Duapuluh Empat

88 14 1
                                    

Malam pukul 20.19 WIB. Senja, Rio, Galih dan Fariz memberanikan diri memasuki areal komplek mati. Komplek angker yang sudah lama terbengkalai dan cerita mistisnya cukup populer di kawasan itu.

"Kalian semua siap?" tanya Fariz
"Kayak mau perang aja.. Bismillah bro" kata Galih.
Rasa cemas dan takut mulai merasuki  diri mereka.

Rasa cemas dan takut mulai merasuki  diri mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semakin lurus ke dalam, semakin gelap dan menyeramkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semakin lurus ke dalam, semakin gelap dan menyeramkan.
Rio menambah kecepatan mobilnya.

"Hati hati Rio" kata Senja
"tenang" ucap Rio, sementara dirinya terlihat gelisah menahan takut.

Tak lama, Rio memarkirkan mobilnya  di depan sebuah gedung tua.

Tak lama, Rio memarkirkan mobilnya  di depan sebuah gedung tua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu tempatnya?" tanya Senja
"Iya.." jawab Rio.
"Ayo turun" ajak Senja seraya beranjak keluar dari mobil.

Rio, Fariz dan Galih juga. Membawa santer yang tadi sudah mereka beli di mini market.

Mereka beranjak memasuki gedung itu.
"Duhh.." keluh Fariz mensenter beberapa spot yang terlihat menyeramkan.
"Santai bro" kata Galih menoleh kiri kanan.
"Kemana ni kita?" tanya Fariz yang mulai takut

Senja menutup hidungnya, tempat itu berdebu dan bau menyengat mulai tercium.
"Huelkk.. gila bau banget ni tempat" kata Galih mual
"Namanya juga udah lama ngga kepake bro.." kata Rio menutup hidungnya.

"Disana kelihatannya ada cahaya" kata Senja menunjuk dengan cahaya senter nya.
Semuanya sepakat berjalan ke arah cahaya itu.
"Ngga ada siapa-siapa" kata Rio.

Samar-samar Bintang mendengar ada suara, ia beranjak mengintip.
Kaget melihat yang datang adalah Senja. Namun Senja dan teman-temannya berbelok ke arah lain.
Bintang melihat kearah mobilnya,
"Senjaa.." panggil Bintang dari balik tembok.

Senja menoleh ke belakang.
"Lo denger lo denger barusan" kata Fariz ketakutan.
"Gue denger gue denger.. ada yang manggil lo Senja" kata Galih.
"Mungkin itu Edgar" kata Senja beranjak ke arah suara itu.

"Edgar??" teriak Senja.

"Senjaa" panggil Bintang lagi.

Senja mengerutkan dahinya, seperti mengenal suara itu.

Rio menahan tangan Senja,
"Ngga beres ni tempat, ayo kita pergi aja" ajak Rio
"Nggak.. gue mau lihat ke sana" kata Senja memberanikan diri.

Rio mau tak mau mengikuti Senja.
"Tungguin woi" kata Galih lalu beranjak bersama Fariz mengikuti Rio.

Senja menyorot bagian-bagian ruangan dengan lampu senter nya. Rasa penasarannya membuatnya berani.
Langkah kakinya mendadak terhenti.
"ini.. inikan mobil Bintang" kata Senja kaget. Melangkah mendekati mobil itu.

Rio melihatnya, Fariz dan Galih saling berpandangan.

Rio membuka pintu depan mobil tersebut, bau busuk mulai menyeruak .
"Huellkkkk" kata Senja mau muntah, bau itu begitu pekat menusuk hidung
Rio, Galih dan Fariz pun merasakan hal yang sama.

Galih menendang pintu itu, kembali menutupnya.
"Bau bangkaii gilaa bau banget" kata Fariz

Mendengar ucapan Fariz, Rio tampak menyadari sesuatu. Memikirkan apa mungkin ada mayat di dalam mobil itu.
Ia menyenter ke dalam jendela mobil itu, memeriksanya.
Senja hanya melihatnya saja, benar-benar tak tahan dengan baunya.

Tiba-tiba Rio mundur ketakutan saat melihat jendela belakang.
"Ada apa?" kata Galih
Senja melihat Rio, "kenapa Rio?"

"Ada mayat di jok belakang" kata Rio gemetar ketakutan.
"Serius lo" kata Fariz kaget.
"Telpon polisi.. cepetan" kata Senja

Galih mengangguk, segera menelpon polisi.

Fariz memberanikan diri, membuka bagasi belakang mobil itu.

Bau yang sama kembali menyeruak, bahkan kali ini bau busuk itu begitu menyengat.
Tak hanya itu, mereka semua juga dikagetkan dengan mayat yang berada di dalam bagasi mobil itu.
Kondisinya mengenaskan, hanya wajahnya masih bisa dikenali.

Galih menyenter wajah mayat itu,
"Bintang" ucap Senja kaget, tubuhnya tiba-tiba ambruk pingsan.
"Senja.. Senja" kata Rio menahan tubuh Senja.
Mereka semua tampak shock.

Mereka semua tampak shock

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🥀🥀🥀🥀

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang