duapuluhsembilan ● ‍Perihal terjerat

3 1 0
                                    

Aku tak bisa berdamai dengan masa lalu. Yah,aku berpura-pura jika aku baik-baik saja. Nyatanya, aku tak bisa melupakan memori buruk ini. Aku benci dengan diriku. Benci akan ketidakberdayaan membela diriku sendiri akan cacian mereka.

Seenaknya dia mengucapkan kata-kata pedas berhadapan denganku secara terang-terang. Jika dikatakan sedih? Iya aku begitu sedih. Begitu luka terasa dihati sampai sekarang. Dahulu,aku pernah berharap pada waktu menyembuhkannya. Namun sampai sekarang,aku begitu terkekang bayang-bayang masa lalu.

Yah jika aku bercerita pada orang lain. Apakah bisa mengubah atau mengobati? Tidak. Karna yang memulai mereka dan menanggungnya diriku. Lebay ya? Kurasa tidak. Aku masih remaja waktu itu. Berharap ada membela waktu itu,namun semua bungkam mulutnya. Kakinya terasa terhenti dan melihat bagaimana aku merasa tersiksa.

Dikira ini film? Senang menonton adegan seperti ini? Yah mungkin seperti itu. Mungkin waktu lulus pernah terucap kata maaf dari bibir mereka. Gimana ya? Kata maafnya itu seakan terpaksa. Tak ada pancaran rasa menyesal dimatanya. Aku hanya tersenyum pedih melihatnya. Kelulusan ini yang begitu indah kata orang menurutku tidak.

Tidak ada kewarnaan yang pernah kujalani selama bersekolah. Jika saja aku tak berdiam dan melaporkan pada guru mungkin aku tak terjerat sampai sekarang. Baik kan aku? Membiarkan mereka tanpa kesalahan yang disadarinya. Aku berharap lara ini segera pergi dalam tubuhku. Namun tak bisa,hanya saja solusi dirikulah yang bisa berdamai.

Jika dipikir-pikir aku tak bisa. Sekuat apapun aku berusaha menghilangkan,memori rusak ini datang dalam mimpiku. Selalu tak damai ketika aku tidur. Jika saja ada obat tuk menghilangkannya beri tau diriku.

Aku begitu sakit mengingatnya. Selalu takut dengan pandangan tak enak terhadapku. Hati ini selalu sakit bak ditusuk jarum berkali-kali. Pernah terlintas untuk bunuh diri,namun kuenyahkan pikiran buruk itu. Masih ada keluargaku yang membutuhkanku. Yah sampai sekarang aku begitu terkekang bayang masa lalu. Segitu efek kah itu akan bayang masa laluku sampai aku tak bisa berdamai? Kujawab iya. Begitu kosong dan hampa kurasa sampai sekarang. Tak pernah ada kata tulus dan bahagia yang kujalani sampai sekarang.

linus_sastra Paslinsas5

RASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang