Oh, ini cinta.
Apa kisahnya akan terus seperti ini?🍒
"Bel, lo beneran jadian sama Alga?" pupil mata Keysha membesar, menatap antusias.
"HAH? SERIUS?" Alin mengubah posisi berbaringnya menghadap kearah Abel.
Gadis itu mengubah posisinya, ikut berbaring bersama Keysha dan juga Alin. Sedangkan Nina, ia tetap asik bercermin sambil berkutat dengan make up digenggamannya.
"Rishabel Dylovaaaaa! Cepetan jawab pertanyaan gue." Rengek Keysha mengguncangkan tubuh Abel.
"Iya, Alga sama Abel tuh, baru aja jadian. Kalian pikir aja nih, ya. Alesan Alga nyuruh Alin pindah waktu di bus karna apa? Ya, karna Alga mau deket sama Abel. Gitu aja kagak ngarti lu." Kali ini Nina membuka suaranya.
"Tumben lo pinter, pinguin Arab." Tukas Abel pada Nina.
"Di Arab mana ada pinguin bego." Alin menjitak dahi Abel. Yang mendapat respons ringisan dari gadis itu.
"Yang ada, beruang dengan tangkal pisangnya, jhahahaha." Ledek Nina mencibirkan mulutnya.
"Gue mah maklum aja dah, begonya emang dari lahir." Sahut Keysha menggelengkan kepalanya.
"WOY?!"
"ANJIR! KAGET GUE," Abel memukul lengan Daren yang nongol di depan tenda mereka. "Apaan, sih, minta gue bogem pala lo, hah?"
"Santai, Bel, santai. Gini lho, sekarang lo semua bantu cari kayu bakar buat acara nanti malem." Ucap Daren santai.
"Heh, lo kagak liat apa, sekarang udah jam setengah enam? Keburu gelap entar, suruh yang cowok aja kenapa, sih." Hardik Alin kesal.
"Nah, makanya dari sekarang ciwi-ciwi. Cepetan, yang cowok juga sama noh, pada kerja. Bukan gosip kayak lu pada." Tuding Daren berjalan meninggalkan tenda mereka.
°°°
Keempat gadis itu terus mengelilingi pohon-pohon besar yang menjulang disamping kanan kirinya. Sudah hampir sepuluh menit, namun kayu bakar yang mereka dapatkan baru 4 batang.Mentari pun sudah mulai menenggelamkan dirinya, semakin berkurangnya pencahayaan, semakin mencekam pula suasananya.
Lain dengan Abel, ia santai mengunyah permen karet dimulutnya, membawa kayu bak membawa cangkul di pundaknya, serta kelihaian tangannya memutar-mutar baby knife-nya.
"Bel---please deh," Nina mengusap wajahnya gusar. "Faedah lo main begituan apa? Ngeri jatoh, langsung nancep kena kaki gue kan nggak lucu."
Sementara, orang yang dibicarakan itu, hanya mengangkat kedua bahunya acuh.
"Iya gitu. Akibat minuk teh pucuk sama ulet-uletnya." Tukas Alin asal, sambil menyenderkan punggungnya pada satu pohon.
"Untung gue waras, jadi san---"
Dep!
Ucapan Keysha terpotong, ketika sebuah pisau melayang, berputar-putar di udara. Dengan sekali hentakan kuat, pisau itu menancap pada sebuah pohon yang di jadikan senderan Alin. Jarak 3 jari saja, pisau itu akan mengenai leher jenjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Long As You Love Me [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[PART LENGKAP] Meskipun Alga tahu Abel sering kali membawa pisau lipat di dalam tasnya, bahkan sesekali menggunakannya di saat tertentu. Pria itu semakin menyukai Abel. Tak peduli seberapa keras sifat gadis itu, Alga tetap menyukainya. Juga dengan A...