Duapuluh Enam (End)

159 16 0
                                    

Keesokannya, Senja dan Rio cs kembali datang ke kantor polisi.
Mereka kembali diperiksa dan dimintai kesaksiannya.

Langit tampak mendung, seperti tau kesedihan Senja. Ia melihat arloji nya, sudah pukul 19.00 WIB.

"Senja.. terimakasih yaa, berkat lo pelakunya ketangkap" ucap Langit.
Senja melihat Langit,
"Ya" jawabnya berat.

Rio melihat pak Awan dan istrinya, pasangan konglomerat itu tampak sangat sedih. Bahkan tangis bu Maia tak berhenti sejak siang tadi.

Rio menghela nafas. Ikut sedih atas kejadian yang menimpa keluarga bos ayahnya itu.

"Lo yang tabah ya, gue tau lo sedih banget kehilangan Bintang.. gue juga" kata Langit
"Lo juga yaa" kata Senja.
"Senja.. Rio.. Riz.. urusan kita udah selesai disini, ayo kita pulang" ajak Galih.

Senja dan Rio mengangguk, mereka beranjak.
"Kalian duluan aja.. gue mau sendiri" ujar Senja
Rio mengangguk "baiklah.." jawab Rio lalu beranjak pergi bersama teman-temannya.

Tak lama Senja pergi ke taman tempat biasa ia menghabiskan waktu bersama Bintang. Ia tak menyadari Langit mengikutinya.

Senja duduk di salah satu kursi taman, ia menutup wajahnya. Terduduk menangis.

"Senja.."
"Senja"

Senja mencari arah suara, seperti ada yang memanggil namanya.
Begitu kagetnya saat ia melihat Bintang.

"Bintang.." ucap Senja, ia masih terpaku kaget.

"Terimakasih yaa.. aku udah tenang sekarang. Selamat tinggal Senja.." ucap Bintang lalu menghilang.

"Bintaaang" Ucap Senja sambil menangis.

Langit menghampiri Senja, mencoba menenangkannya.

🍃🍃🍃

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang