Setidaknya,aku menikmati kebersamaan ini. Akan kasih yang pernah kita jalani bersama. Walaupun aku tak memiliki hatimu,aku masih diam-diam menaruh rasa ini padamu. Tapi mengapa? Tatapanmu selalu tertuju padanya. Disini,aku menatapmu dengan lekat penuh kasih.
Bodoh ya. Padahal diluar sana,ada yang menaruh rasa ini padaku. Namun aku menolak dan memperjuangkan rasa ini padamu. Bisakah kita menjalin kasih seperti lainnya? Tidak bukan?
Ini,hanyalah sebuah angan-angan kurasakan. Suatu saat waktu akan berubah, kebersamaan yang pernah kita lalui,menjadi perlahan-lahan akan sirna. Kamu sibuk mengejar dia. Sementara aku, hanya tersenyum pedih ketika melihatmu bersamanya.
Bisakah kau tunjukkan sedikit simpati untuk membalas kasih hati ini? Hatiku tergores ketika kau sibuk membicarakannya. Aku hanya tersenyum palsu ketika kamu dengan semangatnya menceritakan perjuanganmu mendapatkan dia.
Bisahkah aku bercerita padamu. Tentang bagaimana perjuanganku yang selalu tetap berada disisimu? Menahan gejolak hati cemburu melihatmu bersamanya. Mungkin jika aku mengatakan ini,kamu akan menjauh dariku. Satu pintaan dariku dan kuingin dirimu menjawab dengan jujur.
Pernahkah kau merasa jika perlakuan manisku padamu membuat hatimu berdesir hangat? Mungkin tidak, kamu hanya menganggap diriku sebatas teman. Tapi bisakah aku menjadi paling utama dihatimu? Pasti tidak.Aku berharap kau tak lagi datang disisiku. Saat ini Aku hanya bisa menjaga jarak hati ini, sampai hati ini lekas sembuh tanpa luka dan kobaran hati didalamnya. Akan cemburu dan tak rela kau ukir bersama dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA [END]
ChickLitProject Linus Sastra selama ramadhan. ~senandika~ Ini tentang rasa. Rasa manis dan pahitnya kehidupan. Kupersembahkan kisah kehidupan nyata melalui aksara. Update setiap hari:)