Hari ini , hari yang spesial bagi Edgar dan teman satu band nya. Berkat usaha Rio dan ayahnya, mereka mendapat undangan untuk bertemu langsung dengan pak Awan di perusahaan Awan Corp.
"Wahh gila keren banget ni kantor" kata Galih kagum
"Namanya juga perusahaan orang kaya, pak Awan itu tajir melintir lho" kata Rio
"Tau gue" kata Fariz
"Udah cakep belum gue, gerogi nih" kata Rio
"Hahaha santai aja bro, kalo gerogi malah ngerusak suasana nanti.. kendaliin diri lo bro" kata Edgar
Rio mengangguk.
Mereka ngobrol di ruang tunggu perusahaan itu."Permisi, kalian dipanggil ke ruangan meeting. Sudah ditunggu pak Awan" kata seorang wanita yang menghampiri mereka.
"Ohh ia terimakasih mbak informasinya" kata Edgar senang
"Mari saya antar" ujar wanita cantik itu lalu beranjak duluan.
Edgar dan teman-temannya mengikuti wanita itu.Mereka menaiki lift menuju lantai lima, wanita itu membawa mereka ke ruangan meeting.
Rio melihat ayahnya duduk bersama pak Awan dan dua orang karyawan di perusahaan itu.
"Nahh.. ini mereka pak, ini anak saya Rio. Dulu pas acara khitanan Rio, bapak dan ibu pernah datang ke rumah kami" ujar pak Rizal
Pak Awan hanya mengangguk, ekspresi wajahnya datar seperti tak tertarik.
"Duduk" ucapnya singkat.
Edgar melihat pak Awan yang bersikap dingin, lalu beranjak duduk."Emm.. ini seperti yang saya ceritakan tempo hari pak, mereka ini anak-anak berbakat. Main band nya bagus sekali, kemarin sudah saya berikan CD lagu mereka. Bapak sudah dengarkan?" ujar pak Rizal
Pak Awan melihat asisten di sebelahnya "belum ada waktu, Nia mana CD nya kemarin?" tanya pak Awan pada asisten nya.
"Ini pak.. sudah saya siapkan" kata wanita bernama Nia itu memberikan CD tersebut.Pak Awan menerimanya, tapi meletakkan nya di meja.
"Emm begini pak, besar harapan anak-anak ini agar sudi kiranya bapak memberikan mereka kesempatan" kata pak Rizal berusaha meyakinkan bos nya itu.
"Kami sudah punya dua lagu ciptaan kami sendiri pak, kami mohon bapak dengarkan dulu" kata Edgar
"Kamu siapa?" tanya pak Awan menatapnya tajam.
"Maaf pak, saya Edgar vokalis di grup Band ini.." jawab Edgar
"Ia pak saya Fariz, nama band kami Jingga Band" kata Fariz malah nyeletuk membuat suasana semakin garing.
"Husst! ahh" kata Rio pelan, menahan kesal pada Fariz yang ceroboh."Apa yang membuat saya harus memberikan kalian kesempatan ?" kata pak Awan dengan angkuhnya.
"Emm.. kami yakin lagu kami dapat diterima di industri musik tanah air dan disukai oleh para penikmat musik. Kami akan berusaha dengan keras agar menjadi yang terbaik" kata Edgar serius."Saya mau dengar langsung" ujar pak Awan membuat Edgar dan yang lainnya terdiam.
"Maaf maksudnya bagaimana pak?" tanya Rio
"Saya mau dengar kalian menyanyi dan main musik langsung sekarang. Saya cuma ada waktu lima menit" kata pak Awan melihat arloji nya lalu melipat tangannya di dadanya.
"Ohh baik pak siap pak" kata Fariz segera siap-siap memainkan gitar yang sejak tadi ia bawa.
"Ayo.. kita bisa" kata Galih pelan.
Edgar mengangguk, "ayo.. " kata Edgar melihat Fariz dan Rio.
Fariz dan Rio memainkan gitarnya.
Edgar mulai bernyanyi lagu ciptaan nya yang pertama berjudul Rinai Rindu.Lagu yang mengisahkan tentang seorang pemuda yang merindukan masalalu bersama wanita yang dicintainya.
🍃🍃🍃🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG
Romance"selalu ada meskipun tak terlihat" cinta selalu memberi kekuatan, tanpa disadari Bintang masih bertahan menemani Senja. Bintang dan Senja?