#10

216 44 19
                                    


Ale memaksakan kedua kakinya untuk terus berjalan masuk ke dalam Royal hotel dan memastikan ia tidak baik-baik saja hari ini dan besok. Hampir semua orang yang berada di lobby hotel melihat dirinya dan pria yang entah kenapa pria itu masih mengikutinya walaupun ia memaksa untuk tidak ikut, dan kalau salah seorang yang ia kenal menyapanya, Ale tidak tahu harus menjawab apa. Fendy, ia bisa melihat pria itu yang seperti ingin bertanya tapi Ale menggeleng lalu Vanya yang sekarang berjalan ke arah nya. "Ale, apa kamu bersama Pak Kendranata ke hotel ini?" tanya Vanya kepada Ale. Ale mengangguk tapi ia langsung menjelaskannya, "Grace membutuhkan aku, dan Pak Kendranata, dia memiliki urusannya sendiri."

"Aku mengantarkan kamu," kata Ken dengan tenang membuat Vanya mengerjapkan matanya.

"Ale?" tanya Vanya kemudian.

"Vanya, Pak Kendranata hanya mengantar aku," jelas Ale. Ia menarik napas dan berbalik, "Kita harus bicara."

"Kita sudah-"

"Tidak disini, Pak."

"Apa kamu yakin? Karena mungkin kita akan berbicara di apartemen Orva kalau kamu menginginkannya."

"Ya," ujar Ale. "Tapi setelah aku selesai dengan Grace," tambahnya.

Vanya hanya diam memperhatikan lalu saat Ale kembali melihat dirinya, ia tersenyum dan berkata, "Kamu tahu dimana aku berada kalau kamu ingin berbicara." Ken tidak meneruskan perjalanan dengan Ale setelah wanita itu memeluk Vanya dan berjalan meninggalkannya. Setelah ia memastikan Ale masuk ke dalam lift, ia berbalik dan menghubungi Taylor. "Kamu menemukannya?" tanya Ken kepada Taylor.

...

...

Ale beberapa kali harus menghela napas dan memastikan kalau ia bisa bersikap profesional di depan Grace. Setelah perdebatan dengan Ken untuk kesekian kalinya membuat Ale merasa pria itu sangat cerewet. Lift berdenting dan ia keluar untuk berjalan ke arah pintu apartemen Grace berada.

"Hai, Grace," sapa Ale saat melihat wanita berumur sekitar tiga tahun lebih muda darinya terlihat acak-acakan dibagian rambut dan wajahnya yang penuh luka lebam. "Grace, ada apa dengan kamu?" tanya Ale lalu membantu Grace untuk kembali masuk ke dalam apartemen.

Ale berjalan ke arah kulkas dan mengambil air, memberikannya kepada Grace dan duduk di depannya. Ia tidak tahu harus berbuat apa saat melihat Grace seperti ini. Ia menoleh ke sekitar apartemen dan ia baru sadar kalau apartemennya jauh dari kata rapi. Ada masalah disini dan Ale belum tahu apa itu.

"Aku... baru tiba dari Korea satu jam yang lalu, Ale. Aku memastikan pintu apartemen terkunci tapi aku tidak tahu kalau seseorang sudah berada di sini sebelum aku tiba. Dia memukul aku dan memerlukan semua tenaga aku untuk meminta kamu datang kesini. Aku tidak bisa menghubungi siapapun kecuali kamu, Ale."

"Aku akan memanggil security ke sini dan aku akan mengantar kamu ke rumah sakit. Grace, kamu akan baik-baik saja. Jadi tolong berhenti menangis," kata Ale dan memeluk Grace.

Grace menangis dan terus menangis. Ia tidak mengerti ada apa dengan hari ini. Ale merasa ia seperti ingin menangis juga saat Grace berkata, "Aku juga baru kehilangan Mama aku."

"Grace, aku-"

"Ale, tidak apa-apa."

Ale menggeleng, ia melepaskan diri dan membingkai wajah Grace dengan dua tangannya dan dengan tegas ia berkata, "Kamu bisa menunggu disini? Aku akan turun dan-" Ale berbalik saat ia mendengar suara pintu terbuka dan melihat Ken berada disana dengan beberapa security dan Taylor. Ia berdiri dan berjalan mendekat, "Kamu, apa yang kamu lakukan disini?"

Flowers in autumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang