SATUU

374 44 50
                                    

🍒

Rintik hujan membasahi jalanan kota dimalam hari, namun masih banyak orang yang berjalan menyusuri trotoar hanya sekedar untuk menikmati sejuknya malam dan menenangkan pikiran akibat masalah yang dihadapi hari ini.

Abel menikmati suasana malam dipinggir Sayup-sayup angin membelai manja membuat rambut panjangnya menari-nari mengikuti arah angin.

Gadis itu berjalan menyusuri trotoar, dengan menggunakan hoodie hitam dan satu tangan yang dimasukan kedalam sakunya, serta sedikit menyeruput hot coffe digenggamannya memberikan kehangatan menjalar ditubuhnya.

Ia merasa degupannya tidak stabil, pikirannya terombang-ambing,tak seperti biasanya. Batinnya terus menggerutu tak jelas.

Tujuan pacaran buat sakit hati hey ingat. Batinnya.

Ia tengah berdiri dihadapan zebra cross menunggu rambu-rambu bergambar orang di sebrangnya berubah menjadi warna hijau. Di sebrang sana ia melihat seseorang bertopi hitam dan jaket kulit hitam yang terus menatapnya. Tapi, sepertinya itu hanya perasaannya saja.

Tiba-tiba

Sretttttt..

Braakkk..

Semua pasang mata mengikuti arah tempat kejadian. Sebuah motor yang menerobos rambu-rambu lalu lintas itu bertabrakan dengan sebuah mobil. Kehidupan disekitar terasa terhenti, sorot pasang mata yang beraneka ragam menatap iba.

Kondisi keduanya mengenaskan, kaca bagian depan mobil itu pecah, mobil dan motor itupun sudah tak berbentuk, mereka berlumuran darah dimana-mana. Dan yang paling terkejut, Abel. Pemuda yang mengendarai motor itu terpental dan tepat ambruk dihadapannya.

Tiga detik kemudian, orang-orang sudah berkerumun melihat pemuda itu. Abel tersadar dari lamunannya. Ia langsung melangkahkan kaki melihat kondisi pemuda itu.

Gadis itu mendekatkan diri, melepaskan helm pemuda itu perlahan, bercak cairan merah kental itu terlihat jelas dikulit putihnya, bising orang-orang yang berkerumun tak ia gubris.

Deg.

"Alga." gumam Abel. Ia mengatup mulutnya terejut, Alga yang notabenya sebagai kakak kelas di sekolahnya, menjadi korban kecelakaan.

Cowok tersebut masih dalam keadaan setengah sadar. Pandangannya samar-samar, mungkin karena benturan kuat yang mengenai kepalanya. Namun ia masih melihat seorang wanita di dekatnya.

"Lo---lo si---siapa?" bisik Alga yang hampir tak terdengar. Setelah itu pandangannya mulai menggelap, ia tak sadarkan diri.

Abel refleks memegang lengan Alga dengan kuat, dan langsung menghubungi ambulance untuk segera datang ke lokasi kejadian.

°°°


Suara khas brankar yang didorong pun memenuhi pendengaran Abel. Ia sedikit berlari mengikuti para dokter dan perawat yang membawa Alga menuju IGD. Aroma obat yang menyeruak pun sudah tak tercium olehnya.

"Permisi, apa anda keluarga pasien bernama Alga?" tanya seorang perawat.

"Ah, ehm saya temennya." jawab Abel.

"Oh iya, ini kami menemukan handphone pasien dan gantungan kuncinya, mungkin anda bisa menghubungi orang tuanya, saya permisi."

"Oh iya, terima kasih, sus."

Gantungan kuncinya sponge bulat? warna merah lagi? Dih ni cowok suka make up kali. Batinnya.

Gadis itu langsung mengotak-ngatik ponsel Alga, berharap menemukan nomor telepon keluarganya. Namun saat ia terus menscroll hanya ada dua kontak yaitu Regan dan Ikbal. Ia pun memutuskan untuk menelepon nomor Regan saja.

As Long As You Love Me [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang