[Note : coba deh kalian baca ini sambil dengerin lagu di mulmed, supaya dapet feelnya:')]
Hyunji memandang pantulan dirinya yang begitu cantik. Mengenakan gaun putih polos outshoulder dengan model berenda melingkupi sekitar bahunya. Dengan menjuntai indah di mengikuti tinggi badan sang wanita. Hyunji tersenyum melihat dirinya yang sangat cantik di hari dimana Hyunji akan di persunting oleh Pria yang begitu ia cintai.
"Kau sudah siap, adikku?"
Ucapan Hyunjun membuat sang wanita menoleh, tersenyum manis dan mengangguk. Hyunjun menghampiri Hyunji, meraih penutup wajah berwarna putih transparan untuk menutupi wajah sang adik. "Kau sangat cantik hari ini, Ji. Ah, rasanya kemarin kau masih menangis padaku meminta sebuah permen dan sekarang kau sudah akan menikah."
Hyunji tersenyum, "Jangan bersedih, Oppa, ini hari bahagiaku."
Hyunjun mengangguk, "Tentu saja. Ayo, calon suami sudah menunggu kehadiran wanitanya."
Hyunjun meraih tangan kanan Hyunji, meletekannya diantara tangan kirinya. Lalu berjalan bersama menuju tempat dimana sang adik meresmikan pernikahannya dengan Pria yang ia cintai.
Hyunji melihat sang Ayah menunggunya di depan pintu aula, tersenyum hangat untuk pertama kalinya. Pria yang sudah tidak muda lagi itu mengenakan Tuxedo hitam, dengan kemeja putih sangat pas di tubuhnya yang masih kekar walau sudah berumur. Pria paruh baya itu meraih tangan Hyunji yang mengenakan sarung tangan transparan dan mengapit tangan Hyunji di antara tubuh dan tangannya.
"Kau siap?"
Hyunji mengangguk sebagai jawaban pertanyaan sang Ayah. Ini pertama kali —dan mungkin terakhir kali—sang Ayah berbicara dengannya begitu lembut. Kebahagiaan Hyunji membuncah, karena ia merasakan hari ini begitu istimewa sampai Hyunji ingin menangis.
Pintu Aula terbuka, menampakkan karpet berwarna merah yang menjadi pengiring langkah Hyunji dan Sang Ayah menuju Altar. Seluruh tamu dan saksi pernikahan sudah hadir, menatap Hyunji dengan senyum yang menghiasi wajah mereka. Hyunji melihat ada Park Jimin dengan calon istrinya datang. Senyum Park Jimin sangat merekah, sampai-sampai matanya ikut tersenyum.
Hyunji terus mengalihkan pandangannya menuju Altar. Kim Taehyung, Pria yang begitu ia cintai tengah menatapnya. Pria itu begitu tampan sekali. Menggunakan tuxedo berwarna putih, dengan bunga di saku kirinya. Rambut Pria itu di sampirkan menggunakan pomade kebelakang. Sungguh, Taehyung adalah pemandangan terindah yang pernah ada di hidup Hyunji.
Hidup Hyunji begitu indah. Semua terlihat baik-baik saja. Menikah dengan Pria yang begitu cintai. Memimpikan masa depan yang berwarna bersama sang Suami.
"Apa kau bersedia, Heo Hyunji?"
Hyunji tersenyum menatap Taehyung, "Ya, Aku bersedia."
Ciuman yang di berikan Taehyung hari itu, adalah sebuah Janji bagi Hyunji. Hidupnya sudah terikat bersama sang Kekasih yang menjanjikan hidup bahagia hingga akhir hayat nanti. Hidup bahagia, hingga tidak ada yang mampu memisahkan mereka selain maut.
Taehyung menatap Hyunji sambil menghapus jejak saliva di bibir wanita yang resmi menjadi istrinya. "Terimakasih sudah memilihku, terimakasih sudah menjadi ibu dari anakku. Aku mencintaimu, Hyunji. Sungguh, aku sangat amat mencintaimu, Kim Hyunji."
Pembohong!
Kau berbohong, Tae!
Semua cintamu, semua ucapanmu hanya bualan.
Hyunji memejamkan matanya. Air mata terus mengalir dari kedua matanya. Hatinya berdenyut, nyeri sekali. Ingatan tentang bagaimana indahnya hari pernikahan mereka membuat luka di hatinya semakin besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
Fanfiction[COMPLETE] [⚠ warning, Don't read if you don't want to cry] "Pada akhirnya. Aku akan kehilangan segala yang ku miliki untuk selamanya akibat keserakahanku. Maafkan aku Heo Hyunji, aku menyesal." -Kim Taehyung "Semua sudah terlambat, Tae. Terimakasih...