Bagian 8

540 80 7
                                    

Jimin memasang senyumannya begitu ia melihat Hyunji memasuki cafe favorit mereka sejak kuliah. Wajah wanita itu begitu bersinar. Ia benar-benar terlihat bahagia sekali. Jimin tak mampu membayangkan bagaimana senyuman itu berubah menjadi tangisan pilu.

Cepat atau lambat, Jimin harus mempersiapkan diri untuk menjadi pelindung Hyunji, sandarannya ketika Hyunji runtuh.

“Aku baru saja kembali dari rumah sakit, mau lihat tidak?” Ujar Hyunji begitu ia duduk di hadapan Jimin.

Jimin hanya diam, tersenyum dan menatap Hyunji.

Wanita itu mengeluarkan foto hasil usg. Setelah Hyunji mendapatkan hasil positif dari test pack, ia langsung mengeceknya ke rumah sakit. Dan benar ia hamil sudah 8 minggu.

“Lucu sekali bukan? Ia masih kecil sekali.” lanjut Hyunji sambil menunjukkan foto janin yang hidup didalam rahimnya.

Jimin melihatanya sekilas lalu tersenyum, “Iya lucu. Pasti ia akan menjadi anaknya cantik/tampan seperti dirimu.”

Hyunji tertawa, “Tampan seperti Taehyung dong, masa aku tampan sih.”

“Kau kan multifungsi. Bisa jadi pria, bisa jadi wanita. Jadi ya kukata kan saja begitu.” Sahut Jimin dengan santainya.

“Aku sedang senang lho, Jim. Jangan membuatku marah.”

Jimin tertawa. Sahabatnya selalu seperti itu. Galak, dan ketus jika bersama Jimin. Tetapi Jika bersama Taehyung ia begitu manis, lembut, dan manja.

Sedalam itu kah cintamu pada Taehyung, Ji?

“Taehyung sudah di beri tahu?” Tanya Jimin setelah ia menyesap kopinya.

Hyunji menggeleng. “Taehyung tadi siang mengatakan akan berangkat ke Jepang selama 2minggu. Mendadak sekali, padahal aku ingin sekali memberi tahu ini.”

Mata Jimin membulat, “Benarkah?”

Hyunji mengangguk, “Tidak usah khawatir, Jim. Aku sudah biasa di tinggal olehnya. Lagipula hanya 2minggu. Waktu yang singkat bukan?”

Jimin terdiam, Ya, waktu yang singkat untuk mempersiapkan surat perceraian untukmu.

Bajingan itu sengaja melarikan diri selama 2minggu, lalu kembali dengan surat cerai? Wah. Kim Taehyung, kau benar-benar tahu cara menghancurkan wanita ya.

“Telepon, Taehyung.”

Hyunji mengerjapkan matanya tidak mengerti, “Eh?”

“Beri tahu dia lewat telepon. Aishh, sudah tua masih saja lemot.”

Hyunji berdecih. “Ku lempar cheesecake ini ke wajahmu, mau?”

Jimin terkekeh, “Galak sekali, wanita hamil.”

Hyunji memutarkan bola matanya, “Taehyung tidak bisa dihubungi setelah ia berangkat. Sedang di pesawat mungkin.”

Jimin menertawakan dirinya. Ia merasa kasihan dengan sahabatnya yang selalu di bodohi oleh Taehyung sialan itu.

Jimin berdeham, “Heo Hyunji..”

Hyunji sedikit terkejut ketika ia mendengar suara serius Jimin memanggil namanya dengan marga orang tuanya, bukan marga Taehyung.

“Kau tidak berkeinginan bercerai dengan Taehyung?”

Mulut Hyunji terbuka, matanya membulat. “Kau mengatakan apa?”

“Kau tidak berencana menceraikan Taehyung?” Ulang Jimin dengan pertanyaan yang lebih to the point.

Hyunji berdecih. “Apa kau pikir semuanya pantas menjadi bahan leluconmu, Jiminssi?”

The Truth Untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang