#5

192 47 9
                                    


Thallah's birthday. Ken membaca tulisan berwarna emas itu dengan senyum kecil lalu ia berjalan ke arah kerumunan yang bisa dipastikan hanya orang-orang tertentu yang datang. Semua keluarga Abraham berkumpul lalu Andreas dan Leora juga datang. Ken bisa melihat bagaimana dua orang itu mencoba bermain dengan Thallah. Dan saat ia melihat Cheval Delrick berdiri di dekat Agmia Savrinadeya, ia tahu kalau ada sesuatu di antara keduanya. Sesuatu yang sepertinya membuat Mia marah kepada Cheval entah karena apa.

Satu-satunya yang menyadari kedatangannya hanya Thallah. Gadis kecil itu tersenyum lebar dan berlari ke arahnya, tentu saja membuat semua orang juga ikut menoleh dan menatapnya. "Uncle Ken, kenapa baru datang?" tanya Thallah kepada pria yang mencium pipinya.

"Macet, princess," jawab Ken dengan berbohong. Ia telat karena harus menyelesaikan pekerjaannya.

"Uncle aku tidak akan memotong cake besar itu sebelum semua orang berkumpul. You know uncle, aku harus menunggu satu orang lagi. Dan seharusnya tante Ale sudah datang sekarang," kata Thallah. Ia menoleh ke arah Jo dan bertanya, "Mama, dimana tante Ale?"

"Di jalan. Kamu mau menunggunya?"

Thallah mengangguk, "Tentu. Aku akan bermain dengan Edgar kalau begitu. Mama, bisakah kamu memberitahu aku kalau tante Ale datang nanti?"

Jo mengangguk lalu membiarkan Thallah berlari ke arah Edgar dan bermain bersama. Tidak ada yang menyadari kedatangan Ale sejak lima belas menit yang lalu. Wanita itu hanya berdiri di dekat meja yang semuanya menyajikan makanan kering dari berbagai rasa dan mencicipinya satu per satu. Dan jelas ia bukan menjadi tamu yang terakhir datang kalau ia menampakkan diri di depan Thallah sebelum Ken datang. Ale bisa melihat dan mendengar apa yang dikatakan Thallah kepada Jo tapi ia tidak akan melakukan apapun. Lalu saat ia mengunyah makanan kering terakhir di tangannya dan berbalik, ia melihat Ken yang berdiri di depannya. Pria itu memakai setelan sangat formal dan janggut di sekitar dagunya sudah tercukur rapi. Tapi yang membuat Ale terkejut adalah pertanyaan pria itu. "Sampai kapan kamu harus membuat Thallah menunggu?" tanya Ken dengan nada yang membuat Ale jelas tidak menyukainya.

"Aku akan menemuinya sekarang."

"Setelah kamu memakan semua kue kering ini?"

Ale menaikkan sebelah alisnya dan mengoreksi kata-kata Ken yang seakan menuduhnya, "Aku hanya mencicipi bukan memakan semuanya. Apa kamu bisa mengerti apa perbedaan keduanya?"

"Apa kamu bisa mengerti bagaimana Thallah yang memprioritaskan kedatangan kamu dibanding tamu yang lain? Dia akan memotong cake nya setelah kamu datang."

"Apa kamu iri karena aku menjadi prioritas Thallah? Bye," kata Ale dengan sinis lalu berjalan meninggalkan Ken setelah menabrak tubuh pria itu.

Entah kenapa Ale menjadi sangat gugup dan sangat marah secara bersamaan setiap ia bertemu dengan Ken. Pria itu seakan membuatnya kembali ke dirinya yang dulu. Alette Jane Lorraine yang tertarik kepada sesuatu. Ale, stop! Kamu tidak boleh menyukai siapapun!

"Hai, Thallah," Ale menyapa Thallah yang berusaha menarik Edgar. Thallah menoleh dan berteriak, "Tante Ale. I miss you so much."

Mereka berpelukan membuat semua tamu yang datang tersenyum. Terlebih saat Thallah menarik tangan Ale ke depan cake besar lalu ia meminta Jo untuk menggendongnya. Semua orang berkumpul dan menunggu apa yang akan dikatakan gadis kecil itu sekarang.

"Ini hari ulang tahun aku. Tapi bukan hanya aku yang berulang tahun hari ini," kata Thallah. Ia menoleh ke arah Ale dan tersenyum, "Tante Ale juga ulang tahun. Tante, disini ada dua patung. Patung tante dan patung aku. Kita berpegangan tangan yang artinya kita akan merayakan ini bersama."

"..."

"Tante suka?" tanya Thallah. Gadis kecil itu menunggu Ale berbicara dan yang dilakukan Ale adalah mengangguk dan berkata, "Thank you, Thallah. Apa aku mendapatkan hadiah kalau begitu?"

"Of course."

"Apa hadiahnya?"

"Me. Kata Mama kita bisa menjadi hadiah satu sama lain."

Ale tertawa kecil. Ia menatap Jo yang tersenyum ke arahnya dan tanpa mengatakan apapun ia mengerling ke arah Jo. "Tante, waktunya untuk meniup lilin," ajak Thallah.

Ale dan Thallah meniup lilin bersama-sama lalu suara tepuk terdengar. Semua orang mengucapkan selamat ulang tahun kepada keduanya. Dan yang dilakukan Ale adalah membalas setiap ucapan mereka dengan senyum kecil. Ia mundur beberapa langkah saat semua orang memberikan perhatian kepada Thallah. Ale berjalan ke arah meja paling belakang dan ia hanya duduk disana. Melihat ke dalam gelas yang berisi makanan.

"Happy birthday."

Ale mendongak dan ia menemukan Ken berdiri di depannya. Lalu ia meminta Ken untuk duduk. "Thank you."

"Kamu tidak bergabung dengan mereka?" tanya Ken.

"Ini ulang tahun Thallah not me. Dan aku tidak ingin mengambil semua perhatian itu. Thallah berhak mendapatkannya."

"And you are not?"

Ale mengangguk membuat Ken kembali bertanya, "Why?"

"Bukan style aku untuk menerima semua itu. Apa kamu menyukai perhatian?"

"Panggil nama aku, Ale."

Ale mengerutkan dahi, "Aku sedang tidak membahas tentang nama panggilan."

"Dan aku sedang membahas tentang itu. Apa kamu lebih suka kita saling bertanya tanpa menyebutkan nama?"

"Kita tidak sedekat itu sampai harus saling bertanya."

"Tapi kamu yang memulai dengan memberikan aku pertanyaan."

Ale menghela napas lalu ia berdiri membuat Ken mengerutkan dahi dan bertanya, "Kamu mau pergi?"

"Ya. Aku sudah kenyang dan waktunya pulang. Aku juga sudah bertemu Thallah."

"Berpamitan kepada mereka semua sebelum pulang."

Ale memutar matanya malas dan menjawab perkataan Ken dengan sinis, "Kamu bukan boss aku jadi berhenti memerintah aku."

Ken memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan berkata, "Well, aku atasannya atasan boss kamu."

Flowers in autumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang