#4

225 54 17
                                    


"Ale, apa yang terjadi sama kamu? Ken bilang kamu sakit. Bagaimana bisa? Ale, kamu baik-baik saja tadi. Ale kamu-"

Ale tersenyum kecil lalu meminta Sehun untuk menenangkan istrinya yang sangat khawatir kepada dirinya. Ale sudah berganti pakaian sejak sepuluh menit yang lalu dan kedatangan Sehun dan Jo jelas membuatnya kebingungan. Ia tidak mungkin menjelaskan apa yang terjadi kepadanya. Terlebih tentang ia yang sedikit berbicara aneh kepada Ken.

"Aku baik-baik saja, Jo. Dan aku minta maaf karena menggagalkan rencana kalian."

Jo menggeleng lalu berkata, "Kita bisa merencanakannya lagi, Ale. Of course setelah kamu merasa sangat sehat." Jo menoleh ke Sehun dan memberitahu suaminya kalau ia bisa meninggalkan mereka berdua. Sehun mencium kepala Jo sebelum ia pergi dan memeluk Ale sebentar. Sehun menganggap Ale sebagai keluarganya sejak ia menuduh wanita itu berbohong kepadanya tentang keberadaan Jo. "Jaga diri kamu, Ale. Kamu tahu kalau kita akan ada untuk kamu," kata Sehun sebelum pergi.

Ale berdeham setelah Sehun pergi dan ia menunggu Jo untuk memberikan beberapa pertanyaan, mungkin. Jo yang menyadari itu tersenyum. Ia menoleh ke apartemen Ale lalu menyadari beberapa hal. Tidak ada apapun di apartemen Ale kecuali kursi. Tidak ada apapun di bagian dapur dan saat ia berjalan ke kamar Ale, ia hanya melihat ranjang dan lemari. Jo segera berbalik dan bertanya, "Kamu tidak ingin menjelaskan apapun kepada aku, Ale?"

Ale mengerutkan dahi dan bertanya balik, "Apa yang harus aku jelaskan?"

"Tentang kamu, Ale."

"Tidak ada apapun yang harus aku jelaskan, Jo. Dan aku tidak ingin menjelaskan apapun. It's complicated."

Jo menghela napas lalu mengangguk mengerti. Ia tidak akan bertanya lagi dan akan menunggu Ale untuk bercerita sendiri. Ia berjalan ke arah Ale dan tersenyum lalu bertanya, "Kamu mau makan? Kita bisa delivery."

Ale mengangguk dan berkata, "Aku yang akan memesan."

Ale terlihat sibuk memesan makanan yang menurutnya Jo juga akan suka. Sedangkan Jo berjalan ke arah lemari Ale dan melihat beberapa pakaian Ale semasa kuliah. Ia tidak melihat apapun yang baru disini. Dan saat ia ingin berjalan ke arah ranjang, Ale menghentikan langkahnya dengan berkata, "Jo, kamu tidak akan menemukan apapun di kamar ini. Semuanya yang baru ada di rumah. Aku tidak membawanya kesini."

Jo menoleh dan bertanya, "Kamu tidak pulang ke rumah?"

"Aku pulang untuk beberapa hal dan selebihnya aku tinggal disini. Aku bekerja di hotel dekat sini. Membantu orang-orang untuk bisa tidur."

"Dengan membaca dongeng? Sehun memberitahu aku tentang pekerjaan kamu."

"Dan suami kamu menawarkan pekerjaan di kantornya selama satu tahun terakhir."

"Tapi kamu menolaknya. Why?"

Ale tidak bisa menjawab pertanyaan Jo saat suara bel apartemen berbunyi. Ia berbalik untuk membuka pintu dan mengambil pesanan makanannya. Lalu ia membawa dua bungkus makanan ke ruang tengah dan meminta Jo untuk duduk di lantai.

"Kamu selalu memesan makanan?" tanya Jo saat melihat Ale sangat terampil memindahkan beberapa makanan.

"Ya. Aku tidak perlu mencuci piring atau menyiapkan makanan saat lapar. Delivery membantu aku lebih cepat."

"Kamu bisa pulang untuk sekedar makan, Ale."

"Dan aku bisa delivery. No debat, ayo makan."

Jo menghela napas. Mereka berdua berbagi makanan dan sesekali berbicara untuk mengingat masa lalu. Jo memperhatikan Ale yang makan dengan tenang dan ia tersenyum karena itu. "Thallah mengundang kamu untuk datang ke acara ulang tahunnya tiga hari lagi," kata Jo.

Ale meletakkan minumannya dan berkata, "Aku akan datang. Apa yang dia inginkan sebagai hadiah?"

"Nothing. Dia hanya ingin kamu datang."

Ale tersenyum, "Thallah sudah memiliki segalanya bahkan sebelum anak itu lahir. Papanya sangat-sangat kaya dan nama belakangnya jelas sudah menunjukkan siapa dirinya."

Jo mengerutkan dahi dan menjawab perkataan Ale dengan sedikit sinis, "Tapi aku lebih suka dia dikenal sebagai Thallah. Bukan nama belakangnya."

Ale tersenyum, "Seperti aku yang mengenal kamu sebagai Jo bukan sebagai suami seorang Sehun Alkeano Abraham atau sebagai anak dari Andreas." Ale memperhatikan sikap Jo yang tersenyum saat ia mendengar nama ayahnya disebut. Dia sudah sangat baik dan bagaimana dengan dirinya? Ale, kamu iri kepada Jo karena dia sudah bisa baik-baik saja sekarang.

"Ale, kamu baik-baik saja?" tanya Jo saat melihat Ale terdiam.

"Sedikit pusing."

Jo mengangguk. Ale meletakkan makanannya di lantai dan berdiri untuk mengambil handphone-nya yang berbunyi. Ia terdiam lalu menoleh kepada Jo dan berkata, "Aku harus menemui seseorang."

"Aku akan mengantar kamu kalau begitu. Ale, kamu pusing dan aku tidak ingin terjadi sesuatu kepada kamu. Jadi, kemana kita berangkat?"

Ale tersenyum lalu menjawab pertanyaan Jo dengan tenang, "Ke tempat mama aku. Kamu ingin ikut?"

Jo tersenyum sangat lebar dan berkata, "Aku sudah lama tidak melihatnya. Dan aku merindukannya, Ale. Tante Rebecca, bagaimana kabarnya?"

"Dia sangat baik dan aku yakin dia pasti senang melihat kamu. Well, Jo, aku harus membeli bunga untuknya kalau begitu."

Flowers in autumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang