Pernah melihat ketika temanmu digunjing oleh orang lain? Entah dari kesalahan orang tuanya sehingga dia terkena imbas atau emang perilaku dia yang buruk.
Seharusnya kita tak perlu memandangnya dengan tatapan rendah. Kita semua adalah insan yang diciptakan tuhan. Saling merangkul dan menguatkan satu sama lain. Bukan perbedaanlah yang mendasari sehingga membuat jadi bahan gunjingan semua orang.
Pernahkah terlintas dalam benak jika dirimulah di posisinya? Mungkin kamu jijik dengan dirimu sendiri. Tak pantas untuk hidup didunia. Reputasi buruk ya? Mungkin dia punya alasan tersendiri sampai dia dicap jelek dimata orang lain. Jika saja dia memilih, dia mungkin menyesal tentang apa yang pernah dia perbuat.
Aku pernah punya teman. Dia selalu dicap jelek oleh orang lain. Selalu menjadi bahan cemooh ketika dia berada di tempat keramaian. Dia menyumpal telinganya dengan earphone yang selalu dia bawa. Pernah terlintas dalam benak ketika aku melihat dirinya
"Itu telinga nggak sakit apa terus dengerin lagu?"Yah aku berusaha mendekatinya, walau aku pun tercap jelek dimata orang lain. Aku tak kan memandang dia dengan tatapan rendah seperti orang lain. Kita ini sama seperti lainnya. Kita ini adalah makhluk sosial. Makhluk yang tak pernah bisa hidup sendiri. Perlu bantuan orang lain tuk menolongnya entah hal apapun itu.
Tak perlu saling menggunjing tentang kesalahan yang pernah dia lakukan. Cukup bantu dia ke jalan yang benar. Mungkin sulit tuk membantunya. Tapi yakin tetap berada dihati, kalau dia bisa berubah dan mengikuti jalan yang lurus. Meninggalkan kenangan buruk yang pernah dilaluinya di masa lalu. Mungkin ada hal yang begitu luka sampai dia bisa berbuat seperti itu. Aku memakluminya ketika dia siap untuk mengatakan keluh kesahnya padaku.
Setelah dia bercerita,aku berpikir bahwa hal yang dijalani dirinya begitu berat. Tak ada satu sosok yang begitu menemaninya. Aku berharap dia menganggap diriku sebagai teman. Jika tak ada yang bersamamu,aku bisa menjadi telinga untuk mendengar keluh kesahmu. Jika butuh menangis,menangislah tak perlu malu ataupun memendamnya disebelahku. Karna air mata yang menetes dalam pelupuk matamu sebagai bentuk pelampiasanmu.
Setelah mengetahui hal ini,aku berjanji dalam diri sendiri. Kalau aku takkan menjauhinya. Yah,selama dia mengajakku berbuat keburukan aku akan menolaknya dengan tegas. Menasehatinya dengan lembut agar dia tak melakukan hal dulu terulang kembali. Karna suatu saat pasti penyesalan tiba datang dalam benak.
Jika dikatakan apakah aku menyesal mendekatinya? Kujawab tidak,karna setiap insan memiliki hati lembut yang tak pernah dilihat oleh banyak sepasang mata. Aku percaya,jika dia bisa berubah dengan perlahan-lahan. Cukup sabar tuk menasehatinya. Aku bukan memaksa dirinya tuk berubah. Tapi alangkah baiknya jika dia bisa berubah dan menunjukkan pada orang lain kalau dia punya sosok lembut dan baik. Seburuk apapun mereka,dia bisa berubah menjadi yang baik. Sebaik apapun mereka,dia bisa berubah jahat. Itu tergantung setiap insan memilihnya.Karna hidup adalah suatu pilihan. Intinya jika dia melakukan kesalahan, kita bisa membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA [END]
ChickLitProject Linus Sastra selama ramadhan. ~senandika~ Ini tentang rasa. Rasa manis dan pahitnya kehidupan. Kupersembahkan kisah kehidupan nyata melalui aksara. Update setiap hari:)