Vote dulu baru baca yaaa😆
Jangan lupa buat tinggalkan jejak disetiap paragraf😊Share cerita ini ke teman2 kamu okss?😎
Find me on instagram : @geminiestory.ark
.
.
."Ih, Juan? Tumben-tumbenan rajin?"
Sial! Ucapan Bu Resti yang baru saja keluar dari toilet sangat menohok hati dan perasaan Juan. Ia sangat merasa direndahkan saat ini. Masa iya, cowok ganteng bergelar most wanted bisa sampai diejek guru?
"Gue yakin lo jadi bahan pembicaraan di ruang guru, Wan!" Gilang tertawa geli.
Melawan rasa gengsi, karena ini demi Jia-nya. Juan pun menjawab. "B aja kali, Lang. Tuh, guru-guru belum pernah lihat cowok ganteng serajin gue sih! Jadi norak deh,"
Gilang yang mendengar jawaban Juan hanya mengendikkan bahu. "Iya deh!"
Mereka lalu kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing. Juan dengan sikat lantai di tangannya dan Gilang dengan pel-pelannya. Namun emosi Juan rupanya hampir memuncak ketika Pak Jupri, selaku guru laboratorium Fisika menggodanya.
"Cie... Juan... dihukum ya?" Ledek Pak Jupri.
"Apa sih, Pak? Kalo mau kencing, kencing aja kali! Pake ngejek-ngejek murid, nggak baik tau!" Emosi Juan.
"Ih, galak banget hari ini?" Pak Jupri lalu masuk ke toilet ketika Juan melempar sikatnya dan berlagak ingin mengajak guru yang ada di dalam toilet berantem.
"Sini lo!" Kesal Juan yang ditertawai Gilang. "Kalo bukan guru aja!"
"Ngajak berantem kok pas dia udah masuk? Cih, najis! Cemen amat lu!" Ledek Gilang yang mendapat hadiah berupa sikat lantai terbang mengarahnya.
Membuat amarah Juan bertambah dan lebih berani. "Pak! Kencingnya jongkok, Pak! Biar nggak muncrat, muncrat. Capek saya nyikatnya, mending wangi!"
Juan melirik sinis ketika pintu toilet terbuka setelah suara air mengalir terdengar dari dalam sana. "Emang kamu? Kalo kencing di tanah sukanya bikin bentuk zigzag?" Balas Pak Jupri yang lantas cepat-cepat pergi dari sana.
"Anjay! Kok dia tau, Wan?" Gilang sampai ngakak parah karena hal itu.
"Apa sih? Sok tau juga lo!" Juan memutar bola matanya sebal.
"Tapi iya tau, Wan! Waktu kecil kan lo kalo main di tanahan sukanya bikin zigzag," ungkap Gilang mengingat masa kecil mereka.
"Ih, apaan? Lo kali!"
"Ih, memutar balikkan fakta! Orang elo geh!" Gilang masih tergelak mengingat kejadian itu.
"Sok tau lo emang ya! Daripada lo suka pipis di celana waktu SD?" Balas Juan membongkar aib Gilang.
"Kata siapa? Lo sok tau!"
"Iya ya, kata Bunda lo pernah nangis gara-gara kencing di celana pas di sekolah,"
"Sok tau, lempar pel-pelan juga lo ntar!"
"Heleh, sok berani!" Pancing Juan. "Berantem aja kita sekarang!"
"Ayo!"
"Ya, ayo!"
"Siapa takut?"
"Maju sini!"
"Males lah, nyuruh-nyuruh!"
"Dih, cupu! Kayak gitu ngatain orang?" Ucap Juan.
"Bodo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stone Cold
Teen FictionRazia Aviari pernah bertanya--mungkin sering-- pada langit gelap berbintang bisakah ia dicintai oleh keluarganya? Karena sejauh ini, dirinya hanya sibuk berlagak seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Menjadi dingin, dan bahkan tidak peduli pada apa p...