Part 12

3K 208 6
                                    

Ridho dan para penduduk masih mencari keberadaan Jefry dan Chika, namun sepertinya sudah memakan waktu yang cukup panjang. Dan memutuskan untuk menghentikan pencarian.

Karena keadaan juga telah menunjukkan waktu sore hari.

Akhirnya Ridho dan para penduduk menghentikan pencarian hari ini, dan akan di lanjutkan esok hari.

Aaron serta yang lainnya turut pulang bersama warga karena waktu sore telah tiba. Apalagi mereka sudah berjalan jauh masuk menuju hutan. Kemungkinan sampai hunian akan tiba waktu malam.

Sementara di hunian. Para mahasiswa perempuan beberapa dari mereka tengah memasak makanan pada sebuah tungku.

Citra dan Nikita sibuk memilih-memilah bumbu yang akan di tuang pada makanan sayur tersebut.

Cinta hanya memperhatikan bersama Rara di dekat pintu masuk dapur.

Sedangkan Brisia sendirian menunggu di luar hunian, ia berharap secepatnya dua sahabatnya itu di temukan.

Sedangkan Masayu dan Arumi masih beristirahat di kamar mereka masing-masing.

Tak berapa lama para mahasiswa laki-laki kembali bersama para penduduk dari dalam hutan.

Brisia yang melihat hal tersebut langsung memberitahukan sahabatnya yang tengah memasak.

Segera semua keluar dari hunian dan menemui mahasiswa laki-laki.

Para mahasiswa duduk di saung dengan wajah kecewa.

Citra bersama yang lain tidak melihat adanya Chika dan Jefry, ataupun jasad mereka berdua.

Sehingga Citra kemudian bertanya kepada Samuel dan Ridho, dimana Jefry dan juga Chika?

Ridho mengungkapkan, jika ia masih belum menemukan jejak mereka.
Sepertinya Jefry dan juga Chika memasuki lebih dalam area hutan, tepat di tengah hutan.

Semua dari mereka panik dan merasa kecewa dengan hasil pencarian tersebut.

Chika masih bersembunyi jauh di dalam goa yang sunyi.

Disana ia menemukan sebuah tempat persembunyian dengan cahaya obor terang serta bau kemenyan yang belum terbakar.

Dibawah tanah goa ada satu buah tikar yang terbuat dari anyaman jerami. Dan Chika duduk disana.

Chika kembali mendengar suara wanita yang tadi berbicara padanya. Suara perempuan tak berwujud itu menyuruh Chika untuk membakar kemenyan yang ada di pojok goa.

Chika bertanya hal tersebut untuk apa?

Wanita tersebut segera menjelaskan bahwa hal yang di tanyakan Chika tidak penting. Yang ia inginkan, Chika segera mengikuti sarannya jika ia mau selamat.

Segera Chika mendekati sebuah wadah pembakaran yang masih terdapat bara api menyala.

Di sebelahnya terdapat sebuah piring kayu berisi banyak Kemenyan.

Chika tidak mengetahui bagaimana caranya membakar kemenyan, sehingga Chika menghancurkan kemenyan tersebut dengan batu, lalu rempahan dari kemenyan tersebut di taruhnya di atas bara api, sehingga memunculkan bau khas kemenyan dan juga asap yang amat tebal.

"Aku sudah selesai membakar kemenyan"

Segera wanita tersebut menyuruh Chika untuk merebahkan tubuhnya pada tikar yang di bawah yang ia duduki tadi. Chika pun menurutinya.

Jefry tak lama mencium bau kemenyan, ia nampak keheranan siapa orang yang masih berada di hutan dan sempat-sempatnya bakar kemenyan, tentu di pikirannya itu bukan Chika.

KKN Hutan Seram✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang