SEMBILANN

148 19 3
                                    

Kamu nggak akan rugi kehilangan orang yang terus menuntut egonya untuk di turuti.

Oma Rima kembali melakukan aksinya. Salah satu hal yang paling ia gemari. Membangunkan Alga. Kalau dipikir, apa yang spesial? Menurutnya salah satu yang mesti ia syukuri setiap paginya adalah melihat wajah cucu semata wayangnya yang tertidur pulas ditempatnya.

"Al? Cepetan bangun. Katanya kamu mau jemput siapa, sih? Abel, ya? Buruan bangun, Oma juga kan mau liat gimana tipe cewek kamu."

Pria itu membuka kedua matanya, dan melirik jam di atas nakas. Masih pagi seperti ini, tumben sekali Omanya sudah rapih. Ia mengambil posisi duduk, dan memeluk erat wanita yang sudah menjadi sarapan, di kala ia terbangun.

"Iya, ini Al mandi. Oma nggak sabar banget kayaknya." Alga beranjak untuk melakukan ritual mandinya, dan mengecup pelan pipi Oma Rima.

"Yaudah, sana cepet. Jangan lama." Wanita itu terkekeh sambil meninggalkan Alga.

°°°


"Kak Ashel, Abel nggak mau ih!" gadis itu mengerucutkan bibirnya, namun tak memberontak ketika Rashel memaksanya duduk di meja rias-nya.

"Make up dikit aja, Bel. Ampun dah lu mah, nggak ngaca apa, lo dekil kayak gitu?" timpal Rashel.

"Sembarangan lo kalau ngomong! Gini-gini juga ada yang mau sama gue. Nggak kayak lo! Jomblo dari lahir."

"Tapi gue berkelas, whopss!"

Abel hanya memutar bola matanya malas. Gadis di hadapannya itu sibuk membuka satu persatu alat make up, dan mulai memoles wajahnya. Ia hanya pasrah, dan menggerutu dalam hatinya. Belum sembuh banget aja banyak tingkah ini orang, pikirnya.

"Eh, apaan nih? Kok bentuknya kayak pup, sih? Warnanya pink lagi."

"Itu beauty blender, bego! Makanya jadi cewek jangan jadi-jadian."

"Mulutnya lemes banget, Bu! Kan, setau gue bentuknya bulet."

"Nggak ada yang full bulet, lah, bego. Pasti ada ujungnya buat bagian mata. Bacot lu ah."

Rashel sudah selesai dengan ritual make up-nya. Ia memandang wajah adiknya itu berbinar. Sangat natural. Sentuhan lip cream nude yang sangat pas dengan wajah putihnya.

Gadis itu memberikan cermin pada Abel. Namun tak ada ekspresi yang ia harapkan dari adiknya. Abel terus memandangi wajahnya, kemudian beranjak dan memberikan cermin itu pada Rashel.

Abel menyisir kembali rambutnya, dan menatap wajah Rashel dari cermin. "Biasa aja, sih. Tapi lumayan lah, make up lo mahal soalnya."

Rashel terkekeh sambil mengelus dadanya. "Kenapa ni anak harus dateng di hidup gue yaampun."

"Takdir, lah." Timpal Abel.

"Kalo bukan takdir juga, lo nggak bakalan ada di sini. Wle!" ledek Rashel menjulurkan lidahnya.

"Bye! Gue mau dating sama Jeong Jaehyun. Eh, salah. Alga, deng ckck."

"Serah lo!"

°°°


Alga turun dari motornya ketika ia sudah berhenti tepat di hadapan rumah gadisnya. Tangannya bergerak memencet bel di sisi pagar. Matanya melihat ada seorang pria yang sedang duduk di teras sambil memainkan laptop-nya. Alga menarik kedua sudut bibirnya, ketika pria itu menatapnya.

Pria itu melihat kedatangan seorang laki-laki muda dan menghampirinya. "Mau cari siapa, ya?"

"Om lupa, ya, sama saya? Saya Alga, Om. Ini mau ketemu sama Abel."

As Long As You Love Me [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang