Part 11

3.1K 212 0
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul 03:30, Citra dan Nikita mengangkat Arumi dari saung menuju hunian.
Di ikuti oleh gadis yang lain.


Sementara para lelaki masih berada di saung.
Ridho menyarankan mereka semua mesti beristirahat di karenakan waktu sudah sangat larut. Dan merencanakan besok pagi mereka akan mencari sahabatnya yang lain.

Para siswa lelaki pun memasuki hunian, di ikuti Ridho berada di posisi paling belakang.


Aaron memasuki bilik kamarnya, melihat Gandhi yang telah terlelap.
Segera Aaron merebahkan badannya di tempat tidur.


Melihat jam tangan di lengannya hampir menunjukkan waktu shalat subuh. Ridho pun memilih malam ini untuk tidak tidur sampai besok malam.

Ridho memilih kembali menuju saung sambil menunggu waktu subuh tiba.



Menjelang pagi, para mahasiswa lelaki tengah berdiskusi dalam pembagian tim. Mereka berdiskusi di depan hunian, dan ide tersebut muncul dari Samuel.
Samuel kemudian membagi beberapa kelompok pencarian, juga meminta beberapa warga untuk bantu mencari.
Kemungkinan besar pencarian akan lebih mudah, dikarenakan beberapa warga mengetahui jalan menuju pedalaman hutan.


Sedangkan mahasiswa perempuan masing-masing hanya memperhatikan dari luar hunian.

Nikita dan Brisia nampak dari raut wajahnya begitu prihatin atas kehilangan Jefry dan Chika.


Citra memasuki ruangan miliknya, kemudian ia mengambil sebuah Al-Qur'an di lemari kayu. Ia melihat Arumi terbaring di atas tempat tidurnya.
Lalu ia mendekati Arumi dan duduk di bagian sisi tempat tidur memandang wajah Arumi yang nampak pucat.

Segera ia membuka kitab suci tersebut, dan kemudian melantunkan basmalah lalu membaca ayat dalam Al-Qur'an.

Lantunan ayat suci membuat Arumi membuka kedua matanya, seakan terbelalak mendengar lantunan ayat suci yang di baca oleh Citra, membuatnya menatap langit-langit rumah tanpa putus.


Sementara Masayu terbangun dari tidurnya setelah Citra melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Ia turun dari tempat tidurnya dan hendak keluar menuju pintu rumah.

Ia melihat Citra yang tengah duduk di tempat tidur, di temani seorang wanita berdiri menatapnya.

Masayu tak memperdulikan siapa wanita yang tengah berdiri memandang Citra tersebut.
Ia terus fokus melangkahkan kedua kakinya menuju luar hunian.


Samuel kembali membentuk kelompok yang segera siap untuk masuk kehutan mencari Jefry dan Chika, meskipun nanti yang di temukannya merupakan mayat mereka.

Masayu telah berada di luar, ia melihat banyak mahasiswa laki-laki beserta para penduduk tengah bergerombol.
Ia terkejut bukan kepalang ketika melihat Gandhi, dan Bastian.

Masayu pun menjerit dan menangis sejadinya, sehingga semua yang berada di luar tertuju kepada Masayu.


Mendengar suara jeritan Masayu di luar, membuat Citra menyudahi bacaan Al-Qur'an, di akhiri dengan bacaan penutup.
Citra memandang Arumi sekilas, jika Arumi masih terlelap.


Nikita dan Cinta mendekati serta menyadarkan Masayu.

Masayu dengan wajah ketakutan serta menangis, menatap Cinta. Kemudian dari raut wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan. Membuat orang-orang sekitar kebingungan.


Citra keluar dan heran dengan sikap Masayu yang menangis sangat tersedu itu. Ia bertanya kepada Cinta perihal yang di alami Masayu. Cinta tidak mengerti hal yang terjadi.

Sampai Citra mengajak Masayu untuk kembali istirahat.

Kemungkinan Masayu sangat kelelahan dan mengalami trauma berat, sehingga kemungkinan berhalusinasi, pikir Cinta.


Sedangkan mahasiswa lelaki bersama warga setempat sudah berpencar jauh untuk menemukan jasad Jefry dan Chika.



Sementara di pedalaman hutan. Jefry dan Chika terbangun dari tidurnya. Mereka sadar jika Masayu sudah tidak ada di hadapan. Membuat mereka panik.

Suara burung bersiul saling bersahutan. Jefry dan Chika memutuskan untuk menelusuri hutan menuju pemukiman.

Jefry mengatakan jika Masayu benar-benar berhasil kabur meninggalkan mereka berdua.


Apalagi semenjak Gandhi berubah, mereka sangat terancam. Bahkan Bastian pikir mereka masih belum di temukan.

KKN Hutan Seram✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang