Author's POV
Hari ini adalah malam terakhir karyawisata mereka. Halaman belakang villa yang seharusnya hanya berupa taman yang penuh bunga dan pepohonan kini telah disulap menjadi tempat makan malam yang indah. Lampu yang menyala dengan berbagai warna menghiasi tempat itu. Meja-meja dengan kursinya telah tersusun rapi di tempat-tempat tertentu. Di setiap meja, terdapat lilin yang ditempatkan di dalam wadah kaca.
Elys dan teman-teman yang bertugas mengatur tempat itu tersenyum puas melihat hasil kerja mereka. Bu Dewi tersenyum senang dan memuji hasil kerja mereka. Seorang anak perempuan keluar dari pintu yang menghubungkan ruang utama villa dengan halaman belakang. Dia mengatakan sesuatu pada Bu Dewi.
"Oke. Sekarang, kalian ganti baju dan siap-siap dulu. Acaranya dimulai 1 jam lagi," perintah Bu Dewi. Anak-anak langsung masuk ke dalam villa untuk mempersiapkan diri mereka masing-masing.
Elys berjalan sendirian menuju kamarnya di lantai dua. Ketika dia sedang berjalan menuju tangga, pintu di samping tangga terbuka. Cathy keluar dari dapur bersama Zahra. Baju mereka kotor dan lengan baju mereka digulung sampai siku.
"Udah selesai ngatur tempatnya?" tanya Cathy yang dijawab dengan anggukan Elys.
"Kalian juga udah selesai masaknya?" Elys balik bertanya.
"Udah, dong. Nanti makanannya pasti enak!" sahut Zahra dengan yakin.
"Belum tentu," ledek Elys.
"Nanti kalo sampe enak, lo bayar gue seratus ribu, ya," tantang Cathy. Elys tertawa mendengarnya.
Mereka bertiga berjalan menuju kamar mereka. Di villa ini, satu kamar dipakai 3 orang. Zahra membuka kunci pintu kamar mereka.
"Duh, gue harus bersihin muka sama tangan gue dulu, nih. Kotor," keluh Cathy.
"Gue juga," Zahra menyetujui ucapan Cathy.
Cathy dan Zahra masuk ke kamar mandi dan langsung mencuci tangan serta wajah mereka. Elys memilih-milih baju di kopernya untuk acara malam itu. Beberapa saat kemudian, Cathy dan Zahra keluar dari kamar mandi. Mereka mulai mengacak-acak koper mereka masing-masing. Cathy kebingungan dalam menentukan baju apa yang harus dipakainya. Dia mengambil tiga baju dan meletakkannya di atas kasur. Selama beberapa saat, dia menatap ketiga baju itu sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Eh, menurut kalian bagusan yang mana?" tanya Cathy pada kedua temannya.
Elys dan Zahra berdiri di samping Cathy dan ikut menatap ketiga baju yang dipilih Cathy.
"Gue suka dress yang itu," ucap Zahra sambil menunjuk dress di kiri. Dress itu adalah dress selutut berwarna putih dengan garis-garis hitam vertikal dan lengan sesiku. Di bagian dada, ada pita yang cukup panjang berwarna putih. Pasangannya berupa bando putih berpita.
"Iya, yang itu bagus, kok," Elys mengangguk-angguk setuju.
"Yaudah, gue pake yang itu. Gue bawa sepatu yang cocok, sih," ucap Cathy.
Mereka bertiga pun berganti baju. Zahra memakai dress simpel berwarna hitam berlengan panjang, ikat pinggang kecil berwarna cokelat terang, dan wedges beludru yang juga berwarna cokelat. Dia mengikat rambutnya dengan pita hitam. Elys memakai baju hitam bermotif bunga warna pink dan putih, cardigan putih, skinny jeans hitam, dan sepatu hitam. Dia juga memakai kalung berwarna perunggu dengan liontin berbentuk bulan sabit. Elys memakai celana karena dia tidak terlalu suka memakai rok.
Ketika mereka sedang sibuk memasukkan baju-baju mereka yang bertebaran ke dalam koper, pintu kamar mereka terbuka. Kepala seorang anak perempuan muncul yang ternyata adalah milik Hana, teman sekelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare
Teen Fiction-Cathilin Fidela Earlena Panggilan gue Cathy, kelas 2 SMA. Kehidupan remaja gue normal. Sahabat gue absurd dan sukanya petakilan. Kena karma itu hobi dia. Gue sering berantem sama cowok sekelas yang juteknya amit-amit. Cerita romance? Jangan tanya! ...