Part 14

3K 201 11
                                    

Janji Samuel di tepatinya kemudian. Pagi ini ia berjalan meminta izin terlebih dahulu kepada para sahabatnya, dan tak lupa kepada kekasihnya Arumi yang kini nampak sunyi jarang mengucapkan suatu kata.


Samuel berjalan menuju jalan semula mereka sampai di desa.
Ia memasuki hutan, dan tetap berada di jalan setapak. Berbekal keyakinan, ia akan melakukan apapun agar ia dan sahabatnya bisa pulang.
Serta air minum yang berada dalam tas miliknya.

Setelah Samuel pergi sendirian dan sangat jauh. Semua para mahasiswa dan mahasiswi menjalankan hari-hari seperti biasanya.


Cinta masih terpukul atas kematian Jefry, di sisi lain ia pun memikirkan proyek kerjanya.

Cinta memastikan kepada Citra apa proyek kerja semuanya masih bisa di lanjutkan? Mengingat bahwa setelah beberapa dari mereka menghilang, proyek kerja tidak di laksanakan.

Cinta akhirnya memutuskan, proyek kerja akan di lakukannya sendiri jika para sahabatnya tidak ada yang mau melakukan proyek lagi.


Apalagi para penduduk sukarela membantu mereka, dan inisiatif Cinta ia bersama sahabatnya harus melanjutkan proyek kerja sebagai bentuk rasa terimakasih.

Citra menyetujui hal tersebut, tapi justru Masayu yang melarang, jika mereka tidak bisa melanjutkan proker kembali, dengan alasan ketua pimpinan KKN telah wafat.

Cinta menegur Masayu, jika ia mengerjakan proker bukan untuk tugas kampus lagi, akan tetapi hadiah penghormatan kepada penduduk yang sukarela menolong mereka.

Apalagi Jefry yang merencanakan proker KKN ini berharap dapat berjalan dengan semestinya.
Mereka mestinya harus menghormati Jefry sebagai pimpinan KKN yang sangat ulet dalam mengerjakan proker dan kepentingan sahabatnya selama masa KKN.


Semua dari mereka setuju dengan yang di ucapkan oleh Cinta, begitupun para mahasiswa laki-laki.

Tetapi dalam masa berkabung ini, mereka masih menghormati kepergian Jefry.

Setidaknya keesokan hari, setelah Samuel bersama orangtua Jefry serta bantuan mendatangi desa ini, segera proker akan di lanjutkan demi menghormati sosok Jefry.

Juga meminta beberapa bantuan pangan dari kota untuk mereka dan juga untuk para penduduk sekitar.

Para penduduk sebenarnya tidak ada rasa keinginan apapun, hanya yang mereka katakan suatu kebahagian atas kedatangan para mahasiswa dan mahasiswi sudah mau mampir melaksanakan program KKN di desa mereka, mereka merasa kehadiran para mahasiswa dan mahasiswi membawa keramaian serta kegembiraan.



Samuel melangkahkan jejak tanpa menghindari jalanan tanah setapak itu. Burung-burung saling berkicau satu sama lain dan berharap kicauan tersebut tidak akan bertanda mencelakainya.


2 km ia berjalan, telah sampai di sebuah tanah lapang. Tepat dimana ada sebuah pohon asam yang nampak menyeramkan tumbuh subur di tanah yang tandus.

Ia ingat betul jika di sana juga terdapat sebuah warung kecil dan juga sebuah saung.

Tapi kali ini penglihatannya tidak menunjukkan keberadaan warung dan saung tersebut.

Hanya yang terlihat sebuah pohon asam yang tumbuh sangat subur dan berbuah lebat, berbeda dari waktu mereka sampai disana, pohon asam itu sangat kecil, daunnya pun jarang-jarang serta tak terdapat buahnya.
Padahal jika di perhatikan tanah lapang itu sangat tandus tidak di tumbuhi rumput sama sekali.

Samuel menjauhi tempat tersebut, dan terfokus kejalan utama.
Sebuah jalan beraspal yang berakhir pada sebuah hutan belantara nan rimbun di sertai kegelapan yang menyelimuti.

Samuel berjalan dengan penuh semangat, dan yakin jika di jalan ini ia akan menemukan kendaraan yang lewat.
Ia tak segan akan memberhentikannya walau dengan cara kasar, agar ia bisa kembali ke kota dan memberitahukan pesan-pesan dari para sahabatnya.



Sore itu, menjelang pukul 16.30.
Seperti biasa para mahasiswi berbondong-bondong segera membersihkan diri mereka untuk mandi.

KKN Hutan Seram✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang