Ayah,maafkan aku jika aku tak bisa menjadi anak yang kau impikan. Aku berusaha sekuat tenaga,agar dirimu melihatku akan sosok bahagia menjadi anak yang kau banggakan. Terimakasih ayah, kau menuntunku kejalan yang benar. Tiap detik,menit,dan jam kau memerhatikan diriku dalam bersikap. Terkadang aku mendumel akan nasihat yang terucap dari bibirmu. Kau menuntunku menjadi kepribadian yang kuat. Maaf, jika aku tak bisa membanggakan dirimu ayah.
Ibu,maafkan aku jika aku tak sengaja menorehkan luka dihatimu. Entah karna perlakuan serta ucapan yang tak sengaja terlintas dalam bibirku. Aku berharap,ibu memaafkan diriku yang salah ini terhadapmu. Jika saja aku bisa mengulang waktu, aku akan bersikap baik dan menurut apa yang ibu bicarakan. Namun ini tak bisa dilakukan,aku hanya bisa mencium punggung tanganmu dengan kasih sayang. Maaf,jika aku tak bisa menjadi anak yang kau banggakan. Seharusnya aku sadar diri,ketika aku pernah menggoreskan hatimu,lalu meminta maaf padamu.
Aku bangga melihat kalian. Tanpamu,aku tak bisa apa-apa. Terimakasih,kalian menjadikan diriku berkepribadian yang baik. Akan kubuktikan kalian tak menyesal melahirkanku. Disebrang sana,kupanjatkan doa pada tuhan akan kabar kalian baik-baik saja. Doakan anakmu ini cepat-cepat, berpulang ke tempat yang kurindukan. Dimana tempat itu memiliki banyak kenangan didalamnya. Dimana diriku tumbuh didalamnya. Aku berharap aku berpulang membawa kesuksesan yang kalian harapkan. Semoga aku bisa membuat hal ini terjadi.
Gresik,30 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA [END]
ChickLitProject Linus Sastra selama ramadhan. ~senandika~ Ini tentang rasa. Rasa manis dan pahitnya kehidupan. Kupersembahkan kisah kehidupan nyata melalui aksara. Update setiap hari:)