Vote dulu ya gaess sebelum membaca hehe😊
Jangan lupa buat Komen disetiap paragrafnya okss?👍Find me on instagram : @geminiestory.ark
.
.
.Senin pagi usai upacara bendera di kelas IPA 2 lagi-lagi terasa ada yang berbeda. Ada surat yang menyatakan bahwa Jia sakit. Juan pikir, 'mungkin karena kehujanan kemarin', tapi hatinya tetap saja gelisah bila tidak bertemu dengan Jia sehari saja. Maka dari itu ia sedang mengutak-atik ponselnya ingin menelepon Jia. Sekadar ingin mendengar suaranya.
"Ciee ... nggak masuk," ledek Juan ketika panggilannya tersambung.
Hening.
"Sakit apaan sih emangnya? Sepi tau kelas kalo nggak ada kamu. Hiya ...." Juan terkekeh karena ucapannya.
"Pusing doang. Nggak usah jenguk ya?"
"Ih, bisa geer juga ternyata?" Juan tertawa lagi.
Namun Jia tidak menghiraukan ledekan Juan melainkan melanjutkan ucapannya. "Kumpul di tempat Oma aja, ajak yang lain kalo mereka mau."
"Ish, berdua aja aturan!" Juan tertawa lirih. "Nggak deng, haha...."
"Ajak Jeje sekalian kalo dia mau. Nggak enak kalo cuma dia sendiri yang nggak tau soal anak-anak."
"Siap, sayang!"
"Sayang...," lirih Jia yang rupanya sampai ke telinga Juan.
"Iya Yang, kenapa?" Tawa Juan menggelegar seketika.
"Sayang-sayang, pale lu peyang! Gue patiin."
"Eh, nanti dulu--"
Tut... tut... tut...
"Masih kangen Ji, Ji!" Dumel Juan meratapi nasib sambil memandang foto profil WhatsApp Jia yang tidak pernah berganti sejak pertama mempunyai aplikasi chat tersebut. Masih bergambar anak kecil berkebangsaan Korea Selatan yang memiliki 2 kembaran lainnya. Yaitu anak kedua dari Song Triplet. Song Minguk.
Tanpa Juan sadari Gilang tengah memantaunya dari belakang, lalu duduk setelah percakapan via telepon itu selesai.
"Bucin banget sih lo Wan!" Ejek Gilang tertawa.
Juan kaget dengan kehadiran Gilang yang tiba-tiba, tapi ia masih bisa mengontrol keterkejutannya. "Bukan bucin, cuma terlalu sayang aja." Jelas Juan menekan tombol off pada ponselnya.
"Beda tipis lah ya?" Gilang tersenyum sambil memainkan alisnya lalu tak lama tawanya menggelegar.
"Diem lo berisik! Nggak gue ajak lo ntar," ancam Juan.
Seketika mulut Gilang terkunci. "Kemana?"
"Rumah Oma. Jia ngajakin. Cuma karena lo berisik jadi lo nggak boleh ikutan," Juan lantas berdiri ingin memberitahu yang lain.
"Dih, oke gue berangkat sendiri!"
"Orang nggak diajak, yeee...."
"Nyenyenyenye," balas Gilang tidak mempedulikan omongan Juan. "Terserah gue lah, itu kan rumah Oma gue juga!"
"Dih, orang nggak diajak sewot? Lucu lo! Haha...."
"Awas aja lo!"
"Nih, gue awas nih, awas!" Lalu Juan menjulurkan lidahnya sebelum menuju ke bangku Depi dan yang lain.
Ketika semua sibuk mendengarkan pemberitahuan dari Juan, Gilang membalas, "Lihat aja lo Wan!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Stone Cold
Teen FictionRazia Aviari pernah bertanya--mungkin sering-- pada langit gelap berbintang bisakah ia dicintai oleh keluarganya? Karena sejauh ini, dirinya hanya sibuk berlagak seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Menjadi dingin, dan bahkan tidak peduli pada apa p...