#9

160 47 19
                                    


Dua hari berikutnya, Sekar Ayunidya Tanaka menyuruh Orva untuk mengajak Ale makan malam bersama. Dan ia juga memastikan kalau anak lelakinya juga hadir disana. Orva tidak menanyakan apapun karena mengajak Ale untuk makan malam bersama keluarganya adalah hal yang sudah biasa, kecuali kakaknya yang ikut datang.

Ale datang dengan memakai dress selutut berwarna abu-abu. Ia sangat mengenal bagaimana Sekar akan menilai penampilan setiap orang di setiap undangannya. Sekar sebenarnya tidak masalah kalau Ale berpenampilan seperti biasanya, jins dan kemeja. Tapi saat ia melihat Ale malam ini, ia mengetahui satu hal, wanita muda di depannya adalah yang terbaik. Dan Cealine tidak bisa berada di garis yang sama. "Apa kamu sudah lapar, Ale?" tanya Sekar saat Ale duduk di samping Orva.

Rama Partha Tanaka menatap Ale dengan bingung lalu bertanya, "Apa kamu baik-baik saja dengan memakai dress itu?"

"Aku baik-baik saja dan aku sedikit lapar," balas Ale dengan sedikit malu.

"Kamu sangat cantik dengan dress itu, Ale," puji Sekar dan Rama setuju dengan itu.

Ale menoleh ke arah Orva yang terlihat sangat bangga lalu berkata, "Orva membantu aku, lebih tepatnya memaksa aku untuk memakai dress ini. Dia bilang ini adalah perayaan untuk seseorang."

Sekar tersenyum, "Ada orang penting yang ikut hadir malam ini. Kamu mengenalnya, Kendranata Alden Tanaka, benar?"

"Ya," jawab Ale dengan ragu. "Dan mungkin lebih tepatnya aku baru mengenalnya."

"Apa kalian berbicara?" tanya Sekar.

"Ya."

"Kalau begitu apa yang kalian bicarakan?" tanya Rama membuat Sekar dan Orva menunggu jawaban Ale. "Karena ini terlalu mengejutkan mengingat Ken adalah tipikal orang yang susah untuk di ajak bicara."

"Tentang pekerjaan. Dia menginginkan aku bekerja dengan klien yang hanya dipilihnya dan aku keberatan dengan hal itu. Maaf kan aku tapi memang begitu kenyataannya."

"Kendranata Alden Tanaka bersikap berlebihan, itu menurut kamu?"

"Ya."

"Apa kamu melakukan protes kepadanya?" tanya Sekar kemudian. Ale tidak langsung menjawab saat pelayan menyajikan beberapa makanan dan mengaturnya sedemikian rupa. Ada makanan kesukaannya disana dan ia ingin segera menyelesaikan semua pembicaraan yang mengarah kepada Ken agar ia bisa cepat makan.

"Kami berdebat dan Kendranata adalah pemenangnya," jawab Ale dan dia mengakhiri sesi tanya jawab itu dengan baik.

...

...

"Pak, semua orang sudah berkumpul di ruang makan dan ada tambahan kursi yang terisi. Alette Jane Lorraine juga ikut hadir," ujar Taylor.

Taylor menunggu Ken untuk keluar dari mobil lalu melihat pria itu mengancingkan jas miliknya yang sekali lagi dipesan khusus hanya untuk dirinya sendiri. Taylor berjalan mengikuti dari belakang dan ia memperhatikan kalau aura Ken selalu sama, mendominasi.

Taylor membuka pintu rumah dan Ken bertanya, "Apa dia sudah biasa datang ke rumah ini?"

"Beberapa kali untuk makan malam."

"Dan dia juga datang malam ini. Kamu bisa pergi, Taylor."

