Part 5

4.3K 287 11
                                    

Masayu masih menunggu lama Nino yang tengah mengambil air di rawa.

Ia sendirian dan sangat sunyi.

Hutan ini seakan meredupkan sinar mentari, padahal masih sangat pagi.

Di balik pohon Masayu melihat Nino kembali berjalan tanpa membawa ember besar, Nino memanggil Masayu.
Masayu bertanya di mana ember besar yang dibawa Nino, Nino tersenyum.


Tiba-tiba dahan pohon di atasnya seolah-olah bergerak seperti ada seseorang yang sehabis melompat. Masayu menatap ke sekeliling pohon, lalu kembali lagi untuk memperhatikan Nino.

Alangkah terkejutnya ia, jika Nino ternyata menghilang dari penglihatannya.


Masayu nampak ketakutan, namun ia tak berani untuk beranjak pergi.



Dihunian, Aaron memanggil Gandhi kemudian. Berkali-kali. Namun Gandhi tidak muncul sama sekali.

Aaron memandangi kaki kirinya yang kejatuhan tadi. Dan dia melihat jika kakinya tersebut mengelupas serta bernanah.
Ia terkejut dan tidak percaya akan hal tersebut.

Aaron memutuskan, untuk keluar dari kamarnya untuk menemui Gandhi dengan kakinya yang sedikit pincang.


Diluar Aaron tidak melihat adanya Gandhi, sehingga ia bertanya apa ada yang melihat sahabat karibnya itu.
Mereka hari ini belum melihat Gandhi sama sekali.


Jefry pun menyadari bahwa sepertinya Gandhi sedari tadi pagi tidak pernah terlihat.

Akhirnya mereka memutuskan untuk mengecek ke sekeliling rumah dan rumah penduduk.



Masayu masih menunggu Nino yang saat ini kembali sambil membawa ember besar untuk Masayu.

Setelah ember besar sudah masuk dalam bilik wc, Masayu menyuruh Nino tetap berjaga namun agak lebih jauh dari bilik WC. Nino menyetujuinya.

Masayu memasuki bilik tersebut lalu menguncinya rapat-rapat dengan pengunci yang terbuat dari kayu yang dipaku.


Nino terdiam diri, melamun dan merasa sangat bosan. Tapi demi orang yang di sukainya itu ia rela walaupun apa yang di terimanya sangat menyakitkan.



Gandhi tetap tak di temukan, hingga Jefry meminta beberapa warga untuk membantunya mencari Gandhi dihutan.

Semua para mahasiswa laki-laki berupaya mencari Gandhi, sedangkan mahasiswi perempuan menunggu dan berdoa agar semoga Gandhi dapat di temukan dan tidak terjadi apa-apa.

Ya, proker mereka di tunda sampai Gandhi benar-benar di temukan.


Cinta merasakan ke khawatiran, kemudian ia merasakan ke janggalan bahwa Masayu tidak berada disana.

Cinta bertanya dimana Masayu, Citra menjawab bahwa Masayu bersama Nino di hutan sana.

"Ya ampun. Apa yang mereka lakukan di sana? Jelas-jelas warga tadi marah dan melarang pria dan wanita yang belum menikah di larang berduaan"

"Entah apa yang di pikirkan Masayu pula, ia memperbudak Nino." ikut Arumi.



Jefry berteriak mencari Gandhi bersama temannya yang lain, mereka dan penduduk sekitar memasuki hutan, lebih dalam lagi.


Aaron di hunian sendirian, di kamarnya ia merasakan kaki kirinya lebih sakit dari sebelumnya.
Setelah di lihatnya, kaki kirinya telah di gerogoti oleh banyaknya belatung di sertai darah bau busuk yang mengalir.
Ia teriak terkejut dan segera bangun dari kasurnya, lalu berlari menuju dapur.

Disana ia mencari-cari sebuah pisau, dan menemukannya.

Ia kemudian duduk di lantai beralas tanah, lalu mengarahkan ujung pisau di bagian kakinya yang telah di gerogoti banyak belatung.

Ia perlahan mengupas kulit kakinya yang membusuk, lalu mengambil satu persatu belatung yang bersarang dalam daging kakinya.

Bau busuk darah membuat ia hampir muntah. Di sertai rasa panik dan sangat ketakutan.

Sampai ia melihat jika belatung-belatung itu berjalan leluasa menuju arah lututnya, langsung saja ia merobek kulitnya untuk mencabut belatung yang berjalan menuju bagian lututnya.



Kembali di situasi Nino yang menunggu Masayu. Di kejauhan ia mendengar suara banyak orang memanggil nama Gandhi.
Nino melirik sumber suara tersebut. Dan tanpa pikir panjang ia pun menuju sumber suara tersebut.

Tak lama Masayu keluar dari dalam bilik WC dengan rambut yang sudah basah di karenakan ia menggunakan bilik tersebut untuk mandi.

"Nino" Panggil Masayu.

"Nino"

Hingga Masayu memutuskan untuk kembali menuju hunian.



Jefry dan yang lainnya memanggil Gandhi, namun masih belum ada jawaban.

Sementara Dion tidak seperti yang lainnya, ia tetap bersikap dingin terhadap Gandhi dan sangat enggan untuk memanggil namanya.

Sampai kemudian Nino sampai di sana, ia bertanya kepada Bastian tentang apa yang mereka teriaki.

Bastian menjawab bahwa salah satu sahabatnya hilang sedari tadi pagi.



Selang beberapa menit kemudian mereka terkejut melihat Gandhi yang terkapar di dekat pohon. Mata Gandhi terbuka lebar dan tak ada ekspresi di raut wajahnya.

Akhirnya mereka memutuskan untuk membawa Gandhi kembali ke hunian.


Jefry dan Ridho menggotong Gandhi masuk ke kamarnya, lalu membaringkannya di tempat tidur.

Ridho pun tersadar bahwa tidak ada Aaron di sebelah tempat tidur Ghandi, hingga ia keluar dan mencari di sekeliling rumah hunian. Dan menemukan Aaron bersimbah darah di dapur dengan duduk di tanah serta pisau berdarah di tangan.

Ridho beristighfar setelah Aaron tersenyum ke arahnya.

"Apa yang terjadi padamu?"

Aaron tak menjawab.

Dan Ridho mengangkatnya menuju tempat tidur miliknya.

Para siswa dan orang sekitar yang membantu terkejut melihat Aaron yang bersimbah darah. Apalagi kaki kirinya banyak tersayat mengeluarkan darah.


Citra di luar huniannya merasakan ada aura negatif di sekitar. Tapi sisi lainnya ia mengabaikan perasaannya itu, dan berharap tak akan terjadi apa-apa.

Namun malah yang di lihat ditepat di atap hunian milik siswa lelaki, ada seperti bulu-bulu hitam berhamburan di atap yang terbuat dari anyaman daun tersebut, Citra memperhatikan lebih detail, akan tetapi bulu-bulu tersebut menghilang.


Masayu tengah berada dalam bilik kamar, dia duduk di atas tempat tidur sambil bersolek. Di cerminnya ia memandang wajahnya yang sangat cantik.

Namun di belakangnya seperti ada manusia berbulu berwarna hitam membalikkan badannya. Masayu terkejut lalu menoleh kebelakang badannya, dan tidak ada apa-apa.

Langsung ia memutuskan untuk keluar dari kamar dengan make up yang agaknya berantakan.


Citra bertanya tentang ia yang berlari seperti di kejar hantu. Masayu tak menjawab, dan langsung memperbaiki make up nya.

Arumi nampak sinis.

KKN Hutan Seram✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang