Part 18

2.7K 198 10
                                    

Chika telah menikmati kemewahan yang ada di kota Saronjani itu. Ia keluar dari mall besar menggunakan lift bawah lantai untuk menuju ruang bagasi khusus parkir kendaraan.

Bersama sang supir yang membantu membawa begitu banyak tas serta paperbag mewah yang berisi pakaian yang telah di beli oleh Chika.

Chika pun tak ketinggalan mengenakan pakaian glamour yang di belinya barusan, serta tak lupa ia melakukan jasa make up ulang yang tersedia di dalam mall, membuat ia jauh lebih cantik dan anggun dari sebelumnya.

Sang supir terkadang sangat begitu canggung melihat gadis muda yang menjadi penumpangnya itu, ketika berhasil merubah fashionnya yang sangat berbeda dari sebelumnya.


Keadaan di sana sudah sangat larut malam, dan selama itu pula Chika menikmati waktu bebasnya untuk berbelanja.

Tak di sangka pula, ketika membeli pakaian di sana Chika mendapatkan hadiah uang tunai yang begitu fantastis, di berikan untuknya sebagai pelanggan baru.


Walau terlihat sudah larut malam, namun keadaan kota di sana masih terlihat sangat ramai sekali.

Tujuan Chika berikutnya, menuju pelabuhan untuk menyewa Kapal Fery.

Ia tak sabar untuk segera pulang ke Bandung. Dan memberitahukan kepada keluarganya, bahwa kota Saronjani begitu mengasyik-kan.



Keesokan harinya, Ridho dan Citra berencana segera bergegas dari hunian untuk menuju rumah kepala desa bersama. Namun saat itu keadaan desa begitu sepi, tidak terdapat penduduk yang berlalu-lalang.


Setelah sampai di depan rumah milik kepala desa. Ridho berucap salam dengan baik.
Namun pintu rumah milik kepala desa belum terbuka.

Beberapa menit setelahnya Ridho selalu berucap salam. Tapi nihil, tanpa jawaban sama sekali.
Hingga Ridho memutuskan untuk mengecek keadaan di dalam rumah tersebut.

Dan benar saja, pintu di dorong Ridho begitu saja tanpa terkunci, di sana sebuah ruangan yang besar tak terdapat penghuni.

"Permisi" tanpa jawaban kembali.

Ridho dan Citra saling bertanya kemana kepala desa pergi tanpa mengunci pintu rumahnya.


Hingga akhirnya mereka memutuskan kembali menuju hunian.
Di sepanjang jalan mereka menuju hunian pun tidak melihat para penduduk berlalu-lalang.
Biasanya jika pagi, sang penduduk berpergian dari satu tempat ke tempat lain.

Citra kembali masuk ke huniannya dan melihat sahabatnya sedang duduk beralas tikar di ruang dalam hunian.

Citra mengatakan jika sang kepala desa beserta istrinya tidak berada di rumah.

Nikita pun mengatakan hari ini ia juga tidak melihat para penduduk yang biasanya mengantri mengambil air di jeramba rawa.

Masayu merasa risih, ia berharap pembicaraan mereka tidak merujuk kepadanya.

"Mungkin kepala desa mengajak penduduknya untuk pergi ke pasar tadi subuh, demi mendapatkan hasil belanjaan yang tidak di rebut banyak orang" ucap Cinta mengada-ada.

"Yakin mereka ganjil?"-Nikita


Citra akhirnya mengatakan, jika ada aura jahat yang menipu mereka.

Ia membeberkan terdapat dua aura negatif yang ada di desa ini. Salah satu aura tersebut di bawa mereka para mahasiswa-mahasiswi dan satu aura yang paling kuat sudah ada di desa ini.

Semua terkaget dengan yang di ucapkan Citra.

Kemudian Rara membuka suaranya.
"Lalu apa Arumi bagian dari aura negatif yang kita bawa?"

Citra menyadari pembicaraan Rara, ia berpikir dan merasakan jika aura negatif yang ia lihat di tubuh Arumi itu bukan aura negatif biasa.

"Arumi berada dalam pengaruh aura negatif di desa ini." jelas Citra.

KKN Hutan Seram✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang