Part 9

3.7K 242 3
                                    

Ridho keluar menuju saung menemui sahabatnya, jam tangannya menunjukkan waktu melewati pukul 18.30.

Ridho melangkah menuju saung, namun saat itu pula ia merasakan aura negatif di sekeliling.

Telinganya mendengarkan suara alam yang beralun-alun, tepat berada di pedalaman hutan gelap nan mencekam.


Citra keluar dari hunian, ia melihat Ridho menuju saung. Segera ia berlari pelan untuk mengikuti Ridho.


Sejenak Ridho pun terhenti langkahnya, ia lebih jelas mendengarkan sesuatu yang berada dalam hutan sana.

Citra menghampirinya seraya menepuk bahunya, sehingga Ridho terkejut.

Citra bertanya apa yang tengah Ridho lakukan.
Ridho berbisik pelan terhadap Citra.

"Kamu dengar sesuatu?" Tanya Ridho kepada Citra yang memandangnya.

Citra menggelengkan kepalanya, tanda bahwa ia tidak tahu dengan apa yang Ridho maksud.

"Coba pelan-pelan kamu dengar dengan teliti"

Citra mencoba memfokuskan pendengarannya.


Sementara di saung, mereka memperhatikan tingkah Ridho dan Citra yang nampak kelihatan sangat aneh.


Samuel mencetuskan bahwa pasangan indigo itu mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya.


Cinta menikam pembicaraan Samuel dengan menyentaknya, seakan tidak menyetujui dengan apa yang di ucapkan oleh Samuel.

Cinta memperhatikan pembicaraan mereka yang tidak jelas.


Citra mendengar sesuatu yang Ridho maksud.

Di dalam hutan gelap tanpa cahaya. Citra menoleh ke dalam hutan. Nampak gelap, tak ada siapa pun di sana.

Tapi yang ia dengar seperti suara menggeram.



Beberapa jam kemudian, waktu menunjukkan pukul 00:30, terlihat dari jam tangan milik Ridho.

Ridho mengambil sebuah ember besar, kemudian mengambil pelita yang berada di luar hunian. Dan hendaknya ia segera ingin mengambil air menuju rawa untuk ia pakai berwudhu.

Namun di luar, ia mendengar pintu milik hunian para mahasiswi perempuan terbuka dengan sangat lambat.

Ridho menatap seraya ada rasa kecemasan di dirinya.

Dan Citra keluar dari pintu tersebut, dengan mata yang masih agak mengantuk.

Ridho menyapanya.
Sehingga Citra tersenyum lalu mengatakan bahwa ia ingin mengambil wudhu, di karenakan waktu tahajud sudah tiba.

Ridho menjawab bahwa ia pun segera mengambil air untuk wudhu di dekat hunian.

Ridho menyarankan Citra untuk berdiam diri saja menunggu di depan hunian, dan Ridho yang akan segera mengambil air di rawa.

Citra bertanya apakah Ridho yakin dengan keadaan sunyi sendirian?

"Anak lelaki gak boleh takut, Citra"

Citra tersenyum indah.


Akhirnya Ridho segera menuju rawa, sambil membawa ember besar serta pelita di sebelah tangannya.


Sambil menunggu Ridho kembali membawa air di ember, Citra memandang sekitar.

Di sebelah hunian mahasiswi perempuan terdapat satu pohon besar yang dimana daunnya sangat lebat.

Ketika Citra menoleh ke arah pohon besar nan rimbun tersebut, di sana ia melihat sesosok hitam besar berbulu tengah bergelayutan di cabang pohon.

Citra tak percaya dengan yang ia lihat di pohon tersebut. Citra menghadapkan pandangannya ke depan tepat dari kejauhan terdapat saung. Ia masih ragu untuk menoleh ke pohon besar itu.

Akan tetapi dirinya pun begitu sangat penasaran. Sehingga ia memutuskan kembali mengarahkan pandangannya menuju pohon besar tadi.

Dan di sana ternyata penglihatannya masih sama, ia masih melihat sosok hitam besar berbulu dengan mata merah. Yang kini nampak tersenyum menunjukkan gigi-gigi tajamnya berlumuran darah.

KKN Hutan Seram✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang