Bagian 14

602 76 15
                                    

Taehyung duduk sambil bersadar di kepala ranjang. Merangkul sang istri yang tengah menyandarkan kepalanya di dada miliknya. Taehyung mengusap bahu Hyunji yang hanya mengenalan pakaian tidur satin bertali tipis.

Taehyung suka melihat Hyunji mengenakan pakaian terbuka di depannya. Istrinya itu terlihat begitu sexy dan menggairahkan walau sudah berkepala empat. Jika saja tidak mengingat istrinya baru kembali dari Rumah Sakit, mungkin ia sudah mengajak istrinya bercinta sampai pagi.

Taehyung tersenyum, melihat Hyunji memainkan jari jari mungil miliknya didadanya. Membentuk pola abstrak yang malah membuat Taehyung tergoda. Namun, berusaha menahan diri.

“Sayang....”

Panggil istrinya begitu lembut. Sejak pertama kali bertemu dengan Hyunji, suara wanita itu adalah bagian terfavorit Taehyung. Baik itu saat berbicara atau saat sedang mendesah di bawah kungkungnya, Taehyung suka itu.

“Iya?”

“Minggu depan kita anniversary yang ke 20, kau ingat?” Tanya Hyunji, Taehyung tampak berpikir lalu ia mengingat bahwa minggu depan adalah anniversary mereka saat berpacaran.

“Iya, aku ingat.”

Hyunji mengangkat tubuhnya, lalu tersenyum. “Ayo kita rayakan. Berdua. Seperti kita pacaran dulu.”

Taehyung terdiam, situasi sedang tidak baik saat ini. Hubungannya dengan Heejin juga sedang kacau, belum lagi anak-anaknya yang sudah tahu semuanya. Mood Taehyung akhir-akhir ini kacau, sangat.

“Lalu anak-anak bagaimana? Kakimu juga masih sakit bukan?”

Hyunji mengangguk, “Besok lusa gipsku sudah di buka, Jimin mengatakan kaki ku tidak akan lama lagi sembuh. Lalu, anak-anak...” Hyunji berpikir sebentar, “Mereka sudah cukup besar, kita bisa titipkan pada Hyunjun Oppa.”

“Bagaimana? Ayolah, kita kenang masa-masa muda kita. Ya? Ya?”

Taehyung menatap istrinya yang tengah menatapnya. Sungguh, Taehyung lemah jika melihat tatapan memohon milik Hyunji. Maka dari itu ia tersenyum. Lalu mengusap pipi tirus istrinya.

“Baiklah, Aku akan mengosongkan jadwalku sehari.”

Hyunji menggeleng, “Kosongkan 5hari. Aku ingin merayakan di Paris. Seperti saat kita bulan madu waktu membuat Jun Hyuk.”

“5hari?”

Hyunji mengangguk, “Iya. Awalnya ingin dua minggu, tapikan Jungkook akan berulang tahun di akhir bulan ini. Kita harus hadir, jadi ya sebelum itu kita pergi dulu.”

Taehyung menjilat bibirnya, lalu matanya memandang kesana kemari. Pria itu memikirkan Heejin. Taehyung yakin, Heejin akan mengamuk, apalagi dirinya sudah berjanji akan bercerai dengan Hyunji bulan depan.

“5 hari, apa kau tidak lelah? Kau baru saja sembuh, Ji.”

Hyunji menggeleng, “Tentu tidak. Aku sudah biasa di pukuli seperti itu. Kau lihatkan waktu aku di pukuli ayah dan hampir mati karena memperjuangkan hubungan kita? Aku sering merasakan itu, jadi yang kemarin aku anggap ya kenangan masa lalu sedang menyapa.”

Mata Taehyung mengerjap. Hyunji lagi-lagi menyerang titik lemah Taehyung. Rasa bersalah kembali menyelimuti dirinya. Mengingat memori mereka ketika Hyunji di hajar habis-habisan oleh Ayahnya karena membela Taehyung, menolak terang-terangan dia tidak ingin menikah dengan Kim Seokjin.

Sekarang Taehyung merasa tidak tahu diri. Setelah memperjuangkan Hyunji ia malah mengkhianati wanita itu.

“Baiklah. Ayo kita ke paris.”

The Truth Untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang