[15] Konsekuensi

79 35 52
                                    

Kuy divote sebelum membaca gaes😊
Komen jangan sampe ketinggalan ya hehe😆

Find me on instagram : @geminiestory.ark
.
.
.

Saat ini suasana kelas XII IPA 2 tengah gaduh oleh suara nyanyian seisi kelas yang berpadu dengan iringan gitar Gilang dan Juan. Cecil sudah ambil kesempatan terlebih dahulu untuk duduk di sebelah Gilang. Sementara Juan dan Biyu duduk di atas meja saling berhadapan. Depi dengan sopan masih duduk di bangkunya menghadap ke arah pemain gitar.

Sebetulnya hanya Juan yang gemar dengan grup band Peterpan yang sekarang berubah nama menjadi Noah itu, namun karena ia sering membawakannya di kelas jadi membuat teman-temannya hafal dengan semua lagu milik Noah. Mulai dari Mimpi Yang Sempurna hingga lagu Wanitaku sudah sangat mereka hafal. Salah satunya lagu yang tengah mereka nyanyikan ini. Berjudul Topeng. Ya, memangnya siapa yang tidak tau judul lagu Noah yang satu itu?

'Ku dapat melintas bumi
'Ku dapat merajai hari
'Ku dapat melukis langit
'Ku dapat buatmu berseri

Tapi 'ku dapat melangkah pergi
Bila kau tipu aku di sini
'Ku dapat melangkah pergi
'Ku dapat itu

Tapi buka dulu topengmu
Buka dulu topengmu
Biar 'ku lihat warnamu
'Kan 'ku lihat warnamu

Kau dapat cerahkan aku
Kau dapat buat 'ku berseri
Kau dapat buat 'ku mati
Kau dapat hitamkan pelangi

Tapi 'ku dapat melangkah pergi
Bila kau tipu aku di sini
'Ku dapat melangkah pergi
'Ku dapat itu

Tapi buka dulu topengmu
Buka dulu topengmu
Biar 'ku lihat warnamu
'Kan 'ku lihat warnamu

Tapi buka dulu topengmu
Buka dulu topengmu
Biar 'ku lihat warnamu
'Kan 'ku lihat warnamu
Oh, buka dulu topengmu
Buka dulu topeng--

"Diem! Diem! Diem!" Tiba-tiba Depi menghentikan permainan gitar dan nyanyian sekelas. Namun ketika ia masih dengar ada yang bernyanyi segera Depi bangkit dan berteriak. "WOY, DIEM DULU!"

Bukan tanpa sebab Depi begitu, lantaran adanya pemberitahuan dari pengeras suara lah alasannya. Ia penasaran, apa ada rapat guru hari ini? Atau...

"Pengumuman! Bagi murid dua belas IPA dua, yang bernama : Abiyu Al Ghazali, Devi Radesva, Gilang Rifli Almahendra, dan Juan Dirga Magenta, harap segera ke ruang BK. Sekali lagi, pengumuman! Bagi..." pengeras suara masih memberi pengumuman ketika keempat orang yang dipanggil tengah berpandangan satu sama lain.

"Udah sih, ayo! Ayo! Ayo!" Juan bergegas bangkit dan menaruh gitarnya ke atas meja. Mereka sama-sama sudah tau kenapa sampai dipanggil ke BK. Sebuah konsekuensi dari ulah mereka kemarin. "Ayok sih, demi kawan lho!" Ajak Juan sekali lagi ketika melihat Biyu yang masih asyik dengan video game di ponselnya.

"Bentar, bentar!" Pinta Biyu yang hampir memenangkan permainannya.

"Biyu!" Pelototan Depi yang sudah menggenggam ponsel Biyu membuat cowok itu rela untuk kalah.

"Ck... dikit lagi padahal!" Ucap Biyu menyayangkan permainannya.

Mereka pun segera memenuhi panggilan itu. Menuju ke ruang BK yang rupanya sudah ada Jia di sana. Juan yang masih memegang handle pintu tercekat lalu masuk. Disusul yang lain ke dalam.

"Nah, kalian cepat masuk! Baris di sebelah Razia!" Perintah Bu Hafizah--guru BK kelas XII yang sering dikatai semok.

"Berapa saf Bu barisnya?" Tanya Juan membuat Gilang dan Biyu cekikikan. Sementara Depi berdecak, dan Jia hanya memutar bola matanya malas.

Stone ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang