Yah tiap kali ada saja ketika pandangan berbeda antara seorang anak dan ibu. Entah karna tujuan hidup ataupun menyangkut masa depan anak. Tapi ketahuilah jika Ibumu sungguh khawatir tentangmu. Semisal ketika diriku yang akan berlomba olimpiade matematika di luar kota.
Seharusnya kita sudah bertekad jika kita bersama teman seperjuang tuk berangkat,namun ibuku melarang karna takut akan sesuatu hal yang tak pernah kita pikirkan.
Padahal tujuan ini sama ke arah kebaikan,namun berbeda cara antara pendapat anak dengan Ibu. Yah,aku mengeyel jika aku tak setuju jika aku diantar bersama orang tua. Aku ingin mandiri seperti lainnya. Kurasa orang tuaku berpikir berlebihan. Aku berpamitan pada ibuku dan berangkat bersama temanku. Dikala perjalanan pulang, hal tak terduga terjadi. Aku kecelakaan ditengah jalan karna ulah seseorang yang tak bertanggung jawab.
Yah aku tau rasa sekarang! Aku begitu ngeyel ketika orang tua menasehatiku. Aku terlalu keras kepala! Tak pernah terpikir bagaimana posisiku sebagai Ibu yang khawatir pada anaknya. Aku begitu percaya diri dan tak ingin mengkhawatirkan Ibuku. Naas, ucapan lisan ibu menjadi terasa nyata.
Yah aspal ini,tempatku jatuh karna kepercayaan diriku tak menurut kata orang tua. Mentari yang menyengat pada tubuhku terasa panas bak Ibu yang marah pada sang anak tak menurutinya. Yah aku begitu kapok akan perbuatan bandelku. Aku berjanji aku akan takkan mengulanginya. Ucapan sang ibu begitu manjur akan terjadi menanti diriku. Selepas datang dirumah,aku dihabisi dengan kata marahnya. Yah aku tak marah jika Ibuku memarahi diriku.
Karna aku tau,aku salah. Aku harusnya bertanggungjawab dengan apa yang kupilih. Seharusnya aku tak membantah dan menurut saja ketika orang tua memberi arahan. Empat dinding ini menyaksikan diriku. Bagaimana aku yang terdiam ketika Ibuku mengimel dan marah karna kebandelanku. Disini aku sadar, aku harus berubah sikapku. Menjadi anak penurut bila diarahkan orang tua. Yah,aku tau ibuku selalu khawatir tentang diriku. Apalagi aku adalah anak perempuan. Sosok kakak yang melekat pada diriku. Menjadi seorang kakak yang penurut dan membimbing adiknya.
Yah mulai saat ini, aku akan berubah demi orang tua serta adikku. Aku akan menjadi anak yang berbakti pada orang tua. Sebagaimana adikku melihatku jika aku begitu berbakti pada orang tua serta menjadi tuntunan adikku dimasa kelak. Aku meminta maaf pada Ibuku yang khawatir ketika tiba, mungkin mengomelnya dengan panjang lebar,bentuk kasih sayangnya pada sang anak. Ketika anak melakukan kesalahan, kelakuan Ibu begitu berbeda-beda. Ada yang menasehatinya dengan aksara lembut agar mudah menurut, atau bisa saja dengan nada tegas seperti kelakuan diriku yang tak menurutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA [END]
ChickLitProject Linus Sastra selama ramadhan. ~senandika~ Ini tentang rasa. Rasa manis dan pahitnya kehidupan. Kupersembahkan kisah kehidupan nyata melalui aksara. Update setiap hari:)