Taylor mengangguk lalu ia menunggu Ken untuk meninggalkannya terlebih dahulu. Ken bisa mendengar suara orang-orang dikenalnya berbicara dan ia bisa menangkap satu hal dari pembicaraan mereka, membicarakan dirinya. Ale adalah orang pertama yang menyadari kehadirannya karena wanita itu mendongak lalu ia bisa melihat Orva juga melakukan hal yang sama. Adik perempuannya melambaikan tangan dan menyuruhnya mendekat.

Ken menatap tiga orang di depannya dengan senyuman kecil. Sekar berdiri lalu memeluk Ken sebentar dan menyuruhnya untuk duduk. "Ken, kamu terlambat lima menit," kata Sekar mencoba berpura-pura marah.

"Aku harus pergi ke kantor sebentar untuk mengecek sesuatu," ketika Ken mengatakan hal itu, Taylor kembali dan berbicara kepada Ken kalau Perdana Menteri Inggris ingin menemuinya dalam waktu dekat. Ken lalu mengatakan kalau ia akan memberikan waktu khusus dan meminta Taylor untuk mengatur jadwalnya. Taylor mengangguk dan ia kembali pergi setelah selesai berbicara.

Dari pembicaraan singkat itu Ale menyadari kalau pria yang berada di depannya ini sangat tidak bisa direndahkan. Kendranata Alden Tanaka bahkan tidak akan pernah melihat Ale sedikitpun. Dan ia menyadari kalau nama belakangnya saja bahkan tidak akan cukup untuk membuat seorang Ken menoleh ke arahnya. Ale, apa yang kamu pikirkan? Pria di depan kamu bukan untuk kamu.

Sekar kemudian mengetuk gelas minumannya dengan sendok - membuat semua orang menaruh perhatian kepadanya, "Malam ini, Kendranata Alden Tanaka berulang tahun..."

Ale tidak mendengarkan penjelasan Sekar dengan cermat karena ia sibuk memperhatikan Ken yang hanya tersenyum. Tidak, pria itu seperti memberikan senyum terpaksa kepada semua orang. Setelah Sekar memberikan kalimat pembuka yang cukup panjang, Rama akhirnya memulai acara makan malam.

Selama makan malam berlangsung, Ale tidak menyentuh minumannya sedikitpun dan Orva yang menyadari itu meminta Luna untuk membawakan sebotol air minum. Ken memperhatikan hal kecil itu sebentar lalu ia mengabaikannya. Ketika acara makan malam selesai dan Ale memutuskan untuk pulang, Sekar menahannya dengan berkata, "Apa kamu bisa menginap disini?"

Ale menggeleng, "Maaf, Tante. Sepertinya aku tidak bisa karena Grace membutuhkan bantuan aku."

Sekar mengerutkan dahi, "Grace bisa meminta bantuan orang lain untuk menggantikan kamu." Dan yang tidak diharapkan Ale adalah saat Sekar menoleh hanya untuk menemukan pria itu berdiri di belakangnya, "Ken, kamu bisa menyuruh orang lain untuk menggantikan Ale?"

Ale bisa melihat kalau pria itu seperti tidak setuju dengan permintaan Sekar. "Grace menginginkan dia dan aku tidak bisa mengubahnya."

"Tapi kamu pemilik Royal hotel sekarang."

"I know. Ale hanya ingin bekerja secara profesional dengan mengedepankan klien nya dan aku menghargai itu."

Ale yang merasa Sekar akan kembali berdebat dengan Ken memutuskan untuk menengahinya dengan berkata, "Aku bisa menginap setelah membantu Grace." Ale tahu kalau apa yang dikatakannya sangat tidak benar tapi melihat dua orang di depannya berdebat hanya karena dirinya membuat Ale sangat tidak nyaman. "Aku janji," tambahnya.

Sekar tersenyum lebar dan berkata, "Ken akan mengantar kamu ke tempat Grace dan dia akan memastikan kalau kamu kembali ke rumah ini setelah selesai."

"Aku bisa naik taksi, Tante."

"Ale, kalau kamu bisa di antar Ken kenapa kamu harus memilih taksi?"

Flowers in autumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang