan diriku yang terlalu membayangkan masa depan yang indah. Sekarang? Aku hancur karena ekspetasiku sendiri. Demi apapun, aku tidak ingin melihat orang tuaku berpisah. Bolehkah aku egois? Merebut Papa kembali dari wanita tidak tahu diri itu lalu mengembalikannya kepada Mama. Menganggap semua ini tidak ada?
Inikah alasan dimana Aery Nuna menjadi orang yang kasar, ketus, dan sensitif? Wah benar-benar. Keluargaku sudah hancur. Dan akan lebih hancur lagi ketika Mama tahu semuanya.
Mama tahu segalanya, itu adalah kiamat bagi keluarga kami. Hancur, tidak ada yang bisa di selamatkan lagi.
Mungkin bisa, Jika Papa baru berselingkuh dengan wanita itu beberapa bulan, atau minimal mereka belum menikah, belum mempunyai anak. Sedangkan ini? Papa bahkan menghamili wanita itu lagi. Lihatlah, jadi itu alasan papa belakangan ini sibuk sekali.
Memang ya, Papa sibuk sejak 3tahun yang lalu, setelah sesi foto keluarga kami, Papa menjadi orang sibuk. Sibuk sekali. Jarang pulang, jarang berkumpul dengan kami. Pulang Malam sekali ketika kami sudah tidur, dan pergi pagi sekali ketika kami belum bangun. Dan semakin parah ketika lima bulan yang lalu. Mungkin itu hari dimana wanita sialan itu mengandung.
Ponselku berbunyi. Aku melirik nama si pemanggil. Kalian tahu siapa? Ya, Papaku yang sialan itu. Kebetulan sekali pria itu menghubungiku, aku akan memberikan negosiasi dengan Papa.
Mungkin ini bisa membantu memperbaiki hubungan Mama dan Papa?
☪☪☪
Aku meminta Jeno Hyung mengantarkanku ke Rumah Sakit. Lalu aku bertemu dengan Papaku. Aku meminta Papaku membawa kami ketempat sepi, lalu Papaku membawa kami ke sebuah taman yang lumayan jauh dari rumah sakit.
“Ada apa, Jun? Tumben sekali mengajak Papa berbicara serius.” Ujar Papa dengan nada bicara bercanda. “Kau punya kekasih? Tidak apa-apa. Asal jangan kelewat batas ya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
Fanfiction[COMPLETE] [⚠ warning, Don't read if you don't want to cry] "Pada akhirnya. Aku akan kehilangan segala yang ku miliki untuk selamanya akibat keserakahanku. Maafkan aku Heo Hyunji, aku menyesal." -Kim Taehyung "Semua sudah terlambat, Tae. Terimakasih...