Pernahkah aku menggores luka dihatimu? Nggak kan?
Hahaha...kukira kamu teman baikku. Kamu menorehkan luka ini didalamnya. Pernahkah terbesit dihatimu tuk memaaf kepadaku?Mungkin tidak, aku adalah penawar obatmu. Dan kamu lah perusaknya. Teman yang selalu kupercayai,telah berkhianat padaku. Bisakah kamu menjelekkan diriku didepan hadapanku?
Mungkin tidak,kamu terlalu pengecut untuk jujur. Lantas kenapa jika kamu tak menyukaiku, kamu menyebarkan berita buruk tentangku? Padahal,kamu sudah berjanji jika kamu tetap disampingku. Menerima kekuranganku pula.
Kukira kamu pelangi sebagai obat penawarku. Aku hanya terlena, akan warna yang kau berikan. Jika saja aku awan, aku takkan menurunkan hujan di langit setelah menghadirkan pelangi didalamnya. Setelah pelangi muncul, kamu hilang begitu saja tanpa alasan yang jelas. Lucu ya itulah sosok gambaranku dengannya.
Aku berharap,kamu bisa menjauh dariku. Jangan meminta maaf,jika kenangan yang kau torehkan masih membuatku muak. Terimakasih, kamu telah menuntunku kejalan yang benar,walaupun ku tau kalau sosok dirimu palsu dibelakangku.
Gresik, 5 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA [END]
ChickLitProject Linus Sastra selama ramadhan. ~senandika~ Ini tentang rasa. Rasa manis dan pahitnya kehidupan. Kupersembahkan kisah kehidupan nyata melalui aksara. Update setiap hari:)