Part 10

3.8K 256 6
                                    

Aaron menanti mereka di depan hunian. Tak ada siapa pun di sekitarnya.

Keadaan sunyi nan gelap tersebut membuatnya bergidik ngeri. Berharap tak akan terjadi apa-apa di sekitarnya.

Tak lama dari kejauhan, tepatnya di dalam hutan, Aaron mendengar suara alunan siulan yang terdengar sangat merdu.

Aaron menebak jika suara siulan itu salah satu siulan yang di lakukan oleh salah satu sahabatnya.

Aaron memandang hutan dengan teliti, ia mencoba menemukan seseorang yang bersiul merdu di malam gelap seperti ini.


"Aaron"


Suara itu, suara seorang perempuan memanggilnya.

Tentu membuat Aaron merasa penasaran, akan tetapi sisi lainnya merasa ketakutan.


"Aaron, Aku menemukan Arumi di sini. Tolong aku"


Aaron terkejut, dan ia berpikir jika itu salah seorang sahabatnya seperti sendirian menemukan Arumi yang mungkin mengalami tidak sadarkan diri, sehingga mengharapkan dirinya untuk membantu.

Tapi Aaron masih belum menemukan sosok yang memanggilnya.


"Aaron cepatlah, di sini gelap. Tolong Aku membawa Arumi"


Tanpa pikir lagi, Aaron segera menemui sumber suara yang ia dengar, sambil membawa pelita yang berada di luar hunian.

Dengan langkah yang tidak seimbang, Aaron tetap mempercepat jalannya walaupun terasa begitu nyeri di kaki pada bagian kirinya.


"Aaron. Cepatlah. Arumi kekurangan darah"


"AKU SEGERA SAMPAI" Teriak Aaron tak memperdulikkan keadaan sekitar yang bisa saja membangunkan para penduduk desa.



Ridho dan yang lain belum menemukan Arumi. Ridho pun bertanya, sejak kapan Arumi menghilang?

Citra menjelaskan bahwa selagi ingin melaksanakan sholat, ia melihat jika Arumi tengah terlelap. Akan tetapi setelah sholat berakhir, Arumi menghilang dari tempat tidurnya.
Citra sudah mencari-cari di bawah tempat tidurnya, di dapur dan bilik kamar sahabatnya. Namun tetap saja Arumi mendadak hilang secara misterius.
Apalagi pintu hunian terkunci dari dalam.


Tak lama mereka mendengar suara Samuel memanggil Arumi dengan keras. Sontak membuat mereka langsung mengikuti arah suara Samuel berada, tentu semakin masuk di pedalaman hutan.



Jefry serta sebagian mahasiswa-mahasiswi turun menuju dasar jurang untuk menemukan Bastian.

Ia memanggil Bastian, tetapi tanpa jawaban apapun. Membuat Jefry sebagai pemimpin dari KKN merasa cemas.

Masayu merengek meminta pulang kembali ke hunian, dan menyarankan besok saja untuk menemukan Bastian.


Jefry dengan kesal mengatakan, jika Masayu tidak ada rasa solidaritas.
Dia meminta Masayu lebih baik pulang sendirian menuju hunian.

Jefry lebih memilih mencari sahabatnya yang hilang, daripada harus menuruti keinginan Masayu.



Aaron telah sampai di hutan, suara perempuan itu masih memanggilnya.
Aaron terus berlari walaupun langkahnya tak seimbang. Suara tersebut sudah sangat dekat.

Sampai dimana Aaron melihat Citra dan Arumi yang terlentang di tanah.

Aaron bertanya tentang Arumi kepada Citra. Citra dengan sikap lembut menjawab jika Arumi kehabisan darah, dan akhirnya mengalami tidak sadarkan diri.

Citra kemudian meminta Aaron untuk membagi darahnya kepada Arumi.
Tanpa berpikir lagi, Aaron menyetujui permintaan Citra.

Citra kemudian mematahkan salah satu kuku panjang miliknya, yang ia berikan kepada Aaron.
Kuku tersebut sangat runcing nan tajam, dengan panjang 5cm.

Tanpa berpikir logis untuk bertanya perihal kuku panjang milik Citra. Aaron langsung mengambil patahan kuku milik Citra yang kini berada di genggamannya.

Citra dengan wajah cemas meminta Aaron membelah telapak tangannya menggunakan kuku tajam yang di berikannya itu.


Akhirnya setelah Aaron menaruh pelita yang di pegangnya ke bawah tanah, ia langsung membelah telapak tangan kirinya menggunakan kuku tajam milik Citra.
Membelah tanpa rasa sakit atau wajah yang nampak kesakitan, tidak Aaron tidak merasakan hal demikian.

KKN Hutan Seram✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang