Part 21

2.9K 216 10
                                    

Mereka semua kembali menuju hunian setelah berpamitan meninggalkan ladang yang di miliki oleh pria tua itu.


Seperti biasa, beberapa dari mereka menyalakan api unggun kecil berlokasi di lapangan kemarin.
Kayu-kayu tersebut dapat mereka temui di sisi lapangan, dimana pohon-pohon menjatuhkan banyak ranting kecil.


Aaron memasuki hunian, sekedar memberitahukan Ridho bahwasannya mereka telah selesai mencari makanan di hutan dan mengajak Ridho serta Bastian untuk bergabung.

"Assalamualaikum" salam Aaron kepada Ridho ketika ia memasuki bilik kamar Bastian.

Ridho dan Bastian menjawab salam yang di ucapkan Aaron.

"Kita sudah siapin api buat bakar makanannya. Ayo kita gabung kelapangan" ajaknya.

Bastian yang merasa masih pusing, memutuskan bahwa dirinya tidak bisa ikut berkumpul dahulu untuk memasak makanan.
Ridho dan Aaron memahami, dan meminta izin pergi meninggalkannya sendirian, dan akan kembali ke biliknya untuk mengantar makanan.

Bastian mengucapkan banyak terimakasih kepada para sahabatnya itu. Sungguh, dalam keadaan seperti demikian masih ada orang yang baik mau menolongnya. Justru keberadaan sahabat memang sangat menyenangkan sekali.


Sedangkan Citra, Rara, dan Masayu memutuskan untuk pergi menuju rawa untuk mencuci sayuran yang mereka temukan di hutan untuk di masak di dapur hunian.


Masayu kini sudah sangat berubah, semenjak kematian Jefry mungkin membuatnya sadar. Bahwa ia juga membutuhkan perhatian dari yang lain, ketika satu orang yang di sukainya pergi tak akan pernah kembali lagi.

Hal tersebut menjadi pelajaran baginya, bahwa memiliki teman banyak membuatnya jauh lebih bahagia.
Itulah, sahabat hal kedua yang paling  penting dari segala yang ada.


Setibanya di jeramba, Citra menatap sekelilingnya. Ia masih agak was-was, di takutkan akan muncul gangguan ghaib kembali.
Namun pikiran tersebut di tepisnya, karena berpikiran buruk dapat membuatnya semakin percaya dengan hal negatif.

"Citra, maafin semua kesalahanku ya, apabila ada yang bikin kamu sakit hati" ucap Masayu.
Membuat Rara menatap kaget terhadap Masayu.

Citra tersenyum bahagia sambil berkata, "Semua kesalahan yang kamu buat itu gak berarti bagi aku Yu, Kamu tetaplah sahabat yang selalu menemaniku dan menemani yang lain."

Masayu tersenyum indah, membuat Citra dan Rara bahagia.

Mereka mencuci sayurannya dengan bersih pada sebuah ember.

Setelah selesai, mereka berencana untuk segera memasaknya di hunian.

"Sepertinya pasokan beras masih ada beberapa liter lagi. Sepertinya cukup untuk kita ber... 10" ucap Citra nampak sedih. Pasalnya mereka sudah kehilangan 6 orang sahabat KKN nya.

Masayu memeluk tubuh Citra dengan sebelah tangannya, dan membantunya untuk tetap berjalan ke arah depan.

Masayu berharap dengan perubahannya ini, membuat para sahabatnya akan semakin nyaman terhadapnya.


Bastian terbaring memejamkan kedua  bola matanya, ia sebenarnya masih terjaga. Tapi karena saat ini kondisinya sedang tidak enak badan, ia lebih baik mencoba untuk terbawa dalam tidurnya.

Tiba-tiba pelita yang ada di meja sebelah tempat tidurnya terjatuh di lantai beralaskan karpet anyaman.

Bastian belum tersadar mendengar suara yang terjatuh itu.

Api semakin membesar, apalagi minyak tanah tersebar begitu saja, sehingga api mengikutinya kemana pun minyak tersebut pergi.

Bastian kini merasakan udara panas yang begitu menyiksa, ia pikir itu perasaan kulitnya yang semakin panas akibat demam tinggi.

Akan tetapi setelah ia membuka mata dalam keadaan masih terbaring, ia mendapati seluruh bilik kamarnya terbakar.

Bastian ingin segera kabur, akan tetapi tubuhnya tidak dapat di gerakan untuk turun dari tempat tidur.
Ia panik, apalagi bibirnya pun tidak dapat di gerakan dan suaranya pun hilang.
Membuat ia menangis ketakutan.

Api dengan cepat membakar kaki tempat tidur Bastian.
Bastian terus berusaha meronta-ronta, sampai tubuhnya mampu untuk di gerakkan.

KKN Hutan Seram✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang