Delapan Belas

97 13 0
                                    

Kehidupan manusia seperti sebuah Puzzle, ada kepingan yang harus disatukan. Ada hal-hal yang harus kita susun atau kita rancang agar dimasa depan kita dapat mencapai yang kita inginkan.

Lain halnya dengan Bintang, belakangan ini ia merasa hidupnya membingungkan. Ada beberapa hal terjadi dan itu semua diluar akal sehatnya. Seperti hari ini, sudah seharian Bintang mengikuti Edgar. Mengikuti ke rumah, ke basecam,  mini market, bahkan sekarang mereka berada di Cafe.
Entah kenapa ia berinisiatif mengikuti sahabat kekasihnya itu.

Malam mulai larut, Rio melihat arloji nya, pukul 23.21 WIB.
"Gue cabut duluan ya" kata Rio
"Yahh cepat amat" kata Edgar
"bokap gue ntar ngamuk kalo gue pulang pagi" kata Rio
"Hahaha yaudah deh.." kata Edgar
"Hati-hati lo" kata Galih
"Gue cabut juga ya.. Rio tunggu" kata Fariz lalu beranjak.
Edgar dan Galih membereskan alat musik mereka.
"Gue duluan ya.. " kata Edgar
"Lo gak nebeng gue?" tanya Galih
"Nggak deh, gue ada urusan" kata Edgar
"Yaudah. Sampai bertemu besok bro"
"Yoi" jawab Edgar lalu beranjak pergi.

Bintang mengikutinya. Edgar menaiki metro mini , Edgar duduk melamun entah memikirkan apa. Tak lama Edgar turun di pinggir jalan, beranjak memasuki areal komplek yang sepi.
"Mau kemana dia? Ini kan bukan jalan ke rumahnya" kata Bintang penasaran.

Edgar terus berjalan, seraya merokok.
Langkahnya berhenti di depan sebuah gedung tua yang terbengkalai. Gedung itu cukup besar, dan menyeramkan.
Edgar melangkah masuk ke gedung itu.
Bintang mengerutkan dahinya, mengikuti Edgar.
Melewati ruangan demi ruangan, makin jauh kedalam makin kotor dan gelap , Edgar menyalakan mode senter dari gadgetnya.
Tak lama ia memasuki areal utama di gedung itu, melihat sebuah mobil yang terparkir. Ia menyalakan lampu ruangan itu, tidak seberapa terang  tapi cukup untuk menerangi ruangan itu. Satu-satunya ruangan yang masih bagus aliran listriknya.

Betapa terkejutnya Bintang saat melihat mobilnya di ruangan itu.
"Ini kan mobil gue, kenapa bisa disini.. lo curi mobil gue hahh?" Ucap Bintang kesal
Edgar mengambil sesuatu dari saku jaketnya. Sebuah botol berukuran sedang, ia meneguk bir nya sambil mendekati mobil Bintang.
"Bagaimana rasanya? Dingin? Menyenangkan?" Kata Edgar bicara sendiri.
"Hidup lo terlalu sempurna, lo dicintai seseorang yang gue cintai.. dan bokap lo yang bajingan itu.. terlalu angkuh." kata Edgar lalu tertawa,  membuka bagasi belakang mobil itu, ia mulai mabuk.

"Maksud lo apa,?!" ujar Bintang tak mengerti. Ia menoleh melihat bagasi mobilnya.
"Hahh!!" Bintang sontak kaget. Tak percaya dengan apa yang ia lihat.

 Tak percaya dengan apa yang ia lihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback.

Malam itu sepulang dari rumah Senja, Bintang dan Edgar pulang bersama.
"Gue mampir ke rumah teman gue bentar ya" ucap Edgar
"Jangan lama ya"
"Gak lama kok, tenang aja bro" kata Edgar lalu beranjak turun dari mobil. Ia melangkah masuk ke rumah temannya.
"Ehh elo, baru nongol" kata Danang teman Edgar
"Mana pesanan gue?"
"Bentar.." kata Danang lalu beranjak mengambil sesuatu.
"Nih.. ingat ya jangan libatin gue" ucap Danang
"Iaa beres. Ini ampuh kan?"
"Ini racun paling ampuh banget.. sepuluh menit tewas bro" kata Danang
"Bagus.. gue minta minuman botol lo" kata Edgar lalu mengambil botol minuman di meja, mencampurkan racun nya.
"Hati-hati lo.. inget jangan libatkan gue"
"Iaa aman.. gue cabut dulu, thanks bro" kata Edgar lalu beranjak.
"beress.. yuk lanjut, bete ya lo" kata Edgar seraya naik ke mobil itu.
"Ngga, biasa aja. Santai" jawab Bintang.
Edgar tersenyum, "ini gue bawain minuman buat lo.. baik kan gue" kata Edgar memberikan botol minuman kemasan itu pada Bintang.

"Thanks ya" ucap Bintang menerimanya.
"Sip" jawab Edgar sambil menyetir. Sesekali ia melirik Bintang meneguk minuman itu.

Tak lama Bintang merasa pusing, nafasnya tiba-tiba sesak dan terbatuk-batuk. Racun itu benar-benar ampuh, seketika Bintang tewas ditangan Edgar.
Edgar membawa mobil itu ke sebuah gedung tua. Menyembunyikannya disana.

-----------------------------------------------------------

Bintang baru mengingat semuanya setelah melihat jasadnya. Ia terduduk menitikkan airmata, hidupnya telah berakhir dengan tragis. Selama ini ia tak menyadari kematiannya karena dibunuh secara halus oleh sahabat kekasihnya sendiri. Seseorang yang mulai ia anggap teman.

🍃🍃🍃🍃🍃

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang