"So, can I talk about your excuses yang akan sering ke apartemen aku setelah kita sarapan?"Ken meletakkan sendok lalu meminum kopi. Ia membiarkan wanita di depannya menunggu lalu saat ia tahu kalau Ale mungkin akan berteriak karena tidak sabar, ia berkata, "Cealine kembali."
"Lalu?"
"Aku tidak ingin bertemu dengannya untuk sementara waktu."
Ale tertawa ketika mendengar alasan Ken pagi ini. Semua orang tahu bagaimana Ken mencintai Cealine. Sangat setia dan tidak tersentuh. "Aku mengerti. Kamu ingin tinggal di apartemen aku untuk sementara waktu karena Cealine kembali. Aku tidak masalah. Tapi Ken, aku tidak mengerti kenapa kamu menjauhi wanita yang kamu cintai saat dia kembali yang aku pikir karena kamu."
"Aku tidak mengenal kamu sama sekali kecuali sebatas perkenalan antara atasan dan bawahan. Bukan maksud aku untuk mengenal kamu lebih jauh atau mungkin kamu berpikir aku ingin menjadi teman kamu, tidak, kita tetap atasan dan bawahan. Dari informasi yang aku dapatkan, kamu mencintai Cealine sampai sekarang lalu saat wanita itu kembali, kamu memilih menjauh dengan tinggal di apartemen aku. Itu membuat aku seperti wanita yang berhasil menggoda kamu darinya dan itu buruk. Aku sarankan kamu mencari apartemen lain kalau Cealine tidak ingin menemukan kamu atau pergi ke luar kota sekalian," Ale akhirnya berhasil mengeluarkan semua pikirannya.
"Aku harus bekerja, Ale."
"Kamu bisa bekerja secara online. Kamu hanya perlu tidak bertemu dengan Cealine kan? Online saja."
"Berapa lama menurut kamu aku harus menghindari Cealine?" tanya Ken dengan memanggil pelayan dan meminta bill. Ia membayarnya dengan AMEX membuat Ale memutar matanya malas. Pria di depannya seperti ingin menyombongkan betapa kaya dirinya dan membuat Ale tidak suka.
Setelah pelayan pergi dan Ken berdiri untuk keluar dari Our Breakfast, Ale mengikutinya dengan sesekali ia harus berjalan lurus karena kakinya beberapa kali tersandung. Saat ia berdiri tepat di belakang Ken, ia berkata, "Aku tidak tahu berapa lama kamu akan menghindari Cealine, kamu sendiri yang bisa menjawabnya. Dan apa di dompet kamu hanya ada AMEX? serius, kamu seperti pria yang menyombongkan diri."
Ken berbalik lalu mengerutkan dahi tidak mengerti, "Karena aku hanya membawa AMEX. Apa aku harus membawa kartu lainnya?"
"Terserah kamu."
"Mana yang kamu inginkan? AMEX atau lainnya?"
"Lainnya."
"Oke, AMEX." Lalu Ken berbalik dan berjalan meninggalkan Ale yang mengerjapkan matanya beberapa kali. Mereka berdebat dan pada akhirnya Ken tidak akan mendengarkan ucapannya.
Ale berlari untuk bisa berjalan di belakang Ken. Ia memilih untuk berjalan di belakang dan mengikuti Ken. Berbelanja. Ale memperhatikan tangan Ken yang mengambil troli lalu berjalan ke arah rak-rak yang hanya dimengerti Ken. Saat pria itu mengambil beberapa bahan makanan, Ale mulai membayangkan pria itu akan memasak di apartemennya dengan caranya yang seksi. Pipinya memerah dan ia bersyukur, Ken tidak memperhatikan dirinya. "Kamu tidak perlu membeli semuanya. Aku akan makan diluar."
"Aku hanya membeli untuk diri aku sendiri. Kalau kamu ingin membeli, kamu bisa mengambil troli sendiri."
Lalu Ken berlalu pergi dengan Ale yang kembali kesal. Ayolah, berhenti berpikir kalau Ken akan merawat kamu. Pria itu hanya akan merawat Cealine.
"Ale?"
Ale menoleh lalu menghampiri Ken yang menunggunya, "Apa?"
"Mana yang kamu suka? Mie goreng atau mie kuah?"
"Mie goreng."
"Oke."
"Kamu ingin membelinya?"
"Untuk kamu," jawab Ken.
Tingkah Ken yang tidak bisa dimengerti Ale membuatnya beberapa kali harus merasakan sakit kepala. Lebih baik bagi dirinya kalau Ken segera keluar dari apartemen dengan cara membantu pria itu untuk menyadari kalau Cealine tidak boleh menunggu.
"Kamu sering melamun," dan Ale menyadari kalau ia tersentak saat mendengar Ken berbisik di telinganya. Ia kemudian mengambil langkah menjauh membuat Ale mengerutkan dahi dan bertanya, "Kenapa?"
"Kamu mengagetkan aku."
"Karena kamu melamun sepanjang kita berbelanja, Ale."
"Hanya kamu saja yang berbelanja."
"Kamu bisa berbelanja kalau kamu-"
"Tidak, terimakasih."
Ken berjalan mendekati Ale dan ia melepaskan troli begitu saja. Ken tidak peduli saat beberapa orang melihat mereka dan berbisik. Ketika Ale menyadari kalau Ken menyentuh kepala lalu mengacak rambutnya, ia secara spontan memundurkan tubuhnya dan hampir saja ia terjatuh karena tersandung kakinya sendiri tapi Ken menangkapnya dengan menyilangkan tangannya di pinggang Ale.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Ale.
"Membantu kamu."
"Harusnya kamu-"
Ken menarik tubuh Ale dan berkata, "Aku tidak tahu kalau kamu menjadi pendiam saat seperti ini. Dan Ale, kamu terlihat lebih manusiawi saat kamu menjadi wanita yang tidak banyak bicara."
Ale melepaskan diri dan berkata, "Aku tidak ingin menjadi wanita seperti itu walaupun kamu menginginkannya."
Ken menaikkan sebelah alisnya dan menjawab perkataan Ale dengan tenang, "Aku tidak meminta kamu menjadi wanita seperti yang aku katakan. Kamu berhak menjadi diri kamu sendiri. Tidak ada seorangpun yang boleh mengubah diri kamu kecuali Tuhan dan kamu sendiri."
Ale tidak percaya kalau Kendranata Alden Tanaka baru saja berkata seperti itu. Beberapa kali ia berpikir negatif setiap pria itu berbicara tapi pada akhirnya ia tahu maksud pria itu sebenarnya. "Apa kamu sering mengatakan hal seperti itu kepada orang lain?"
"Hanya kepada Orva dan kamu."
"Aku merasa tersanjung kalau begitu."
Ken menatap Ale lalu tersenyum, "Apa ada hal lainnya yang kamu inginkan selain sanjungan, Ale? Karena aku pikir aku mulai menyukai kamu."
...
...
"Untuk menjadi adik aku selain Orva."

KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers in autumn
Romancekamu dan aku yang tersenyum di musim gugur. Mengatakan kalau kita sudah berada di ujung jalan untuk menyeberang dan menyapa. Melewati yang namanya penolakan untuk saling menerima. Alette Lorraine memperhatikan jari manisnya dan berkata, "Setidakny...