Nah lho, bener kan, upnya tiap hari rabu wkwk. Aku mau kasih info sedikit, untuk kalian yang gamau imajinasi visual castnya keganggu, mending nonaktifin aja datanya dari sekarang.Bikoss di akhir part ini, aku akan post visual mereka. Bukan tanpa alasan, aku cuma gamau "menghancurkan" visual yang udah ada pikiran kalian masing-masing, and akhirnya kalian ninggalin my story ini;(
Jadiiii, vote and commentnya sekarang yak! ;v
🍒
"Permisi, Pak Babam. Hehe. maaf Abel nya telat karna ada keperluan pribadi. Tolong jangan dimarahin ya pacar saya ini." Ia terkekeh geli sambil mengusap puncak kepala Abel.
Seluruh orang di kelas itu nampak terkejut dan saling berbisik satu sama lain. Selama ini memang Alga terkenal suka merayu siswi-siswi di Saturnus School. Namun belum ada satu pun yang berstatus berpacaran dengannya.
"ALGAAA, PERGI LO DARI SINI!" Teriak Abel sambil mendorong kasar tubuh Alga sampai depan pintu.
"Sayang, kamu kok kasar, sih, sama aku." Rengek Alga pada Abel.
Menjijikan, gak punya malu banget sih ini orang. Gue bakalan malu kali punya pacar modelan kayak si Alga. Batin Abel.
Abel tak mengindahkan ucapan Alga, dan langsung menutup kasar pintu kelas.
°°°
Sejak kejadian pagi tadi, Banyak siswa-siswi yang membicarakan perihal Alga dan Abel yang berpacaran. Entahlah, Abel pun tidak mengerti bagaimana hampir seluruh penjuru sekolah langsung mengetahui kejadiannya. Ia berpikir mungkin admin lambe Saturnus lah yang menyebarkan berita itu.Seperti saat ini Abel, Keysha, dan juga Alin sedang berada di kantin menikmati sepiring nasi goreng mpok Ceca. Saat ini mereka tengah menjadi pusat perhatian, terutama Abel. Berbagai macam pandangan diterima oleh ketiganya.
"Key, gue risih tau gak, mereka pada nuduh gue pacaran sama si Alga." Rengek Abel memegang lengan Keysha.
Alin menggelengkan kepalanya. "Lo tuh ya, ih gue gemes tau ngga. Labil banget sih bel, biasanya juga kalo ada yang ngusik, lo bertindak."
Keysha mengangguk setuju pada Alin. Menurutnya Abel memang moodyan dan labil. Ia bisa saja bersikap kasar, namun lain dengan kali ini.
"Kak Abel kok bisa deketin kak Alga sih."
"Iya dih, cantikan juga gue."
Pendengaran Abel menajam, tangan nya sudah mengepal sedari tadi. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati dua orang adik kelas yang "manis" itu.
Brak.
Dua siswi yang memiliki badge kelas 10 itu terlonjak kaget dan memejamkan matanya. Semua pergerakan di kantin serasa terhenti, menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sama hal nya seperti Alga, Regan, dan Ikbal yang setia memandang perlakuan seorang most wanted girls mereka.
Abel mengambil posisi duduk diantara keduanya dan merangkul mereka. "Sini, ngomong sekali lagi tepat di telinga gue." Ucap Abel manis.
Keduanya terbungkam, tak ingin mengeluarkan kalimat apapun. Peluh membanjiri pelipisnya, degupannya bergerak cepat melebihi ketika dihadapkan oleh seorang monster.
"Eh, ko badan lo gemeteran gitu sih. Santai dong, gue kan nanya baik-baik." Abel terkekeh melihat tingkah keduanya.
Abel mengeluarkan pisau lipatnya, dan mulai memainkannya di atas meja kantin, membuat goresan asal. Lalu, menusuk salah satu siomay yang berada di hadapannya menggunakan pisau babynya, dengan pergerakan cepat langsung melahapnya dengan santai. Membuat bulu kuduk seluruh orang yang menatapnya meremang, dan bergidik ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Long As You Love Me [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[PART LENGKAP] Meskipun Alga tahu Abel sering kali membawa pisau lipat di dalam tasnya, bahkan sesekali menggunakannya di saat tertentu. Pria itu semakin menyukai Abel. Tak peduli seberapa keras sifat gadis itu, Alga tetap menyukainya. Juga dengan A...