Seharusnya ini salah, kamu memilihku akan kekasih yang kau suka. Namun,tatapan hangat tak pernah kau berikan padaku. Lantas kenapa kau memilihku, jika tatapan hangatmu diberikan pada sahabatku?
Kamu seharusnya mengukir hatimu bersamanya. Tak perlu merangkai ukiran hatiku,jika saja kamu menorehkan luka ini dengan sengaja. Jika saja aku tau dari awal, aku takkan terlena akan jawaban iya darimu.
Kamu tau, aku begitu bodoh akan perlakuan manis dari keterpaksaanmu. Benar,jika aku menaruh rasa padamu, namun pernahkah terbesit darimu jika aku benar-benar menyukaimu? Tidak bukan, dengan seenaknya kamu mengiyakan tentang hubungan ini,agar sahabatku cemburu akan perlakuan manismu padaku. Kamu menghancurkan kepingan hati ini yang kujaga dengan diam-diam.
Ragamu selalu berada disampingku, namun tatapan serta hatimu tertera padanya. Aku memilih mundur dengan perlahan-lahan. Dari pada dirimu, membiarkan hati ini menjadi terluka lebih dalam. Lebih baik aku memilih melepaskan, daripada diriku mengikatmu disini tanpa cinta yang kau berikan padaku.
Terimakasih kamu memberiku kesempatan, atas kebersamaan indah denganmu. Walaupun tak pernah ada kenangan indah kita ukir bersama. Aku hanya senang jika aku pernah mengisi hari-harimu walaupun kau menorehkan luka didalamnya.
Gresik,28 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA [END]
ChickLitProject Linus Sastra selama ramadhan. ~senandika~ Ini tentang rasa. Rasa manis dan pahitnya kehidupan. Kupersembahkan kisah kehidupan nyata melalui aksara. Update setiap hari:)