Alette mengerutkan dahinya saat ia melihat Ken berdiri di depan mobil di depan cafe. Pria itu terlihat sangat sibuk dengan handphone yang menempel di telinga dan berbicara dengan seseorang yang ntah siapa tapi yang dapat ditangkap Ale adalah pria itu marah. Lalu ia melihat ke arah Sehun, suami Jo yang berdiri di depannya dan mengatakan kalau mereka akan pindah tempat. Black Pearl, ya mereka memilih untuk bertemu disana. Ale tidak masalah dengan itu kecuali satu, ia merasa keberatan saat Sehun - mantan rektornya itu menyuruhnya untuk satu mobil dengan Ken."Aku bisa naik taksi."
Sehun menggeleng, "Ale, daripada kamu mengeluarkan uang untuk taksi, kamu bisa menyimpan uang kamu dan duduk satu mobil dengan Ken."
Jo mengangguk, "Yes, kamu lebih aman bersama Ken."
"Tapi aku tidak nyaman dengannya."
Sehun dan Jo saling berpandangan dan saat Jo ingin berbicara, Ale menoleh ke arah Ken yang berjalan ke arah mereka. Ale kembali mengerutkan dahi saat melihat Ken melipat lengan kemejanya dan membuat beberapa wanita yang berjalan di sekitar mereka berhenti berjalan dan menoleh ke arahnya. Ada apa dengan semua orang?
Ken berhenti tepat di depan Ale. Ia memperhatikan Ale dengan bingung. Pertama, wanita itu menatapnya dengan tidak suka. Kedua, wanita itu menjaga jarak darinya. Lalu Ken menoleh ke arah Sehun dan bertanya, "Berangkat sekarang?"
Sehun mengangguk, "Ya. Ken, apa kamu keberatan kalau satu mobil dengan Ale?"
Ale mengerutkan hidungnya dan jelas ia tidak setuju dengan apa yang dikatakan Sehun. Ia menoleh ke arah Ken dan memicingkan mata berharap pria itu mengerti kalau dirinya tidak suka kalau mereka satu mobil. Ken membalas tatapan Ale dan berkata, "Aku juga tidak suka kalau kita satu mobil. Tapi untuk hari ini, aku akan mengecualikannya." Lalu Ken berbalik dan berjalan terlebih dahulu. Jo yang melihat hal itu berjalan mendekat dan berkata, "Hanya hari ini, Ale. Kendranata Alden Tanaka adalah pria yang bisa kamu percaya."
"Tapi aku tidak menginginkannya."
"Ale-"
"Fine, aku akan bersama dia hari ini."
Jo tersenyum lalu memeluk Ale. Ia membiarkan Ale berjalan pergi dan yang dilakukannya hanya memperhatikan sahabatnya dari belakang. Empat tahun, Jo tidak mengerti dan tidak tahu apa yang terjadi kepada Ale. Ia akan bertanya kepadanya nanti, saat mereka memiliki waktu untuk berbicara berdua.
Ale tidak mengerti dan akan tetap tidak mengerti saat dirinya duduk di samping Ken dan merasa sangat panas. Ia menoleh dan berkata, "Panas."
Ken menghidupkan pendingin mobil tanpa menoleh ke arah Ale. Ia mengerutkan dahinya saat Ale kembali berkata, "Masih panas."
Ale mengambil ikat rambut di saku celananya lalu mengumpulkan semua rambutnya menjadi satu dan mengikatnya. Ia bergerak bingung karena kepanasan. Lalu tanpa berpikir ia melepaskan kancing kemeja teratasnya dan karena merasa dirinya tidak menjadi lebih baik, ia kembali melepaskan dua kancing kemejanya.
"Apa yang kamu lakukan?"
Ale tidak mempedulikan pertanyaan Ken. Ia tetap melanjutkan kegiatannya untuk melepaskan setiap kancing kemejanya. Saat jari-jemarinya berpindah ke kancing terakhir, Ken menghentikannya dengan berkata, "Jangan melepaskannya atau aku akan menyuruh kamu keluar dari mobil aku sekarang."
"Panas. Aku merasa panas. Kamu tidak mengerti. Sial." Ale melepaskan kancing terakhir kemeja lalu melepaskan kemejanya dan melemparkannya ke kursi belakang.
Ken memperhatikan itu semua dengan bingung lalu bertanya, "Apa yang kamu lakukan sebelum bertemu Jo?""Bertemu dengan klien."
"Apa dia memberikan kamu minuman?"
"Ya tapi aku tidak meminumnya. Maksud aku, aku terpaksa meminumnya karena dia orang baik. Aku mau mandi."
"Mandi?"
Ale menghela napas, "Berendam. Setidaknya aku tidak merasa panas dan tidak-" Ale menghentikan kata-katanya saat ia merasa semuanya menjadi salah. Tubuhnya menginginkan sesuatu dan ia tidak tahu apa itu. "Aku-"
"Kita pulang."
"Apa?"
"Pulang. Aku akan mengantar kamu."
"Tapi Jo-"
"Aku akan memberitahu mereka."
Ken melirik ke arah Ale setelah wanita itu memberitahu alamat apartemennya. Ia menghela napas dan merasa tidak percaya karena di pertemuan ketiganya ia harus mengurus wanita yang mungkin saja dijebak kliennya sendiri.
Ken menghentikan mobilnya di parkiran dan membantu Ale untuk keluar. Ia hanya diam saat Ale mulai merapatkan dirinya kepada Ken. Lalu ia menghela napas saat Ale berkata, "Aku menjadi aneh. Aku merasa menginginkan sesuatu."
Ken mengabaikannya. Ia tetap membantu Ale untuk sampai di apartemennya. Dan saat ia mendorong pintu apartemen Ale, Ken terdiam. Ia tidak menemukan apapun kecuali satu kursi yang terletak di dekat jendela. Tidak ada kehidupan disini. Ken menoleh ke arah Ale dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan dengan tinggal di apartemen ini?"
"Tidak ada."
Ale melepaskan diri lalu berjalan ke arah kamarnya. Dan saat ia berusaha untuk duduk dengan normal dan mengatur napasnya, Ken juga ikut masuk dan hanya berdiri untuk memperhatikan Ale. Semuanya menjadi perhatian Ken saat Ale berdiri dan melepaskan celana jins nya. "Apa kamu harus membuka semua pakaian kamu sekarang?" tanya Ken.
Ale menoleh dan memiringkan kepalanya lalu berkata, "Apa kamu tahu kalau sekarang aku menginginkan kamu?" Ale berjalan mendekat dan Ken hanya diam memperhatikan. "Aku ingin kamu menyentuh aku seperti tadi. Saat kamu membantu aku. Aku tidak ingin berendam lagi. Yes, aku seperti pelacur sekarang. Aku menginginkan kamu di pertemuan ketiga sialan kita."
Ken melirik ke jari-jemari Ale yang bermain di sekitar lengannya. Lalu senyum Ale dan bisikan nya membuat Ken memejamkan mata. "Kamu menginginkan aku," bisik Ale.
"Alette Jane Lorraine."
Ale terdiam lalu menarik diri dan berjalan menjauh. Ken membuka matanya dan memperhatikan bagaimana Ale yang mengepalkan tangan dan terlihat seperti menahan marah.
"Alette Jane Lorraine."
Ale mengabaikannya. Dan Ken merasa aneh saat ia melihat tubuh Ale seperti bergetar. Ia berjalan mendekat dan Ale segera berbalik. Ken bisa melihatnya, Ale menangis. "Kamu tidak berhak memanggil nama lengkap aku," kata Ale dengan sinis.
"Alette-"
"Kamu orang asing yang baru bertemu tiga kali. Apa kamu mengharapkan kita akan selalu bertemu dan kamu dengan bebasnya memanggil nama lengkap aku?"
"Tiga hal yang aku bisa lihat siapa diri kamu. Pertama, pria yang sudah memiliki kekasih. Kedua, pria yang merasa dirinya berkuasa. Ketiga, pria lancang," Ale menjelaskannya dengan nada keras. "Kamu lancang dengan menyebut nama lengkap aku."
"Dan dengan apa aku harus memanggil kamu?"
"Tidak dikenal."
Ken tersenyum sinis dan bertanya, "Jadi, apa kamu masih merasa panas sekarang?"
Ale terdiam lalu ia berpikir. Ia tidak merasa panas dan ia menggeleng. Ken tersenyum lalu berkata, "Jadi, tidak dikenal, apa kamu bisa memakai pakaian kamu lagi? Karena aku harus pergi dan tidak berniat membantu kamu."
"Kamu-"
"Orva tidak akan pulang malam ini."
Ale jelas tidak mengerti apa maksud perkataan Ken tentang Orva. Ia membiarkan Ken pergi dan ia hanya memperhatikan dirinya yang setengah telanjang. Sial, mereka sudah melihat satu sama lain setengah telanjang.
...
...

KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers in autumn
Romancekamu dan aku yang tersenyum di musim gugur. Mengatakan kalau kita sudah berada di ujung jalan untuk menyeberang dan menyapa. Melewati yang namanya penolakan untuk saling menerima. Alette Lorraine memperhatikan jari manisnya dan berkata, "Setidakny...