Tujuh Belas

74 11 0
                                    

Seminggu berlalu, seperti biasa Edgar disibukkan dengan aktivitasnya dalam bermusik. Sejak tiga hari yang lalu Edgar dan temannya mendapat job ngeband di Helton Cafe.
Malam itu mereka sedang di ruang wadrop, tiga puluh menit lagi mereka akan perform.

Galih menyikut Rio, melirik Edgar yang belakangan ini banyak diam dan melamun.

"Ehhmm.. Edgar, gue tau manggung di cafe kayak gini bukan keinginan lo.. tapi lo tau kan kita semua udah berusaha nemuin produser-produser musik dan nawarin lagu kita, tapi belum ada yang nerima. Lo gak perlu sedih gitu.. mungkin jalannya kita begini dulu, gue yakin suatu saat kita bisa sukses dan lagu-lagu kita terkenal" kata Rio
Edgar melihatnya, menghela nafas.
"Ia.. siapa tau ada produser musik yang mengunjungi cafe ini  trus lihat kita dia jadi suka dan nawarin kita kontrak" kata Fariz berandai-andai.

"Gue tau, dan gue happy kok disini, gue lagi ada masalah yang lain aja" jawab Edgar lalu tersenyum kecil.
"Lo ada masalah apa? Cerita dong sama kita, siapa tau kita bisa bantu" kata Rio duduk di dekat Edgar.
"Bukan apa-apa, ngga penting" ucap Edgar enggan berbagi cerita.
"Ohh" kata Rio singkat. Ia memainkan gadgetnya.
"Lo semua tau nggak, kabarnya pak Awan lagi tertimpa masalah" kata Rio
Fariz, Edgar dan Galih melihat kearah Rio.
"Masalah apa?" tanya Fariz
"Anak kedua nya menghilang, ga tau kemana.. udah lapor polisi dari semingguan yang lalu tapi ngga ada hasil.. tau tu kemana anaknya" kata Rio
"Di rumah cewenya kali" celetuk Galih.
"Ngga tau juga, gue dapat kabar dari bokap gue" kata Rio.

"Boys yuk ready.. sepuluh menit lagi tampil" kata pak Arfan manajer di Cafe itu.
"Siap pak.." kata Edgar lalu beranjak.
"Yuk nanti lagi ceritanya" kata Fariz lalu beranjak mengikuti Edgar.

🍂🍂🍂🍂

Keesokannya,  Edgar menemui Senja di kantin kampus. Kantin memang tak pernah sepi pengunjung. Kantin memang menjadi salah satu tempat seru untuk menghabiskan waktu sembari mengenyangkan perut.
"Lo apa kabar?" tanya Edgar,
"Baik.. gue seneng ketemu lo hari ini, gimana band lo?"
"Lancar" jawab Edgar lalu tersenyum
"Gue ikut seneng deh atas kesuksesan lo" kata Senja
"Belum sukses banget kok.. baru merintis"
"Gue doain sukses.. kurusan lo sekarang.. plontos lagi"
"Hehehe amin.. ia nih, sibuk sampe lupa makan. Lo bener baik-baik aja kan?" tanya Edgar
"Iaa gue baik-baik aja.. kok nanya nya gitu?"
"Ngga apa apa.. gue sejak kemarin keinget lo terus. Kangen kali ya" kata Edgar lalu tertawa pelan
"Duhh sahabat gue manis banget.." ucap Senja lalu tertawa.
Mereka ngobrol seru di kantin itu.

Sementara Bintang sejak tadi berjalan  di sekitar kampus. Ia masih belum menemukan jalan keluar atas masalahnya.
"Akbar.. Akbar ini gue" kata Bintang menghampiri teman akrabnya di kampus.
Namun sama saja hasilnya, setiap kali ia menyapa oranglain, tak ada satupun yang menoleh dan sadar akan keberadaannya.
Hidup Bintang benar-benar hancur. Ia tak tau harus apa, mencoba mengingat-ingat apa yang dialami sebelumnya namun tak juga menemukan apa-apa.

Sejak kemarin ia hanya mengikuti Senja, tak pulang ke rumah dan saat malam diam-diam bersembunyi di kamar tamu rumah Senja. Baginya itu aman karena hanya Senja satu-satunya orang yang dapat melihatnya seperti biasa.

Langkah Bintang terhenti saat melihat Senja sedang mengobrol dengan Edgar.
Ia melihatnya dari kejauhan.

"Tunggu.." ucap Bintang dalam hati, tiba-tiba pikirannya seperti terbuka.
"Gue ingat terakhir kali, malam itu..  gue datang ke rumah Senja. Disana ada Edgar, saat pulang Edgar nebeng ke mobil gue.. dia yang nyetir.. paginya gue bangun tidur Langit ga bisa lihat gue sama sekali, tapi Senja bisa.. dia jemput gue ke rumah pake motor barunya trus ke kampus. Ohh ia, waktu itu mobil gue ngga ada. Handphone gue juga" kata Bintang mengingat-ingat.

Bintang terus melihat Edgar dari jauh, ia mulai merasa ada yang aneh.
Tak lama Edgar dan Senja beranjak, Bintang bersembunyi agar tidak dilihat oleh Senja.
Edgar mengantarkan Senja masuk ke dalam kelas lalu beranjak pergi.
Bintang memutuskan untuk mengikuti Edgar.

🍃🍃🍃🍃

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang