49- Epilog 1

3.8K 411 159
                                    


49— Epilog 1—Si Bar-Bar.





Sesuai rencana yang telah di atur, Hari Minggu pagi-pagi sekali Jeno udah nangkring aja di teras rumah Yeji. Nggak lupa dengan sepedanya.

Yeji keluar dengan celana training dan kaos biasa. Sedangkan Jeno hanya memakai celana training juga lengkap dengan hoodie.

"Nanti mau kemana sih?" tanya Yeji begitu menuntun sepedanya keluar dari garasi.

"Nurut aja udah."

Jeno memimpin jalan di depan dengan sepedanya. Sedangkan Yeji mengikutinya dari belakang.

"Heh! Jangan cepet-cepet anjir! Masih capek ini baru bangun tidur juga," protes Yeji. Ini Jeno naik sepedanya nggak santai.

Akhirnya keduanya berhenti di sebuah pelataran pertokoan. Jeno menyuruh Yeji untuk tunggu di sana, dia mau beli minum di Indomaret seberang.

Saat Yeji lagi nungguin Jeno, yang nggak disangka tiba-tiba ada yang menyapanya.

"Yeji?"

Yeji mendongak. Terkejut kecil, tapi berusaha kalem. "Kak Vernon?"

Vernon menampakkan senyum, kemudian mendudukkan diri di sebelah Yeji. "Lo ngapain di sini?" tanyanya.

Yeji menjawab, "Nih sepedaan."

"Oh iya waktu pensi kemarin, suara lo bagus loh. Yakin gamau bikin duo sama Hyunjin? Rekaman gitu?" tawar Vernon.

Yeji terdiam, berpikir sebentar. "Duh! Nggak usah ya, nanti Hyunjin tuh ribet sendiri. Males."

"Ribet gimana emang?"

"Tebar pesona. Elah kayak gatau aja. Dih! Orang waktu pensi kemarin tuh tiap semenit ngaca mulu. Gimana pas mau rekaman."

Istigfar Ji, ngomongin sodara sendiri.

"Paling-paling juga rekaman depannya kaca," balas Vernon diselingi tawa.

"Lagian lo kok bisa sih punya kembaran macam gitu?"

Yeji mengendikkan bahu. "Entah. Sudah bobrok sejak zigot."

Yeji dan Vernon malah jadi tertawa pas ngomongin Hyunjin. Sampai gasadar, kalau seseorang udah berdiri ngeliatin mereka dari belakang.

"Ekhem," Jeno berdehem.



Yeji dan Vernon menoleh. Vernon yang bingung dengan keberadaan Jeno di sini pun bertanya, "Ngapain lo di sini?"

"Mau jalan sama pacar."

"Jalan tinggal jalan, ngapain malah di sini?"

Jeno meletakkan dua minumannya di atas kursi panjang. "Masalahnya pacar gue lagi di depan lo."

Vernon terkejut. Alias sangat terkejut. "Lah?! Beneran jadian?" tanya Vernon kepada Yeji. Menganggap seolah-olah tak ada Jeno di sana.

Yeji mengangguk saja membenarkan.

"Gue kira settingan," lanjut Vernon.

Jeno berjalan ke arah sepeda, menuntun dua sepeda itu ke depan kursi panjang. "Ji, ayo duluan keburu siang," ajak Jeno yang sebenernya buat menjauhkan dia dari Vernon.

"Hm. Duluan ya bang," pamit Yeji kemudian naik sepeda. Bersama Jeno pergi menjauhi pelataran pertokoan itu.

Ditengah jalan, Jeno angkat bicara, "Enak nggak ngomong sama kakel?"

Yeji mengangguk antusias. Diam-diam jadi tertawa melihat tingkah Jeno. "Enak. Banget. Apalagi kakelnya cogan."

"Kenapa ketawa?" tanya Jeno.

YOUR 119 | Lee Jeno ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang