Semua orang yang hadir, akan menyakitimu. Cepat atau lambat, kamu harus segera memutuskan. RASA SAKIT ATAU ORANG TERSEBUT.°°°
Ketiga gadis itu langsung berjalan menuju rooftop sekolah saat bel berbunyi. Tadinya mereka ingin menjenguk Nina, namun, mereka urung. Ketika ia tak kunjung membalas pesan yang dikirim oleh Keysha.
"Nikmat banget kayaknya nge-vape di rooftop sekolah." Ucap Alin ketika sudah sampai dan langsung menempati kursi panjang di sebelah Regan.
"Jadi pengen." Celetuk Abel melirik kearah Alga.
"Euh lu berdua, ya," Keysha menoyor kepala keduanya. "Gue juga mau kali."
"Jangan, nggak baik buat cewek." Ikbal sambil melintir rambut Abel yg duduk di pinggirnya.
Alga menoleh pada ikbal "HEH! Lepasin tangan lo dari rambut cewek gua. Main pegang aja lu."
"Yealah rambut doang." Celetuk Regan.
"Rambut doang, pala lu botak, hah." Alga menggeplak kepala Regan yang dibalas ringisan.
"Dy, sini." Alga menepuk alas tepat di sebelahnya. Abel mengahampiri dan duduk di sebelahnya.
"Yaelah iya dah yang disini mah nggak dianggap. Pulang aja guys, pulang." Sorak keysha
"Re, nggak gercep lo. Mumpung," ucap ikbal menaikan kedua alisnya.
"Apaan dah, gajelas lu."
Ikbal melirik matanya pada Alin dan sesekali menunjuk menggunakan bibir yang di majukannya.
"Re," sorak Alga membuka suaranya. "Kemarin lo bilang mau bilang apaan, sih, sama Alin?"
"Bilang apaan. Nggak jelas lo semua, heran gua."
Alin yang di perlakukan seperti itu semakin blushing dibuatnya. Ia sudah ke-geeran sendiri, menerka-nerka maksud dari omongan teman-temannya. Sedangkan Regan, ia justru kesal. Padahal ia ingin membuat gadis itu cepat memghilangkan perasaan padanya.
Abel hanya tersenyum menggelitik melihatnya. Ada perasaan tak enak hati ketika ia mengingat betapa Regan terus mengutarakan perasaan padanya.
"Lo semua balik, gih. Ada yang mau gue bicarain sama Alga." Ucap Abel.
"Elah, Bel. Pelit amat, sih." Tukas Alin mendelik.
"Ape nih? Ape nih? Nggak boleh nimbrung kita?" sinis Ikbal dengan nada mengejek.
"Iya deh iya, couple goals mau bermanja." Sinis Regan mengejek.
"Gitu, ya, ada pacar sekarang, hobi lu ngusir." Hardik Keysha.
"Sensi banget sih lo semua. Dah, sana pergi." Abel memutar bola matanya malas.
"IYE, AL! IYE! PERGI NIH KITA, PERGI." Sorak Ikbal menjambak kecil rambutnya.
Orang aneh.
"Apa lo? Yaudah sana pergi." Sinis Alga merangkul posesif pundak gadisnya.
"Bel, tiati lo." Jemari Alin memutar-mutar di udara, menunjuk Abel.
"Sans, p2 aman." Ucap Abel santai, menaikan kedua alisnya.
"Apaan tuh p2." Ikbal mengerutkan dahinya, dengan mulut yang menganga.
"Pilox dan si pisau nya itu lhooo." Celetuk keysha.
"Elah, lama. Gua duluan." Regan berbalik dan meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Long As You Love Me [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[PART LENGKAP] Meskipun Alga tahu Abel sering kali membawa pisau lipat di dalam tasnya, bahkan sesekali menggunakannya di saat tertentu. Pria itu semakin menyukai Abel. Tak peduli seberapa keras sifat gadis itu, Alga tetap menyukainya. Juga dengan A...