Bagian 10

589 82 10
                                    

Taehyung mengusap kepala istrinya dengan lembut. Setelah memakan buah yang di bawa olehnya, Hyunji merasa mengantuk karena efek dari obat yang di berikan Jimin.

Tadi Jimin bertemu dengan Taehyung, sempat ingin di hantam kepalanya oleh Jimin, namun Pria itu mampu menahannya. Karena sangat tidak etis jika Direktu rumah sakit sekaligus dokter andalan rumah sakit itu memiliki image yang buruk. Bisa-bisa Ayahnya akan datang ke Seoul dan menendang bokong Jimin.

Walaupun sudah tua, Ayah Jimin masih kuat menendang bokong anaknya.

Lalu, Jimin secara gamblang mengatakan akan membunuh Taehyung jika menceraikan Hyunji disaat-saat seperti ini. Jimin menyuruh Taehyung menunggu sampai kondisi Hyunji pulih sepenuhnya. Jimin khawatir sahabatnya akan drop ketika mendapat surat cerai dari suami tercintanya itu.

“Tidurlah.” Ujar Taehyung saat melihat mata istrinya yang begitu mengantuk.

“Kau mau pergi lagi, ya?”

Taehyung terdiam sesaat, lalu mengusap kepala Hyunji lagi, “Tidak. Aku akan disini sampai kau terbangun nanti.”

“Benar?”

Taehyung mengangguk, “Iya, sayang. Tidurlah. Aku tidak akan kemana-mana.”

Hyunji tersenyum, “Baiklah.”

Setelah itu Hyunji memejamkan matanya. Taehyung memandangi wajah cantik Hyunji yang mulai memasuki mimpinya. Sedikit merasa bersalah ketika melihat luka-luka di sekujur tubuh Hyunji. Lebam di wajahnya yang mulai memudar, luka kecil yang sudah mulai mengering di tulang dekat sudut matanya. Dan kakinya yang di pasang gips, karena patah akibat jatuh dari tangga.

Mengenaskan sekali istrinya. Dan dia tidak tahu diri malah menemani Heejin yang hanya terluka sedikit. Taehyung merasa bersalah karena Heejin, Hyunji kehilangan anaknya. Dan karena Heejin ia kelak akan kehilangan suaminya.

Hati Taehyung belakangan ini mulai kerasa goyah. Apalagi ketika Heejin begitu egois. Ia ingin Taehyung di dekatnya terus karena ia masih trauma –katanya–Sebenarnya Taehyung jenuh sekali dengan sikap Heejin yang terlalu kekanakkan, egois. Padahal Hyunji seperti ini karena dirinya, tetap saja masih mau menguasai Taehyung.

Aku sedang hamil, Tae. Tidakkah kau berpikir anak kita terguncang karena insiden itu?

Ya, Jika sudah menyangkut pautkan dengan kehamilan, Taehyung tidak bisa berkutik lagi. Ia tidak mungkin membiarkan dirinya kehilangan anaknya untuk kedua kalinya kan? Tidak apa-apa, katakan saja Taehyung bodoh. Karena emang faktanya seperti itu.

Soal surat perceraian Taehyung untuk Hyunji sama sekali belum diajukan oleh pria itu. Lagi-lagi, hatinya goyah. Apalagi melihat kondisi Hyunji yang seperti ini, rasanya berat sekali meninggalkan wanita itu. Membiarkan dia janda, dan menjadi milik orang lain. Sungguh, Taehyung tidak rela Hyunji bahagia dengan pria lain, selain dirinya. Taehyung egois, kalian tahu itu kan?

Dan ketakutannya semakin membuncah ketika ia datang dan melihat dari luar. Hyunji, sedang tertawa bersama Pria lain. Melihat itu saja rasanya tidak rela. Apalagi membayangkan Hyunji-nya mengikat janji dengan pria lain di altar? Taehyung mengeryit, tidak sanggup membayangkan hal itu.

Walau sebenarnya itu bisa saja terjadi?

Taehyung mengalihkan pandangannya ke pintu yang terbuka. Pemandangan Aery di rangkul oleh Pria –yang Taehyung tidak tahu siapa– membuat hatinya mencelos. Apa ini gambaran ketika nanti Aery memiliki Papa baru?

“Jun Hyuk, ayo pulang.” Ajak Aery. Jun Hyuk yang tengah bermain game di ponselnya menoleh.

“Lalu Mama?”

The Truth Untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang